Sedapnya Mie Ayam Sehat Warna-Warni WASEGI

Pengen merasakan kelezatan Mie Ayam ini ? Anda dapat merasakannya di Foodcourt Yogya Toserba Sukabumi Lantai 3

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

26 Desember 2011

Liburan Akhir Tahun, Wisatawan Meningkat 100%

LEMBURSITU – Libur panjang kali ini benar-benar dimanfaatkan masyarakat untuk mengisi waktu bersama keluarga, dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata. Salah satu tempat wisata favorit di Kota Sukabumi yang paling ramai dikunjungi wisatawan adalah Objek Wisata Air Panas Cikundul Kecamatan Lembur Situ. Objek wisata lain yang ramai pengunjung adalah Waterboom Rizzy Azzahra, Jalan Karawang.
Jumlah wisatawan yang datang ke wahana wisata Air Panas Cikundul jauh meningkat dibanding biasanya. Jika pada hari biasa hanya dikunjungi sekitar dua puluh hingga 40 wisatawan per hari, namun pada libur panjang kali ini, jumlah wisatawan yang datang mencapai lebih dari dua ratus orang per harinya. "Jumlah pengunjung pada liburan kali ini naik hampir 100 persen bila dibandingkan dengan hari-hari biasa," ujar Beni selaku Pengelola Wahana Air Panas Cikundul kepada Radar Sukabumi kemarin.
Fasilitas Wisata air panas Cikundul memiliki tiga jenis kolam renang, yaitu kolam renang air panas, ruangan air panas dan kolam renang tawar. Wahana-wahana yang disediakan memang terbilang lain daripada yang lain. Meskipun belum dilengkapi dengan fasilitas water boom seperti wahana kolam renang lainnya, tapi hal tersebut tidak menyurutkan jumlah pengunjung yang datang di saat libur sekolah tiba.
Wisatawan yang datang tidak hanya berasal dari Sukabumi saja, wisatawan dari luar Sukabumi seperti Kota Bandung dan Jakarta pun turut memenuhi wisata kolam renang air panas ini. Selain fasilitas kolam renang, para wisatan pun dimanjakan dengan disediakannya taman kecil untuk bermain bersama keluarga. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pengamanan pun turut ditingkatkan dengan hadirnya beberapa anggota kepolisian dari polsek setempat.
Objek wisata lain yang ramai pengunjung pada awal liburan sekolah ini adalah waterboom Rizzy Azzahra jalan Karawang.  Obyek wisata air Rizzy Azzahra mengalami peningkatan pengunjung mencapai 100 persen hingga pengunjung tiap harinya mencapai 500 sampai 1.000 orang. "Peningkatannya memang cukup signifikan karena libur akhir tahun bersamaan dengan libur sekolah. Pengunjung kami mayoritas anak-anak," ujar Direksi Rizzy Azzahra, Yuni Resna.(cr5/fkr)

16 Desember 2011

Jual Bakso, Bisnis Potensial di Sukabumi

SUKABUMI - Bisnis kuliner tampaknya menjadi salah satu pilihan untuk menanamkan investasi. Pasalnya, selain terbilang tahan krisis, bisnis kuliner juga tidak mengenal musiman. Seperti yang dikatakan Asep Nursian. Owner bisnis Mie Bakso Tasik ini mulai membuka usahanya di Sukabumi sejak 9 Desember 2011. Meski baru seminggu melebarkan bisnis usahanya di Sukabumi tepatnya di Jl. Gudang Samping LP3I Sukabumi, ia dan keluarga telah membuka lima cabang usaha yang memiliki brand “Mie Bakso Tasik” di Bandung dan Tasikmalaya. 
Kepada Radar Sukabumi, Asep berkisah, saat itu dirinya memang harus merogoh kocek cukup dalam untuk merintis usahanya ini. Namun, kerja kerasnya berbuah manis dan akhirnya dia bisa meraup omzet lumayan. Sebagai contoh meski baru membuka cabang usahanya di Kota Sukabumi ini, sedikitnya 100 porsi telah terjual. 
Sebelum mendirikan usaha ini, Asep berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus swasta yang kini berdampingan dengan tempat usahanya. Sekaligus sebagai karyawan di KPP Pratama Sukabumi. Semua pekerjaannya tersebut ia lakoni dengan tekun dan penuh tanggung jawab. Meski jadwalnya padat setiap harinya, pria yang sudah berangkat ke tanah suci Makkah ini tetap mengutamakan tugas pokoknya sebagai seorang karyawan di KPP Pratama Sukabumi dan dosen. “Meski saat ini saya membuka usaha Mie Bakso Tasik, profesi saya tetap diprioritaskan. Saya hanya memantau saja, karena disini saya sudah memiliki tenaga profesional yang sengaja didatangkan dari Tasik untuk turut serta mengembangkan bisnis kuliner ini,”tegasnya yang juga mengaku potensi bisnis kuliner di Sukabumi cukup potensial apalagi jika tol Bosuci dibuka. 
Benar saja, bisnis kuliner yang baru saja ia buka kini terus menggeliat. Setiap hari tempat ini dipenuhi konsumen yang mayoritas dari kalangan mahasiswa. Lantaran tempat usahanya tersebut berada tepat dipinggir kampus tempat dimana ia mengajar. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Hanya Rp 10 ribu untuk Mie Baso Tasik, Rp 15 ribu untuk Mie Bakso Spesial. Jika konsumen ingin menambahkan babat, tahu, pangsit ataupun ceker, tinggal menambahkan uang sebesar Rp2 ribu/buah. 
Strategi jitu ia keluarkan untuk menggaet konsumen lebih banyak lagi. Yaitu dengan menyebar kupon beli satu porsi gratis satu porsi ke sejumlah instansi dan perbankan. “Produk kami terjamin keaslian, kehalalan dan tanpa bahan pengawet. Disini tidak menggunakan borak, mie dan baksonya pun kami buat sendiri, dengan menggunakan daging sapi pilihan tanpa campuran untuk baksonya dan kaldu ayam untuk kuahnya. Penyajiannya juga berbeda. Dalam satu mangkuk mie, kami tambahkan daging ayam cincang, dan yang paling kentara adalah saus yang digunakan adalah saus bawang kami datangkan langsung dari Tasik, karena hanya ada di Tasik harganya pun lumayan mahal,”tuturnya yang juga menambahkan ditempat usahanya juga menyediakan menu mie bakso kuah dan yamien manis /asin. 
Sementara itu, sejumlah konsumen seperti Puji Fauziyah dan Rifal mengaku puas dengan produk yang ditawarkan. “Mie bakso disini rasanya jauh berbeda dengan tempat lain. Lebih enak, lezat dan harganya terjangkau. Proses pembuatannya cukup higienis bahkan kita bisa menyaksikannya langsung disini. Pelayanannya pun ramah,”pungkas ke-dua anak muda ini, kemarin. (sri) 

Profil UKM Bumbu Masak yang Tembus Luar Jabar

Setelah sukses dalam mengelola penjualan produk dari salah satu bumbu dapur. Kini Husin Isna mengembangkan usahanya jual beli hasil bumi dan aneka macam kerupuk. Dengan harapan lebih dikenal warga Sukabumi. Kini produk olahan hasil bumi khususnya bumbu dapur yang bisa digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari, telah dipasarkan keluar Provinsi Jabar. 
Sekitar tahun 1980, Husin Isna (53), pria asli Medan ini mulai merintis usahanya. Bermodalkan uang ratusan ribu, dirinya memberanikan diri untuk menggeluti usaha pembuatan bumbu dapur seperti merica dan ketumbar. Bersama istrinya, Husin mengelola usahanya dari nol. Mengandalkan mesin manual dan kemasan plastik biasa dengan pelekat dibakar menggunaka nyala lilin atau lampu minyak tanah, tak menjadikannya putus harapan. Seiringnya waktu, kini usaha yang dirintisnya tersebut mulai berkembang dan sudah terkenal di pasaran. Ia pun akhirnya membuka pabrik di Jl. Pabuaran Sukabumi. Omsetnya pun terus berkembang,minimal dalam sebulan ia mampu meraup omset Rp20 juta. Bahan baku yang berasal dari biji merica atau lada didatangkan dari Bangka. Sedangkan biji ketumbar asli dari India yang diimpor ke Jakarta. 
Saat ini , proses penggilingan biji merica dan ketumbar mengunakan mesin modern. Produknya itu ia beri nama Lada Daisy’s Merica Bubuk dan Ketumbarku. Dengan bubuk asli dari ketumbar yang terjamin kwalitasnya tersebut,kemudian dikemas khusus perset. “Dulu pada saat awal merintis usaha ini banyak rintangan yang saya hadapi. Terutama pada saat memimjam uang untuk modal usaha. Namun orang tidak percaya saya, karna mungkin saya bukan asli pribumi. Tapi sekarang setelah usaha saya sudah terkenal dan mulai melebarkan sayap, banyak orang yang datang untuk menawarkan pinjaman modal. Saya merintis usaha ini, benar-benar dari nol,”kata Husin Isna. 
Husin kini sudah memiliki 15 orang tenaga kerja, yang setiap bulannya mampu menghabiskan sekitar 1 ton biji ketumbar dan biji merica. Harga yang ditawarkan Rp500/set, sedangkan untuk 1 pak berisi 78 sachet dihargai Rp27.500 untuk lada. 1 pak berisi 72 sachet Rp24 ribu untuk merica. Distribusi sudah keluar kota mapun keluar propinsi, seperti Palembang, Medan, Bengkulu, Semarang, Jakarta. Selain memproduksi merica dan ketumbar, perusahaannya tersebut juga menjual dan membeli hasil bumi dan aneka macam kerupuk. 
Walapun saat ini yang menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan usahanya adalah modal, tetapi ia terus berusaha untuk bisa mengelola usahanya yang sudah memberikannya rumah dan bisa menyekolahkan ketiga anaknya.”Mudah-mudahan pemerintah khususnya Diskoperindag, bisa lebih memperhatikan UKM seperti saya ini dan ada sedikit kucuran dana,”pintanya.(*) 

