31 Januari 2012

Pusat Belanja Di Bandung ‘Over Supply’

Pasar Baru (Bisnis Jabar)
BANDUNG : Pusat perbelanjaan di Kota Bandung dinilai terlalu banyak (over supply) yang terindikasi dari sejumlah mal di yang mengalihkan bisnisnya menjadi perkantoran dan hotel. Berdasarkan informasi yang dihimpun bisnis-jabar.com, ada sejumlah mal di Kota Bandung yang mengalihkan arah bisnis dari pusat perbelanjaan menjadi pusat perkantoran, seperti yang dilakukan Be Mall. 
Selain itu, ada juga salah satu mal yang terletak di Jalan Braga, Kota Bandung, akan beralih dari pusat perbelanjaan menjadi hotel bintang dua yang akan dioperasikan jaringan hotel ternama di Tanah Air. Berdasarkan data Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung saat ini jumlah mal di Kota Kembang telah mencapai 30 unit. Jumlah tersebut dianggap terlalu banyak untuk ukuran kota dengan luas yang tidak terlalu besar, yakni 16.730 hektare dan jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa. 
Chairiah, Sekretaris Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Barat, menuturkan persaingan mal makin ketat karena sempitnya lahan yang tersedia di daerah tersebut. Selain bersaing dengan sesama mal, ujarnya, pesaing pusat perbelanjaan juga datang dari perusahaan ritel yang semakin menjamur, terutama kategori supermarket dan hipermarket. Dia menuturkan berbagai kebutuhan sehari-hari juga ditawarkan ritel modern sehingga membuat persaingan semakin sengit dalam menggaet konsumen. Namun, dia menampik jika bisnis mal di Kota Bandung telah jenuh. “Kuenya memang sedikit, tapi bukan berarti bisnisnya telah jenuh,” ujarnya hari ini. 
Menurut dia, walaupun Bandung menjadi salah satu tujuan wisata, dengan keberadaan kafe, restoran, distribution outlet (distro), dan factory outlet (FO). Dalam menggaet pelanggan, ujar dia, pengelola FO juga tidak berdiam diri dengan nuansa persaingan yang semakin ketat, sehingga jumlah FO sebagai gerai fesyen dilengkapi pusat jajanan dan makanan semakin banyak. “Konsep FO juga sudah semakin seperti plaza dengan berbagai kelengkapan kebutuhan para calon konsumennya,” tuturnya. Dia menambahkan persaingan yang ketat tersebut membuat manajemen mal harus mengembangkan segala strategi agar mereka bisa tetap eksis berbisnis. (Bisnis Jabar)

0 komentar:

Posting Komentar