Laporan: Esa Septi Juanda Ulfach – Radar Sukabumi 

Jelang Akhir Tahun 2011, Penerimaan Pajak Meningkat

SUKABUMI - Tahun 2011 merupakan keberhasilan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi, atas meningkatnya pertumbuhan penerimaan pajak dibanding tahun sebelumnya,2010. Berdasarkan data yang dihimpun Radar Sukabumi dari KPP Pratama Sukabumi menyebutkan, sampai Minggu ke II Desember 2011, penerimaan pajak telah tercapai 81,53 % dari target Rp.588.866.233.561,00. Dengan demikian bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini terjadi pertumbuhan hingga 15,54% (Nopember 2011,red). 
“Keberhasilan tersebut tak lepas dari kinerja seluruh karyawan, dengan dukungan penuh dari pemerintah setempat serta kesadaran seluruh masyarakat. Selain itu juga bimbingan dari Kanwil DJP Jabar I,” kata Kepala KPP Pratama Sukabumi, Syaiful Anwar kepada Radar Sukabumi, kemarin. Secara umum,lanjut Syaiful yang juga mantan Paskibra Tingkat Nasional 1974, bahwa target pertumbuhan pajak meningkat cukup signifikan. Hingga Minggu ke II Bulan Desember 2011 untuk penerimaan sektor Pajak Bumi dan Bangunan secara keseluruhan telah tercapai 74,04% . Dari beberapa sektor PBB hanya sektor perhutanan yang telah melampaui target penerimaan yaitu 122,02 % sedangkan untuk sektor pedesaan dan perkotaan untuk Kota Sukabumi telah tercapai sebesar 91,59 % dan 95,21% untuk Kabupaten Sukabumi. Sedangkan untuk sektor P3 khususnya PBB sektor perkebunan, baru tercapai 28,75 %. dari target yang dialokasikan. 
“Pencapaian pajak berkorelasi tinggi atas pembangunan di Kota maupun Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan PP 16/2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sebesar 90% dari hasil penerimaan PBB akan menjadi pendapatan daerah “ujar pria ramah ini yang didampingi Kasi Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Sukabumi Harmini. Berdasarkan hasil evaluasi penyampaian SPT Tahunan PPh baik wajib pajak (WP) badan dan WP orang pribadi pada 2011, baru mencapai 34 %. “Sedangkan rasio kepatuhan yang ditetapkan oleh DJP adalah 67,5 %. Dan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa untuk WP bendahara rata-rata baru mencapai 39 %,”urainya. Pihaknya pun tak bosan-bosan menghimbau para WP Bendahara, segera menyetorkan pajak-pajak yang telah dipungut/dipotong Sebelum berakhirnya tahun anggaran 2011. 
“Sebagaimana pengumuman yang telah kami sampaikan melalui media cetak (Radar Sukabumi Edisi 2 dan 5 Desember 2011,red). Untuk mengamankan penerimaan negara tahun 2011 ini, maka kami harap para WP Bendahara selain melakukan penyetoran pajak-pajak. Juga melakukan pelaporan SPT Masa setiap bulan, sebagai bagian dari kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan,”tegasnya. 
Tak hanya itu, ia juga menghimbau WP Pengusaha baik orang pribadi maupun badan usaha, agar segera menyetorkan pajak (PPh 21,23,24,25). “Khusus untuk jenis Pajak PPN yang jatuh tempo pembayarannya pada akhir Desember, agar menyetorkan paling lambat tanggal 29 Desember 2011. Sedangkan khusus untuk WP Perkebunan (PBB Perkebunan) yang telah memasuki masa tempo pembayaran yaitu tgl 15 Desember 2011. Segera melakukan pembayaran untuk menghindari pengenaan sanksi administrasi yang lebih tinggi,”pungkasnya.(sri) 

Sumber Radar Sukabumi 

Pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi Dpercepat, Target Selesai 2017

Jakarta - PT Bakrie Toll Road (BTR) bertekad mempercepat pembangunan konstruksi tol Ciawi-Sukabumi sepanjang 54 kilometer (km) sebagai jalan keluar macetnya ruas jalan nasional Ciawi-Sukabumi, sekaligus menunjang pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. "Setiap tiga menit, truk-truk produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) melintas di ruas Ciawi-Sukabumi. Beban jalan sudah luar biasa, kemacetan sudah sepanjang waktu," kata Presiden Direktur PT Bakrieland Develompment, Tbk, Hiramsyah S Thaib usai Pencanangan Proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi I, di Kabupaten Bogor, Jumat. 
Pencanangan itu sendiri, selain dihadiri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, juga dihadiri oleh Bupati Bogor Rachmat Yasin, Walikota Bogor Diani Budiarto, Bupati Sukabumi Sukma Wijaya dan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar. Lokasi pencanangan itu berlokasi di Kampung Cukanggaleuh, Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Tol Ciawi - Sukabumi, yang memiliki masa konsesi 45 tahun, direncanakan dioperasikan oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) yang sahamnya dimiliki PT Bakrie Toll Road (60 persen), BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana (25 persen) dan PT Bukaka Teknik Utama (15 persen). 
 Hiramsyah yang juga Komisaris Utama PT Trans Jabar Tol melanjutkan, pihaknya akan menggunakan metode yang lebih maju yakni konstruksi awal (land clearing) akan dilakukan secara paralel dengan pembebasan lahannya. "Jadi, prosesnya simultan, lahan yang terbebas hampir 30 persen di seksi I ini langsung dilakukan 'land clearing'. Metode ini diharapkan tuntas pada kuartal III dan IV tahun depan dan langsung setelah itu, proses konstruksi dimulai," katanya. 
Tidak hanya itu, pihaknya terbuka menawarkan konsep pembebasan lahan secara massal kepada pemilik lahan dengan konsep "land lord consolidation" yakni pemilik lahan secara berkelompok akan ditawarkan lokasi baru dengan konsep kawasan berintegrasi. "Ketimbang setelah jual lahan, tak tahu harus pindah ke mana. Lebih baik diintegrasikan. Mereka juga bisa buat badan hukum seperti koperasi. Ini juga sesuai dengan tata ruang. Tentu yang kelola ini adalah Bakrieland, bukan BTR," katanya. 
Chief Commercial Officer PT TJT, Aswan Sunoto menyebutkan, untuk kepentingan pembebasan lahan pada seksi I Ciawi-Cigombong (14,6 km) diperlukan anggaran Rp700 miliar, termasuk biaya kelebihan tanah yang ditanggung oleh pemerintah (landcapping) dengan total kebutuhan lahan 134 hektare. Saat ini BTR telah mencairkan anggaran lebih dari Rp100 miliar untuk pengadaan hampir 30 persen lahan seksi I. "Seksi I ini diharapkan selesai pada akhir 2013 dan hingga seksi IV, ditargetkan pada 2016-2017," katanya sambil menambahkan bahwa lalu lintas harian rata-rata sesuai studi kelayakan tol ini adalah sebesar 16-17 ribu kendaraan. 
Secara total, Tol Ciawi-Sukabumi memiliki panjang 54 kilometer. Seksi I dari Ciawi-Lido (14,6 km), Cigombong-Cibadak (12,65 km), Cibadak-Sukabumi Barat (13,9 km), dan Sukabumi Barat-Sukabumi Timur (13,2 km). "Total investasi untuk seluruh ruas Ciawi-Sukabumi diperkirakan mencapai Rp7,8 triliun," katanya.

15 Desember 2011

Lowongan Kerja Sukabumi #PT PAN BROTHERS, Tbk



Lowongan di PT PAN BROTHERS, TBK

Kami adalah Group Perusahaan garment yang 100% berorientasi ekspor. Dalam rangka ekspansi, membutuhkan tenaga-tenaga untuk penempatan di Sukabumi untuk posisi sebagai berikut:

A. QA/QC Manager / Chief / Staff
     Kualifikasi:

  • Lulusan minimal D3 Tekstil
  • Pengalaman minimal 3 tahun
  • Paham prosedur ISO 9001, 2008 & HSE
  • Dapat mengoperasikan komputer Ms Word, Excel
  • Paham dan mengetahui tentang Quality Control
  • Mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik
  • Bersedia ditempatkan di lokasi pabrik Sukabumi.


B. Mekanik Mesin Jahit Garment
     Kualifikasi: 

  • Pendidikan SMK jurusan Teknik Mesin 
  • Pengalaman minimal 2 tahun sebagai Mekanik Mesin Jahit di Garment 
  • Bersedia ditempatkan di lokasi pabrik Sukabumi 


Lamaran Kerja, CV, dan Pas Foto terakhir ditujukan ke: 

HUMAN RESOURCES MANAGEMENT 
Jl. Raya Sukabumi Kp. Pasir Kondang Desa Tenjo Ayu, Rt. 01/02 
Kec. Cicurug, Kab. Sukabumi 43359


Sumber :

13 Desember 2011

Lowongan Kerja Sukabumi #Closing 16 Desember 2011

Closing Date: 16 December 2011 

PT Kidang Gesit Perkasa 
Sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang Agrobisnis & Property yang berlokasi di Jl. Daan Mogot Raya Km. 13 No. 32, Cengkareng – Jakarta Barat 11730 

Sedang membutuhkan posisi sebagai berikut: 

1. Drafter – Jakarta/Sukabumi 
Requirements: 
  • Laki-laki 
  • Pendidikan min. STM Bangunan / SMA 
  • Pengalaman dalam pembuatan gambar kerja bangunan 
  • Menguasai program AutoCad 2D/3D 
  • Enerjik, sehat, berkepribadian baik dan mampu bekerja sama dalam tim 
  • Berkerja cepat, teliti, dan mampu bekerja dibawah tekanan 
  • Bersedia ditempatkan didaerah Jakarta / Sukabumi (Project site) 


2. Site Marketing – Sukabumi (Jawa Barat) 
Requirements: 
  • Laki-laki 
  • Maksimum 30 Tahun 
  • Pendidikan min. SMA/D3 
  • Diutamakan yang sudah berpengalaman dibidang Marketing Property 
  • Dapat berkomunikasi dengan baik 
  • Mempunyai SIM A/C 
  • Bersedia ditempatkan di Cikidang, Sukabumi 


3. Pelaksana/Pengawas Bangunan – Sukabumi (Jawa Barat)
Requirements: 
  • Pria, dibawah 40 tahun 
  • Pendidikan minimum STM / D3 Bangunan 
  • Pengalaman min. 5 th 
  • Menguasai Gambar Kerja dan Perhitungan Bangunan 
  • Mempunyai kemampuan koordinasi & kerjasama dengan beberapa bagian dengan baik 
  • Mampu berkomunikasi dengan baik 
  • Bersedia bekerja dibawah tekanan 
  • Ditempatkan di Sukabumi (Project Site) 


4. Accounting Staff – Sukabumi (Jawa Barat) 
Requirements: 
  • Pria/wanita 
  • Pendidikan minimal D3/S1 Akuntansi 
  • Pengalaman di bidang Accounting minimal 2 tahun 
  • Mampu membuat laporan buku besar dan Laporan keuangan 
  • Mengerti perpajakan 
  • Menguasi komputer Ms Office ( Word dan Excel) 
  • Jujur, cekatan, teliti dan mampu bekerja di bawah tekanan 
  • Ditempatkan di Sukabumi (Kantor Cabang) 


5. Site Manager – Sukabumi (Jawa Barat) 
Requirements: 
  • Laki-laki 
  • Maksimum 45 Tahun 
  • Pendidikan min. D3/S1 Jurusan Teknik Sipil / Arsitektur 
  • Diutamakan yang sudah berpengalaman dibidangnyga 
  • Min 5 Tahun dipekerjaan Bangunan Gedung 
  • Enerjik, sehat, berkepribadian baik dan mampu bekerja sama dalam tim 
  • Berkerja cepat, teliti, dan mampu bekerja dibawah tekanan 
  • Menguasai Manajemen Projek 
  • Menguasai Ms Office dan Ms Projeck (diutamakan) 
  • Ditempatkan di Sukabumi (Project Site) 


Walk in interview dan lamaran dapat dikirim ke :
Jl. Daan Mogot Raya Km. 13 No. 32, 
Cengkareng – Jakarta Barat 11730

KRD Sukabumi-Bogor : Banyak Peminat, Namun Jadwal Perjalanan Terbatas

SUKABUMI - Terbatasnya jumlah perjalanan kereta rel diesel (krd) untuk rute Bogor - Sukabumi, membuat sebagian besar warga Bogor memilih dengan menggunakan minibus. Padahal, moda kereta api rute ini sebetulnya banyak peminat. "Lebih cepat, bebas macet," kata Mamat, salah seorang penumpang. Menurutnya, jadwal kereta tujuan Sukabumi yang hanya ada pada pagi dan sore. Ini sebabnya, mereka yang hendak bepergian di siang hari, lebih memilih menggunakan colt L300 untuk perjalanan ke Sukabumi. 
“Kereta hanya ada di waktu pagi dan sore, sehingga warga banyak yang menggunakan ini,” ujar Didin, sopir L 300, sambil menunjuk ke arah mobil yang akan dikemudikannya. Berbeda dengan kereta api, lama perjalanan menggunakan angkutan umum susah diprediksi. “Biasanya dua jam sudah sampai di Sukabumi. Tapi jika macet, perjalanan menjadi lima sampai dengan enam jam,” lanjut Didin. 
Kemacetan umumnya dialami saat waktu makan siang karena banyaknya karyawan pabrik di sepanjang jalan raya Bogor - Sukabumi yang beristirahat siang. “Faktor lainnya adalah mogoknya truk-truk pembawa air mineral isi ulang sehingga perjalanan menjadi lebih lama,” tambah Didin dengan logat Sundanya yang kental. 
Pernyataan tersebut diamini seorang penumpang asal Leuwiliang, Bogor yang hendak menuju Sukabumi. Namun, karena tak ada pilihan, ia naik juga. Beruntung, kapai mendapatkan sopir yang 'cerdik'. “Walaupun macet, banyak jalan pintas yang diketahui oleh para sopir ini, sehingga tidak ada masalah,” tuturnya yang biasanya menggunakan colt L300 sepekan tiga kali.

12 Desember 2011

Kereta Barang Jakarta-Sukabumi Urai Kemacetan

JAKARTA - Penggunaan kereta api angkutan baraang sebagai sarana transportasi alternatif pengangkutan peti kemas di jalur Sukabumi-Jakarta bakal mengurangi kemacetan jalanan yang terjadi saat ini. Hal ini bakal terjadi setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengangkut barang-barang (air minuman mineral dalam kemasan) milik PT Tirta Investama (Danone Aqua). 
Saat ini kedua belah pihak sedang menjajaki hal tersebut. Seperti diketahui, dalam memasok kebutuhan air mineral. Danone menggunakan sebanyak 400 truk untuk mendistribusikan ke seluruh daerah di Jawa Barat dan Jabodetabek. "Satu rangkaian kereta bisa mengangkut 40 sampai 60 truk. Bila angkutan air mineral menggunakan kereta, maka akan mengurangi kemacetan secara signifikan," kata Customer Services and Logistic Director PT Tirta Investama, Mochamad Bimo. 
Kemacetan yang selama ini selalu terjadi adalah pada jalur Ciawi-Sukabumi, terutama di Pasar Cibadak. Bila menggunakan kereta, diharapkan barang-barang pun akan sampai ke Jakarta lebih cepat.

Sumber Tribunnews

Usaha Permen Tradisional Yang Beromzet Jutaan

Mengawali karir sebagai seorang karyawan, di sebuah pabrik permen milik orang lain. Setelah empat tahun berlalu, tepatnya di tahun 1985, Abdul Bakri (75) memutuskan untuk membuka usaha di bidang yang sama yaitu pembuatan permen jahe. Hanya dengan modal satu bal gula pasir oleh majikan tempat ia bekerja, kini usahanya terus berkembang dan mendapatkan sertifikat Penyehatan Industri Rumah Tangga(PIRT) tahun 2009 dari BPOM. 
Sejak 1980-1984, dimasa mudanya Abdul Bakri bekerja sebagai karyawan pabrik permen jahe, milik Willy yang asli orang Manado. Lalu, Abdul Bakri dipercaya untuk membuka usaha sendiri. Usaha yang dikelolanya ini sama-sama memproduksi permen jahe. Meski modal awal yang ia terima dari majikannya hanya satu bal gula pasir. Tapi tak menjadikan Abdul Bakri berkecil hati, untuk membeli bahan baku lain dengan modal sendiri. Akhirnya pada 1985, pria yang sudah beruban ini membuka usaha di rumahnya sendiri. 
Dengan penuh kesabaran dan keuletan dalam mengembangkan usaha, kini pria yang akrab disapa Bakri ini mempunyai pabrik sendiri yang berlokasi di Jl. Parungseah Gg. Karya Bakti III Kabupaten Sukabumi. Agar usahanya berjalan, Bakri pun merekrut 8 karyawan. Dalam sehari, mampu menghasilkan 120-130 kg permen, dengan rasa jahe, wijen dan asam. Dulunya mengolah bahan baku permen menggunakan wajan yang berkapasitas 15 kg, dengan bahan bakar minyak tanah. Karena minyak tanah sulit didapatkan, akhirnya Bakri beralih menggunakan gas untuk mengolahnya. Cara mengolahnyapun cukup tradisional. Dalam memasarkan produknya, banyak konsumen datang langsung berasal dari Jakarta, Cianjur dan Bogor dan mampu menjual sekitar 100 kg-600 kg. “Sebulan, alhamdulillah kami mampu mendapatkan omset Rp5 juta per 15 hari kerja,”ujar Abdul Bakri kepada Radar Sukabumi. 
Hasil dari usaha yang dirintisnya, dirinya mampu membeli rumah, memiliki pabrik jahe sendiri dan bisa menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi (PT). Produk yang diproduksinya disuguhkan harga Rp22 ribu/kg untuk permen jahe dan permen asam. Sedangkan permen wijen Rp24 ribu/kg. “Akhir-akhir ini, bahan baku yang digunakan naik. Sedangkan dalam penjualannya, harga permen-permen kami tidak bisa dinaikkan. Akhirnya berdampak pada omset minim. Mudah-mudah usaha ini ke depannya bisa lebih terkenal dan bisa lebih berkembang. Pemerintah bisa memperhatikan industri kecil seperti saya dan setidaknya ada kucuran dana dari pihak Disperindag untuk mengelola usaha ini,”harapnya.(*) 

Laporan: Esa Septi Juanda Ulfach – Radar Sukabumi 

Dana Segar Untuk Mobkas dari Sinar Mas Multifinance

SUKABUMI - Berada dibawah naungan perusahaan besar berskala nasional Sinar Mas Group. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembiayaan (Leasing,red) seperti Multifinance Sinar Mas, makin mantap menguasai sistem pembiayaan keuangan atau kredit mobil bekas di Sukabumi. Branch Manager Multifinance Sinar Mas Sukabumi, Budy Widjaya mengatakan sejak berdirinya sampai sekarang, ribuan nasabah telah menjadi mitranya. “Kami senantiasa memberikan program-program yang menarik untuk konsumen di Sukabumi,”ujarnya saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya. 
Seperti program Factoring atau jaminan pelanggan terhadap showroom-showroom yang siap melakukan penjaminan. “Tercatat telah 10 showroom yang terjaring di 2011 ini,”tuturnya. Program tersebut, lanjut Budy memiliki banyak manfaat. Yaitu terjadinya bantuan permodalan, guna memajukan kegiatan showroom tersebut. Caranya sangatlah mudah,cukup memiliki SITU dan SIUP serta Giro Bank Sinar Mas. “Dengan bunga sangat rendah berada dikisaran 5,9%, juga kerjasama dengan hampir banyak showroom di luar program factoring,”urainya. 
Multifinance Sinar Mas Sukabumi, tidak hanya melayani penjualan mobil saja. Namun, guna meraih hati pelanggan. Kegiatan pembiayaan untuk pinjamanpun dilayani dengan jaminan mulai BPKB mobil atau motor. “Kami melayani setiap orang yang membutuhkan, kaitan pembiayaan dengan suku bunga sangat murah,”pungkasnya. (cr2) 

JNE Sukabumi Pindah Kantor

SUKABUMI - Pertumuhan bisnis perusahaan kurir JNE terlihat jelas dari kepindahan kantornya. Hal itu disampaikan oleh Jecko Kasian, Pimpinan JNE untuk wilayah Sukabumi dan Cianjur. Jecko menyampaikan hal itu dalam acara syukuran menempati kantor baru yang terletak hanya 50 meter dari kantor lamanya. “Volume bisnis yang terus meningkat sudah tak terlayani jika JNE masih berkantor ditempat lama. Kepindahan ini bertujuan utama untuk memberikan kepuasan optimal untuk para pelanggannya,”katanya.
Kantor baru yang terletak tak jauh dari tempat lama juga sengaja dipilih untuk memberi kemudahan kepada para pelanggannya. Dalam acara itu, selain syukuran penempatan kantor baru bertepatan dengan tanggal lahirnya. Jecko menyatakan rasa syukur karena pertumbuhan perusahaannya yang cukup menakjubkan. Pimpinan JNE itu kembali menegaskan bahwa filosofi bisnis JNE adalah tumbuh menjadi besar untuk kesejahteraan bersama. “Keberhasilan itu harus dirasakan oleh seluruh komponen JNE. Komponen itu adalah seluruh karyawan, mitra bisnis dan masyarakat sekitar,”ujarnya. 
Karena itu dalam acara peresmian kantor baru itu JNE kembali melakukan santunan kepada anak yatim. Kali ini, 30 santri pondok pesantren Al Hikmah yang memperoleh santunan. Berkah keberhasilan JNE dirasakan juga oleh mitra bisnisnya. Yayat Yunayatullah. Pria yang juga agen JNE untuk wilayah Pelabuhanratu bercerita bahwa dulu ia bekerja sebagai loper di JNE. Perusahaan memberinya kesempatan untuk bermitra memuka agen JNE di Pelabuhanratu. Kini, ia menjadi pengusaha mitra JNE dengan kesejahteraa yang jauh lebih meningkat. (sri) 

8 Desember 2011

Profil Surabi Tasik Yang Terkenal Dari Jl. Bhinekakarya Karamat

Membuka lahan usaha baru, untuk bisa melangsungkan hidup setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai penjaga TK. Sukapirena (TK. YB) adalah harapan terbesar Asep (54) sebagai pembuat makanan tradisional ciri khas Kota Tasik yaitu Surabi. Usaha yang dirintis sejak 2008 silam ini, menjadikan Asep bisa melanjutkan sekolah bagi ke tiga anaknya sampai ke perguruan tinggi. 
Salah satu jenis makanan tradisional yang satu ini, sudah banyak dikenal masyarakat. Memang beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun lebih dari itu, beras juga bisa disulap menjadi makanan lainnya, seperti yang ditekuni Asep (54) bersama isterinya selama ini. Pria yang juga mantan penjaga sekolah ini, membuka usaha pembuatan Surabi yang berbahan baku beras dengan campuran kelapa di Jl. Bhineka Karya Kelurahan Karamat Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi. 
Untuk menghasilkan cita rasa yang tinggi, cara pengolahannyapun menggunakan cara tradisional pula. Di atas tungku dengan bara api dari kayu ini, Asep membakar adonan racikannya menjadi Surabi yang beraneka rasa. Diantaranya rasa gula, oncom, sarondeng, susu keju, susu keju campur meses, telur bebek, telur ayam dan masih banyak lagi rasa yang lain yang bisa konsumen rasakan. “Harganya sangat murah, kami jual dari Rp 1000- Rp5 ribu. Kami sangat bersyukur hingga saat ini tak sedikit konsumen yang mampir ke tempat kami tiap harinya, bahkan banyak juga yang memesan Surabi ini,”katanya. 
Ditemui Radar Sukabumi, bapak tiga orang ini mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 7 kg tepung dan kelapa 4-5 buah. Meski saat ini banyak tukang Surabi yang menggunakan kompor gas untuk memasaknya, namun Asep tak tertarik. Dirinya tetap mempertahankan cara tradisional dengan cara dibakar. “Rasanya yang dihasilkan tentunya berbeda. Surabi yang kami buat lebih nikmat, mirip dengan surabi bakar Kota Tasik,”tuturnya. 
Asep mengaku, dengan memproduksi Surabi, dirinya mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke Perguruan Tinggi (PT). “Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan terimakasih kepada Allah SWT, usaha kecil yang kami rintis ini akhirnya anak-anak kami bisa kuliah,”ujarnya yang juga menambahkan usahanya tersebut sudah terkenal hingga ke luar kota, seperti Bandung dan Bogor. Di hari-hari biasa, omset yang diperoleh dari usaha pembuatan Surabi ini minimal bisa mencapai Rp 300 ribu/hari. Sedangkan, pada hari libur bisa mencapai Rp 800 ribu/hari. 
Selain Surabi, Asep dan isterinya juga mampu membuat minuman, yang dinamakan Bandrek India. Sebagai teman pada saat menyantap Surabi. Harga untuk Bandrek India ini hanya Rp 3 ribu. “Bandrek India yang kami buat berbeda dengan bandrek lain. Karena disini kami menggunakan jahe merah dan kapol laga saja. Bandrek India ini bermanfaat untuk mengobati alergi, sakit badan dan masuk angin,”imbuhnya yang juga berharap usahanya yang dirintisnya ini bisa lebih terkenal dan bisa meningkatkan omset.(*) 

Laporan: Esa Septi Juanda Ulfach – Wartawati Radar Sukabumi 

Disnak Ngotot Operasikan Pasar Ternak Bojongkokosan

CICURUG - Protes pemindahan yang dilakukan warga pasar ternak Cicurug ternyata tidak berpengaruh terhadap beroperasinya pasar ternak yang berada di Desa Bojongkokosan Kecamatan Parungkuda. Kendati bertentangan dengan keinginan warga pasar ternak, namun Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi tetap mengoperasikan keberadaan pasar itu secara resmi kemarin. 
Pasalnya pasar ternak Bojongkokosan sudah didasari SK bupati sebagai landasan beroperasinya, dengan demikian jika tidak difungsikan maka anggran Rp 400 juta yang berasal dari APBN akan terbuang sia-sia. Hingga saat ini belum ada solusi pasti mengenai persoalan tersebut. Hanya saja sebuah kebijakan ditempuh yakni memperbolehkan pasar ternak Cicurug untuk tetap digunakan disamping pasar ternak Bojongkokosan. Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Kabupaten Sukabumi, Asep Sugianto mengatakan pasar ternak Bojongkokosan tetap harus beroperasi. 
Disisi lain Disnak tidak akan menutup kegiatan pasar ternak Cicurug, karena berhadapan dengan kondisi saat ini dimana terjadi penolakan relokasi. “Silahkan untuk para pedagang ternak yang ingin beraktivitas di pasar ternak Cicurug, begitu pun jika beraktivitas di pasar ternak Bojongkokosan,” katanya saat dihubungi secara terpisah. Mengenai tidak adanya sosialisasi relokasi pasar ternak lanjut Asep, Pihaknya sudah lakukan penjelasan kepada warga pasar ternak dari tahun 2009 silam. Bahkan pemerintah memberikan voting empat lokasi yang akan dijadikan pasar ternak, yakni di Benda Kecamtan Cicurug, Kampung Leuwi cerik Desa Naggerang, wilayah Indolakto Kelurahan Cicurug dan desa Bojongkokosan. “Hasilnya Bojongkokosan, Sedangkan permintaan relokasi tersebut muncul dari permintaan warga yang merasa tidak nyaman dengan kondisi pasar ternak Cicurug, Saat itu pemerintah ketika sosialisasi kami ajak ke daerah Jawa tengah untuk banding, sosialisasi sudah sepenuhnya dilaksanakan,” ujarnya. 
Asep mengungkapkan mungkin saat ini hal tersebut jangan di debatkan sebab khawatir memunculkan polemik berkepanjangan. Pastinya pasar ternak Cicurug tetap bisa digunakan, warga pasar di beri kebebasan untuk menggunakan kedua fasilitas pasar ternak tersebut. Tetapi untuk memenuhi permintaan warga pasar ternak Cicurug supaya lokasi relokasi masih berada di kawasan Kecamatan Cicurug hal itu sangat sulit dipenuhi. 
Sementara, akibat tidak setujuanya relokasi pasar ternak ke Desa Bojongkokosan, warag pasar ternak melakukan unjukrasa Senin (5/12). Warga khawatir dengan relokasi tersebut akan membutuhkan waktu lama supaya usaha kembali maju. Selain itu warga memandang nilai historis bahwa pasar ternak yang terkenal dengan sebutan Pasar Domba (Pasdom) merupakan ikon Cicurug, sedangkan keberdaan pasar ternak di Bojongkokosan akan merusak ikon kawasan Sejarah perjuangan desa tersebut.(dri) 

PT SLM Buka Dealer Motor DI Karangtengah

SUKABUMI - PT Selamat Lestari Mandiri terus mengembangkan sayapnya dalam bidang usaha otomotif. Selamat Motor sebagai dealer produk motor Honda kini lebih dekat dengan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan produk Honda, dengan membuka dealer baru di Jl. Raya Karangtengah Cibadak Kabupaten Sukabumi. Peresmian dealer Selamat Motor ini berlangsung di lokasi baru dealer, dihadiri petinggi PT Selamat Lestari Motor Group, Owner Selamat dan Sulani Indrawati, serta Direksi, Angelina. Disamping itu, sebagai tamu undangan pejabat pemerintah Kecamtaan Cibadak serta tokoh masyarakat,beberapa klub motor Honda hadir dalam kesempatan ini. 
Acara persemian yang identik dengan warna merah putih ini akrab dengan slogan Honda One Heart. Kendati bergerak dibidang otomotif, namun acara diisi dengan penampilan budaya seperti tari merak dan lengser. Dalam hal ini menggambarkan Honda merupakan budaya masyarakat, yang dekat dan akrab. Kepala Cabang Pusat (KCP) Selamat Motor Sukabumi, Arie Munandar mengatakan dengan dibukanya dealer Selamat Honda, bertambah satu dealer menjadi tiga. Sebelumnya Selamat Motor sudah hadir di Sukabumi dan Palabuhanratu. Untuk konsumen Honda tidak akan disulitkan dengan layanan servis, pasalnya terdapat lima pos Honda yang akan melayani kebutuhan konsumen. 
“Selamat Motor optimis dapat memenuhi permintaan sepeda motor khususnya merek Honda. Lokasi cabang saat ini yang dipilih dekat berdampingan dengan pemukiman penduduk. Supaya terjalin hubungan baik Honda dan saling memberikan nilai positif khususnya dengan warga sekitar,” ujarnya. Arie memaparkan, Selamat Motor merupakan dealer yang menyediakan berbagai produk Honda serta menjadi satu-satunya dealer Honda yang menyediakan tipe motor kelas Preminium, seperti jenis Honda CBR 250 tipe Abs, CBR 250 biasa serta Honda matic elegan VCX. “Selamat motor optimis memberikan layanan yang membuat nyaman konsumen, kami berikan kemudahan dan sarana. Selanjutnya untuk lebih mengakrabkan lagi setiap tahun sebagai agenda rutin akan berlangsung event yang menarik dan menjadi hiburan untuk masyarakat,” tukasnya. (dri) 

Pasar Pelita Akan Direnovasi Pertengahan 2012

SUKABUMI – Pasar Pelita direncanakan bakal dibongkar pertengahan tahun depan. Rencananya, pasar tradisional ini akan direnovasi menjadi pasar modern. Belum disebutkan berapa nilai investasi untuk perombakan salah satu pusat perdagangan ternama di Kota Sukabumi ini. Namun Kepala Dinas Koperasi Perindsutrian dan Perdagangan (Koperindag), Dudi Fathul Djawad memastikan renovasi Pasar pelita sudah diajukan RAPBD 2012. “Kalau tidak ada halangan dan mendapat persetujuan dari dewan, kami merencanakan renovasi Pasar Pelita, Juni tahun depan,” ujar Dudi di ruang kerjanya. 
Dijelaskan Dudi, pembongkaran Pasar Pelita yang identik dengan pasar tradisional ini akan berubah menjadi pasar modern, tapi tidak sepenuhnya menghilangkan kesan tradisional di dalamnya seperti unsur tawar menawar yang sangat kental. “Nuansa tradisional akan tetap ada, yang menonjol sisi modernisasinya terletak pada sisi bangunannya saja yang lebih mewah,” jelasnya. 
Lazimnya pembongkaran pasar, Dudi juga sudah memprediksi bakal terjadi kontroversi terkait rencana ini. Pasalnya pasar yang akan dibangun ini akan membuat sebagian pedagang mengeluh. “Pembongkaran besar ini akan merubah struktur bangunan pasar tapi tidak akan bergeser,” tandas Dudi. Pembangunan pasar yang akan memfasilitasi masyarakat agar lebih memberikan keleluasan masyarakat dalam berjual beli, sekaligus memberikan kenyamanan masyarakat supaya tidak takut tindakan kriminal di dalam pasar. 
“Untuk saat ini pemerintah akan memberikan tampilan baru Pasar Pelita nanti, tapi tidak akan bergeser lokasinya dan diharapkan pasar pelita ini akan menjadi ikon perdagangan yang bersih di Sukabumi. Di sisi lain Dudi menjelaskan perkembangan pasar modern di Kota Sukabumi tidak akan dibatasi oleh pemerintah Kota Sukabumi. Bahkan, kehadirannya dinilai mendukung Kota Sukabumi sebagai Kota Jasa Perdagangan. 
Saat diminta tanggapannya terhadap menjamurnya minimarket atau swalayan di Kota Sukabumi. Dudi menyatakan pasar tradisional dan pasar modern di Kota Sukabumi tidak akan dibatasi keberadaannya. “Dikarenakan, keduanya sangat diperlukan. Masing-masing pasar itu memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Sehingga kehadiran pasar tersebut bisa seiring dengan Kota Sukabumi sebagai Kota Pusat Perdagangan,” ujar Dudi. Tentunya, lanjut Dudi, kehidupan perdagangan akan menjadi ikon, sehingga banyak warga (baik masyarakat Kota Sukabumi maupun luar,red) yang datang ke Kota Sukabumi yang memerlukan layanan jasa perdagangan. Akhirnya bisa meningkatkan laju perekonomian di Kota Sukabumi. 
“Yang terpenting adalah setiap pendirian pasar modern, harus memenuhi persyaratan. Salah satunya mereka harus menjalin kemitraan usaha antara pasar modern, pasar tradisional dan UMKM. Serta wajib merekrut tenaga kerja lokal,”urainya. Itu semua, lanjut Dudi sesuai dengan aturan perizinan tertanggal 23 Februari 2011. Dimana, kewenangan untuk mengeluarkan surat perizinan atas pendirian pasar modern (swalayan,red) tersebut ditangani oleh bagian teknik pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) Kota Sukabumi yang salah satu anggotanya adalah Diskoperindag Kota Sukabumi. “Namun demikian, kita tetap memperhatikan jarak atau radius keberadaan pasar modern dengan pasar tradisional. Agar tidak mengganggu kelangsungan pasar tradisional itu sendiri. Untuk itu, kami menghimbau agar para pedagang mengutamakan pelayanannya terhadap konsumen dan juga menjaga kebersihan,”pungkasnya. 
Di sisi lain tanggapan dari salah seorang pedagang kecil yang sering disapa Syariah menuturkan, ” adanya minimarket dan swalayan semakin marak di Kota Sukabumi, sehingga persaingan sulit dihadapi oleh pedagang kecil seperti saya. Kebanyakan masyarakat beralih ke swalayan dan minimarket untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya. Mungkin masyarakat melihat kwalitas dari produk yang terjamin di sawalayan dan minimarket, sehingga berujung tidak banyak masyarakat yang singgah ke warung saya untuk berbelanja”, katanya.((cr1/cr3) 

Warga Tolak Pembangunan Pujasera Alun-Alun Karangtengah

SUKABUMI – Sebagian warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi menolak pembangunan pusat jajan serba ada (Pujasera) di Lapang Alun-alun Karangtengah. Alasannya, pembangunan senilai Rp 780 juta tersebut dibangun di atas lahan mempunyai nilai historis dan pusat silaturahmi masyarakat dan keagaaman. 
Tak hanya itu, warga juga mempertanyakan mekanisme pembangunan yang ditengarai mengangkangi aturan. Belum adanya surat izin mendirikan bangunan (IMB), salah satunya. Kececewan warga memuncak ketika pembangunan dimulai namun mereka mengaku tidak dilibatkan dengan rencana pembangunan Pujasera itu. “Kami menolak adanya bangunan berupa kios itu di alun-alun Karangtengah. Sebab, tempat tersebut mempunyai nilai historis. Dan selama ini menjadi pusat silaturahmi warga serta sering digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan,” kata tokoh pemuda Karangtengah, Ris Ris Rizal Apri Perkasa kepada Pos Kota, Selasa (6/12). 
Menurut Ris Ris, dengan adanya bangunan puluhan kios tersebut nantinya akan merusak fungsi lapang alun-alun tersebut. Malah Ris Ris mengaku banyak warga yang tidak tahu dengan adanya rencana proyek tersebut. “Seharusnya disosialisasikan terlebih dahulu dengan warga, jangan asal bangun saja. Terus apakah segala perizinannya sudah dilaksankan,” tanya Ris Ris. 
Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah Gerry Iman Sutrisno menjelaskan, proyek senilai Rp 780 juta dari Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoprindagsar) Kabupaten Sukabumi. Gerry membantah rencana pembangunan tersebut sudah disosialisasikan dan mendapat persetujuan warga. Hanya, Gerry mengakui kalau proses perizinan pembangunan sekitar 30 kios tersebut, seperti IMB masih dalam proses. “Ini bukan pembangunan. Namun kita lakukan penataan dengan cara membangun kios yang diperuntukan untuk warga sini juga. Coba lihat kondisi sekarang, estetikanya sudah kurang karena tidak tertatanya para pedagang,” kilah Gerry. 
Ditegaskan Gerry, justru dengan adanya bangunan tersebut akan menggairahkan perekonomian warga sekitar. Pasalnya, bangunan tersebut ke depannya akan menjual berbagai produk, termasuk menjajakan barang atau makanan dari Sukabumi. “Namun tidak akan menghilangkan nilai historis. Malah bisa menjadi lokasi silaturahmi warga di sini karena sering berinterkasi antar warga,” jelasnya. (sule/dms)

3 Desember 2011

Sukabumi Diusulkan Sebagai Miniatur Penetapan Ekonomi Syariah

SUKABUMI -- Badan Amil Zakat Kabupaten Sukabumi mencetuskan agar Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dijadikan sebagai miniatur penerapan ekonomi syariah Indonesia karena hampir 99 persen warga kabupaten merupakan umat muslim. "Kabupaten Sukabumi sangat layak dijadikan sebagai miniatur ekonomi syariah, hal ini didukung oleh sejumlah faktor salah satunya adalah masyarakatnya yang 99 persen merupakan umat muslim," kata Ketua BAZ Kabupaten Sukabumi, Mustafa Kamal, kepada wartawan. 
Selain itu, pembentukan ekonomi syariah juga ini didukung oleh 100 tokoh masyarakat Kabupaten Sukabumi, sehingga dengan penerapan ini sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Sukabumi yang berupaya mewujudkna masyatakat yang berakhlak mulia, maju dan sejahtera. Lebih lanjut, dengan adanya gagasan ini berarti Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu daerah di Indonesia yang menerapkan sistem syariah dan berharap bisa berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. 
"Kami pun sudah melakukan pendekatan dengan lembaga lain seperti Baznas, tokoh cendikiawan muslim dan mantan Menteria Pangan dan Holtikultura pada era Presiden BJ Habibie, AM Saefudin," tambahnya. 
Sementara, Bupati Sukabumi, mendukung penerapan ekonomi syariah di Kabupaten Sukabumi dan pemerintah juga akan memberikan perhatian lebih pada ekonomi syariah."Dengan dikembangkannya sistem ekonomi bisa membuka peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki," tambah Sukmawijaya.

1 Desember 2011

HET Tabung Gas Melon Ditetapkan Rp. 13.650,-

CIKOLE– Pemkot Sukabumi kembali sosialisasi harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji ukuran 3Kg atau Simelon di Buleng resto, kemarin. Langkah ini untuk menghidari kebergaman harga di Kota Sukabumi. Pemkot menetapkan HET gas 3 Kg sekaligus mengeluarkan surat keputusan (SK) Walikota No 201 Tahun 2011, yakni HET gas 3 Kg di pasaran senilai Rp 13.650 dan agen Rp 12.750. Harga itu sudah termasuk biaya angkutan sampai pangkalan. ” Harga di pasaran ini dengan radius maksimum 60 KM dari pengisian bulk elpiji,” ujar Walikota Sukabumi Muslikh Abdussyukur. 
Pangkalan gas elpiji ini pun wajib memiliki perizinan berdasarkan perundang-undangan serta mengikuti kontrak dengan agen.” Untuk pangkalan bisa milik perorangan, koperasi, atau badan usaha yang dibina oleh agen,” ungkapnya Muslikh berharap keluarnya SK tersebut bisa memberikan kesejahteraan pada seluruh masyarakat baik itu pelaku usaha, agen, pangkalan, pengecer dan konsumen. ” Saya berharap harga gas elpiji ini bisa memberikan daya ungkit kesejateraan di Kota Sukabumi,” tandasnya 
Sementara itu, Kepala bidang Gas elpiji 3 Kg MIGAS Kota/Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi menjelaskan keluarnya SK walikota ini tersebut bisa menata para agen, pangkalan gas elipiji di Kota Sukabumi.” Kita bisa mengontrol agen dan pangkalan yang nakal yang menjualdiatas HET,” imbuhnya Kebutuhan konsumsi gas elpiji 3 Kg di Kota/ Kabupaten Sukabumi saat ini sebanyak 1 juta perbulan, dari 23 agen dan 530 pangkalan.” Kami pun membuat kebijakan untuk agen minimal memiliki 1000 tabung, sedangkan pangkalan minimal 175 tabung,” pungkasnya(fkr)

PKL Cibadak Bakal Direlokasi

CIBADAK - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati lokasi trotoar sepanjang jalan Surya kencana, Cibadak akan di relokasi. Rencananya pada minggu depan relokasi akan dilakukan, untuk ditempatkan di delapan titik lahan yang sudah di sepakati PKL bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sukabumi. Namun bukan hanya PKL saja yang direlokasi, lahan parkir kendaraan toko pun akan mengalami penataan. Pasalnya saat ini PKL dan parkir liar ikut andil paling besar menyumbang kesemerawutan Lalulintas Cibadak. Maka, tindakan ini dilakukan meminimalisir tingkat kepadatan arus lalu lintas Cibadak, serta menjaga ketertiban tata ruang kota. 
“Usai penataan, Dishub dan pemerintah akan memasang rambu dan papan peringatan untuk tidak melakukan aktivitas lagi di jalur surya kencana tersebut,” ungkap Ketua Paguyuban PKL Cibadak, Dedi AR usai rapat pembahasan PKL di kantor Dishub Kabupaten Sukabumi, Jalan Raya Cikembar. Selanjutnya, kata Dedi pengaturan ini akan berkelanjutan, seperti wancana yang dimilikinya bahwa seluruh PKL tersebut akan direlokasi ke lapangan Sekarwangi. Sebuah pusat PKL yang nantinya aktivitas usaha di tempatkan di sana dan akan di permanetkan. Namun ini masih wancana, tetapi saya berharap pemerintah tanggap mengenai ini,”ujarnya. 
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadi membenarkan rencana relokasi ataua penataan PKL dan parkir. Menurutnya Dishub bersama pemerintah Daerah dalam hal ini Kecamatan dan PKL sudah berkoordinasi. Sudah ada bagian tugas masing masing dalam pelaksanaan teknisnya. “Rencananya seperti yang sudah di bahas, yakni tidak boleh ada PKL atau tukang tambal ban juga pull kendaraan angkutan yang beraktivitas di trotoar jalan. PKL akan dipindah ke delapan titik relokasi. Demikian juga dengan parkir. Dengan penataan ini saya berharap jalan Surya kencana bisa lancar dan tertib,” tandasnya. (dri) 

Tangkapan ikan di Sukabumi turun 40%

SUKABUMI : Produksi ikan laut di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menurun hingga 40% bila dibandingkan beberapa pekan lalu akibat hujan yang turun hampir setiap hari. Pelaksana Harian (Plh) Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sukabumi Tendi Sudama, Rabu, mengatakan, dibandingkan dengan pekan lalu produksi ikan menurun dari produksi sebanyak 35 ton/hari saat ini maksimal hanya 25 ton/hari. “Penurunan produksi ikan laut ini disebabkan musim hujan sehingga hasil tangkapan menjadi berkurang,” kata Tendi. 
Menurutnya, penurunan produksi ini bukan dikarenakan musim paceklik tetapi lebih karena faktor cuaca, sehingga dari 15 ribu nelayan di Palabuhanratu yang ada, sekitar 50 persennya tidak melaut. Contohnya nelayan Kapal Rumpon dari enam unit yang ada, kini hanya satu kapal yang beroperasi. Padahal nelayan rumpon setiap satu kali beroperasi bisa menghasilkan ikan 1,5 ton sampai 3,5 ton, jika dirata-ratakan akibat cuaca buruk ini setiap harinya produksi ikan dari Kapal Rumpon berkurang hingga 10 ton. “Cuaca buruk ini menyebabkan nelayan enggan melaut sehingga mempengaruhi hasil tangkapan ikan laut,” tambahnya. 
Namun, jumlah produksi ikan bisa terbantu dengan masih adanya kapal-kapal kecil seperti payang, congkreng dan beleketek yang tetap melaut, walaupun melautnya tidak jauh. Sementara kapal-kapal besar yang mencari ikan sampai keluar Teluk Palabuhanratu, kebanyakan tidak melaut karena khawatir terjadi sesuatu jika cuaca buruk datang, katanya. 
Menurut Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) Arief Rahman, cuaca di perairan laut Sukabumi khususnya Palabuhanratu cukup buruk, karena mulai masuknya angin barat yang biasanya kecepatan angin cukup tinggi mencapai 15 knot/detik. Dikatakan Arief, dengan kondisi yang seperti ini gelomban pun cukup tinggi bisa mencapai 3 meter untuk di luar Teluk Palabuhanratu jika cuaca benar-benar buruk. “Dari pantauan kami ketinggian gelombang di dalam teluk mencapai 1,5 meter sementara di luar mencapai 3 meter, maka dari itu kami pun mengimbau kepada nelayan untuk waspada dan tidak memaksakan melaut jika cuaca buruk,” katanya. 
Produksi ikan laut di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menurun hingga 40 persen bila dibandingkan beberapa pekan lalu akibat hujan yang turun hampir setiap hari. Pelaksana Harian (Plh) Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sukabumi Tendi Sudama, Rabu, mengatakan, dibandingkan dengan pekan lalu produksi ikan menurun dari produksi sebanyak 35 ton/hari saat ini maksimal hanya 25 ton/hari. (MSU)

Konsumsi ikan warga Sukabumi masih rendah

SUKABUMI : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat konsumsi ikan oleh warga daerah itu masih rendah atau baru mencapai 19 kilogram perkapita pertahun. “Konsumsi ikan oleh warga Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah karena ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi ikan tersebut,” kata Kepala DKP Kabupaten Sukabumi, Dedah Herlina, Minggu. 
Menurut dia, yang paling mempengaruhi rendahnya konsumsi ikan adalah kurangnya daya beli masyarakat akan ikan, padahal harga ikan laut maupun darat harganya cukup terjangkau dibandingkan dengan harga daging sapi atau laut. Selain itu, faktor kekurangtahuan masyarakat akan pentingnya konsumsi ikan, padahal zat yang terkandung dalam ikan sangat tinggi. “Warga masih mengira harga ikan lebih mahal dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok lainnya. Bahkan ikan memiliki kadar lemak tak jenuh yang berfungsi mempercepat metabolisme tubuh dan kandungan proteinnya pun dua kali lebih besar dibandingkan daging ayam maupun sapi,” katanya. 
Walaupun konsumsi ikan masih rendah, tetapi warga utara Kabupaten Sukabumi ternyata konsumsi ikannya cukup tinggi, rata-rata setiap harinya mereka mengkonsumsi ikan darat seperti nila, mas, mujair dan lain-lain. Warga yang dekat dengan sentra produksi ikan seperti Palabuhanratu. Agar warga Kabupaten Sukabumi gemar makan ikan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada seluruh warga yang ada sampai ke pelosok akan pentingnya konsumsi makan ikan. Selain itu, dengan makan tubuh akan senantiasa sehat, pintar dan jarang terserang penyakit. “Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat tahu zat yang terkandung dalam ikan, karena dengan sosialisasi ini diharapkan progam `Gemari` atau Gemar Makan Ikan bisa terus meningkat,” kata Dedah. (fsi)

Guna Kembangkan Pasar UMKM Sukabumi, BUMI KREATIF Luncurkan Website

Sukabumi - Asosiasi pelaku dan komunitas kreatif Sukabumi Bumi Kreatif dan Sukabumi Today meluncurkan website e-commerce untuk memfasilitasi pemasaran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kota Sukabumi lewat Internet. Website yang beralamat www.produksukabumi.com yang merupakan galeri produk UMKM Sukabumi ini diluncurkan di sela-sela pameran UMKM di GOR Merdeka Kota Sukabumi, Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa (29/11/2011). 
Ketua Bumi Kreatif Endud Badrudin menjelaskan pembuatan website ini untuk memfasilitasi seluruh pengusaha UMKM Kota Sukabumi. Saat ini jumlahnya mencapai 3.000 pengusaha yang aktif. ''Melalui website ini kami bisa memasarkan produk-produk hasil para pengusaha UMKM. Karena dengan jaringan Internet ini dapat diakses dimana saja, juga luar negeri,'' jelas Endud kepada INILAH.COM usai peluncuran, Selasa (29/11/2011). 
Executive Editor SukabumiToday Geri Sugiran menambahkan dalam mengelola website ini, telah disiapkan tiga orang sebagai marketing online untuk melayani setiap pemesan dan bertransaksi. ''Sekarang website sudah dapat diakses. Dalam pameran ini akan saya upload sebanyak seribu produk. Saat ini baru ada empat produk dan yang mendaftar sudah ada dua puluh produk,'' tambah blogger asal Sukabumi ini.[jul] 

30 November 2011

YBJB ANGKAT KEMBALI PAMOR BATIK SUKABUMI

Bandung - Batik "Paku Jajar" dari Sukabumi dengan motif pohon hanjuang siang dihidupkan kembali dalam produksi batik tradisional Jabar melalui kegiatan Ragam Pesona Batik Jawa Barat 2011 yang akan digelar di Paris van Java Kota Bandung, 30 November hingga 4 Desember 2011. 
"Kegiatan Ragam Pesona Batik 2011 ini merupakan yang keempat kalinya digelar, selain pameran juga akan digelar seminar batik dengan fokus menghidupkan kembali batik Paku Jajar asal Sukabumi," kata Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat, Ny Sendy Yusuf di Bandung, Senin. 
Selain itu motif batik Sukabumi lainnya yang juga akan diangkat menjadi ragam batik unggulan adalah Batik Cikole, Batik Teh, Batik Pala dan Batik Gurilap atau motif gunung, rimba, laut dan pantai. Kegiatan yang digelar bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat itu dalam rangka mengangkat kembali corak dan motif batik Jabar yang kaya warna dan variasi. 
Jabar memiliki 200 motif batik yang model dan coraknya sesuai dengan masing-masing kabupaten. Model batik itu sudah di bukukan dalam bentuk buku saku yang dibagikan kepada para pengrajin batik di Jawa Barat. Sandy Yusuf menyebutkan, motif batik Jabar memiliki keunikan dan corak tersendiri. Untuk menjaga kekhasan batik Jabar, Yayasan Batik Jabar melakukan inventarisasi corak dan motif batik, termasuk juga mengembangkan corak baru dengan mengedepankan kearifan lokal. "Kami sudah melakukan inventarisasi corak batik khas di Jabar, termasuk batik Sukabumi. Melalui Ragam Pesona Batik ini batik daerah terus di genjot popularitas maupun produksinya," kata Sandy yang juga istri Wagub Jabar H Dede Yusuf itu. 
Ia menyebutkan, selama ini di Jawa Barat dikenal corak bati Trusmi (Cirebon), Garutan dan Tasik. Padahal masih cukup banyak corak lainnya, dan setiap kabupaten/kota memiliki corak yang khas. Pada Ragam Pesona Batik Jabar 2011, giliran Sukabumi mendapat kesempatan memamerkan motif batiknya. Pengembangan batik di sana dilakukan kembali sejak 2009 lalu. "Potensi batik Sukabumi telah ada puluhan tahun silam, namun baru 2009 batik Sukabumi diperkenalkan, potensinya luar biasa. Salah satu motifnya adalah Paku Jajar dan Janjuang Siyang," kata Sandy Yusuf. 
Untuk meningkatkan gairah batik Sukabumi, Yayasan Batik Jabar akan memberikan bantuan 100 canting batik, kompor gas, lima set cap batik press dan sejumlah bantuan untuk produksi batik lainnya. "Fokus Yayasan Batik Jabar adalah meningkatkan minat membatik di kalangan anak muda, sehingga tumbuh perajin muda. Kendala batik selama ini adalah sulitnya regenerasi perajin, padahal batik membuka lapangan pekerjaan baru," kata Sandy Yusuf. 
Sementara itu Ketua Harian YBJB, Komarudin Hudiya menyebutkan produksi batik di Jabar meningkat signifikan sehjak 2008 dengan jumlah pengrajin saat ini mencapai 3.000 pengrajin di seluruh Jawa Barat. Selain itu juga membuka kesempatan kerja yang cukup signifikan. "Puncaknya gairah batik bangkit pada 2008, dan kami mencoba untuk mempertahankan gairah batik. Salah satunya dengan mengembangkan dan menggali kembali motif-motif batik di kabupaten/kota di Jabar," kata Komarudin. Selain itu melakukan sinergitas dengan penenun di Jabar untuk menyiapkan bahan baku kain batik.***6*** 

26 November 2011

Melongok Rencana Pembangunan PPS Palabuhanratu (2)

Bisa Tampung 500 Kapal di Atas 30 GT, Target Selesai 2015
Memang pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) ini akan menghabiskan miliaran. Bahkan rencananya hampir setengah triliun. Lalu, efek apa saja yang bakal diakibatkan dengan adanya PPS itu? 
Sengketa lahan. Begitu yang terngiang ditelinga sudah bertahun-tahun hingga lahan di RW 32, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu itu bakal dibebaskan. Pembebasan itu adalah untuk pembangunan Dermaga III atau Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) seluas 20 hektar. Sedangkan pembebasan lahan taham pertama itu mencapai 30 hektar. 
Kepala PPNP, Arif R Lamatta menjelaskan kepada Radar Sukabumi. Bahwa dermaga itu rencananya berkapasitas besar hingga menampung 500 kapal. “Kapal itu diatas 30 GT. Dan sduah pasti akan membutuhkan pekerja hhingga mencapai 500 orang,” kata Arif. Jika proyek itu sudah bisa digarap 2012 mendatang. Maka direncanakan tahun 2015 PPS itu sudah bisa beroperasi. Tentu hal ini juga akan berefek domino. bahkan yang sudah dipastikan, 100 hektar lahan yang bakal menyusul yang bakal dibebaskan lagi. menyangut kebutuhan lahan industri penunjang keberadaan PPS itu. “Nanti akan dibangunkan kastorit (pembeku ikan), pabrik es berkapasitas 200 ton/hari, Pengalengan ikan, industri olahan, industri galangan (pembatan kapal berkapasitas besar, dan doking masyarakat,” sebutnya. 
Dengan adanya PPS dan industri itu sudah dipastikan pembangunan di Palabuhanratu empat tahun mendatang akan meningkat pesat. Apalagi nantinya direncanankan bakal ada transportasi yang melintas disekitar kawasan PPS. “Sehingga, bagi pelajar tidak perlu khawatir tidak kebagian jatah kerja. Asal rajin, jujur dan cerdas dan siap bekerja. Peluang sudah ada di depan mata,” katanya. Bahkan bukan hanya industri besar. PPNP juga memeprsiapkan untuk pedagang kaki lima atau warung-warung untuk mawyarakat. “Dengan catatan tidak kumuh. Makanya kami juga butuh dukungan dari masyarakat,” tukasnya.(*) 

Laporan : Perli Rizal 

24 November 2011

PNS Sukabumi Dihimbau Beli Produk Lokal

Sukabumi - Wali Kota Sukabumi Mokhamad Muslikh Abdussyukur mengimbau kepada seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Sukabumi menggunakan produk lokal asli Jawa Barat. Tujuannya, sebagai bentuk upaya mengembangkan keberadaan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). 
Imbauan itu malah sudah disampaikan melalui Surat Edaran Wali Kota Sukabumi tertanggal 14 Juli lalu yang ditujukan kepada semua organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Sukabumi. "Gerakan moral ini menindaklanjuti Surat Gubernur Jabar Ahmad Heryawan beberapa waktu yang lalu mengenai gerakan penggunaan produk UKM di Jabar," kata Muslikh kepada wartawan, Selasa (26/7/2011). 
Muslikh mencontohkan produk lokal yang bisa dipakai misalnya sepatu dan batik. Selain harganya terjangkau, kualitas produk UKM di Kota Sukabumi juga tidak kalah dibandingkan daerah lainnya. Berdasarkan data Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi, saat ini jumlah UKM mencapai sebanyak 16.752 unit. 
Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad mengungkapkan, perkembangan UKM di kota cukup pesat. Kondisi itu, kata Dudi, akan semakin berkembang setelah keluar kebijakan pemakaian produk lokal Jabar. Kesempatan tersebut haus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pelaku UKM di Sukabumi. [gin]