Sedapnya Mie Ayam Sehat Warna-Warni WASEGI

Pengen merasakan kelezatan Mie Ayam ini ? Anda dapat merasakannya di Foodcourt Yogya Toserba Sukabumi Lantai 3

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

25 Februari 2011

Pedagang Pasar Degung Khawatir Tak Laku

Radar Sukabumi --Pasar Degung di Jalan AR Hakim Kota Sukabumi yang belum lama dibangun masih saja sepi pengunjung. Padahal biasanya pasar selalu dikerubuti pembeli yang hendak berbelanja. Hal tersebut sudah dialami sejak pasar tersebut resmi dibuka. Hampir semua pedagang yang berjualan di sana mengeluhkan dengan kondisi tersebut. Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang. "Sejak saya membuka lapak di sini paling bisa merasakan ramenya pasar saat puasa saja. Tapi kalo hari-hari biasa seperti ini, kegiatan saya cuma bisa melamun saja," aku seorang pedagang Adit, sambil mengeluh.
Situasi tersebut dinilai akibat kurang strategisnya pasar. Sehingga banyak warga setempat yang memilih untuk belanja di Pasar Pasundan atau Ciwangi. Bukan hanya itu, kurangnya sosialisasi keberadaan pasar tersebut juga menjadi salah satu penyebab. Bayak warga sekitar yang tidak mengetahui keberadaan Pasar Degung. "Saya baru satu minggu mengetahui adanya Pasar Degung, tapi walaupun sudah mengetahui saya lebih memilih utuk belanja di Pasar Pasundan," ungkap seorang Ibu Rumah Tangga, Eti kepada Radar Sukabumi.
Situasi tersebut bisa mengakibatkan kurangnya pendapatan para penjual. "Kalau kondisi ini terus berlanjut bisa-bisa saya gulung tikar," ucap Pedagan Buah-buahan, Hari. Dia menambahkan kondisi ini juga mengakibatkan dua teman pedagangnya sampai memutuskan untuk berhenti berjualan. "Saya juga merasa khawatir hal serupa bisa menimpa saya," sambungnya.(rp4)

24 Februari 2011

Jasa Raharja Dukung Pengembangan UKM

Radar Sukabumi -- PT Jasa Raharja menawarkan pinjaman berbunga rendah bagi pengusaha kecil untuk mengembangkan bisnisnya. Pengusaha dapat memperoleh modal mulai dari Rp l0 juta sampai Rp 25 juta dengan bunga rendah dibawah bunga bank per tahunnya. Pembayarannya pun bisa diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.
Kepala Perwakilan Jasa Raharja Sukabumi, Puryanto didampingi Penanggungjawab Pelayanan Umum Toif Riyanto mengatakan selain melayani asuransi kecelakaan, pihaknya juga turut andil mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kota/Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur, lewat program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL).
"Seiring semakin berkembangnya UKM, kami bertekad mengembangkan bisnis UKM di Sukabumi dan Cianjur. Melalui program PKBL, kami sudah mengucurkan dana mencapai lebih dari Rp 200 juta selama 10 tahun ini untuk puluhan UKM," tuturnya kepada Radar Sukabumi saat ditemui disela-sela pengobatan gratis yang dilakukan pihak Jasa Raharja Sukabumi di Terminal Sudirman Kota Sukabumi , kemarin.
Menurutnya, sejauh ini upaya pengusaha kecil untuk mengembalikan pinjaman lunak tersebut cukup baik. Jika pembayaran kredit lancar, maka dana kredit bisa digunakan untuk membantu UKM lainnya secara bergilir. Ini karena bantuan kredit untuk UKM bersifat dana bergulir.
"Untuk mendapatkan pinjaman dari Jasa Raharja, pelaku UKM harus mengajukan proposal serta menyertakan beberapa persyaratan administrasi. Di antaranya memiliki surat izin usaha atau rencana bisnis yang jelas. Jika semua persyaratan lengkap, kami akan ajukan ke pusat untuk diverifikasi. Jika disetujui, kami akan  memberikan pinjaman mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 25 juta per unit UKM, dengan bunga ringan ," paparnya.
Saat ditanya apakah ada spesifikasi khusus bagi UKM yang hendak meminjam dana ini?  Puryanto menjelaskan semua sektor usaha yang dikembangkan UKM bisa mendapatkan layanan ini. Keunggulan lain dari pinjaman UKM Jasa Raharja ini adalah prosesnya yang cepat.  "Kalau pinjam ke bank, bunganya tinggi dan syaratnya rumit. Di sini enggak ada, mudah dan cepat. Asalkan memenuhi kriteria," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, PKBL merupakan program yang didorong pemerintah kepada BUMN. Dana PKBL disisihkan dari laba BUMN 1-3 persen. Dengan melihat manfaat dan perkembangan pelaksanaan PKBL ini, maka Jasa Raharja berkomitmen untuk tetap melanjutkannya. (sri)

Polsek Palabuhanratu Tangkap Pengedar Upal

SUKABUMI, (PRLM).- Ratusan lembar uang palsu (upal) rupiah, dolar Singapura dan uang Brazil (UB) berhasil diamankan petugas Polsek Palabuhanratu. Upal sebanyak itu disita dari tangan tersangka, Rizal Lusibahi (31) warga Kp. Cihuni RT 03/RW 01, Ds. Pagelaran, Kec. Malingping, Kab. Lebak, Provinsi Banten di kafe "Pesona" di Pantai Citepus Istiqomah, Ds. Citepus, Kec. Palabuhanratu, Rabu (23/2) dini hari. Selain upal, petugas pun menyita barang bukti dua unit handphone milik tersangka.
"Kasus peredaran upal ini diketahui berdasarkan laporan dari pengelola kafe, Rabu dini hari. Berbekal laporan itu, kita langsung menugaskan sejumlah anggota untuk meluncur ke TKP (tempat kejadian perkara). Tersangka yang saat itu sedang duduk-duduk di kafe, langsung kami tangkap hingga digelandang ke mapolsek," kata Kapolsek Palabuhanratu, Komisaris H. Sugoro ketika dikonfirmasi di Mapolsek, Rabu (23/2).
Ia menyebutkan, barang bukti upal rupiah yang disita dari tangan tersangka, sebanyak 151 lembar pecahan Rp 100.000, senilai Rp 15,1 juta. Ditambah lagi, 500 lembar dolar Singapura pecahan 5 dolar dan 232 lembar uang Brazil (UB) pecahan 500 UB. Barang bukti lainnya, dua unit handphone milik tersangka.
"Dari upal rupiah sebanyak itu, sebagian sudah dibayarkan tersangka untuk membayar minum-minum di kafe senilai Rp 3,2 juta, membayar kamar hotel Rp 800.000, dan sisanya disita dari tas gendong dia (tersangka-red), termasuk dolar Singapura dan UB," kata Sugoro didampingi Panit I Reskrim, Ajun Inspektur Satu, Catur Budiono.
Sugoro menjelaskan, menurut pengakuan tersangka, upal sebanyak itu didapat dari seseorang di luar kota yang hingga kini keberadaannya masih dalam penyelidikan polisi. Tersangka mendapatkan upal itu semuanya senilai Rp 19 juta pecahan Rp 100.000. Sedangkan yang dibawa ke wilayah Palabuhanratu dan sebagian sudah dipakai transaksi sebesar Rp 15,1 juta. Upal sebanyak itu selain digunakan tersangka untuk bertransaksi di wilayah Palabuhanratu, juga sudah dibelanjakan di kampungnya sendiri. Bahkan sebagian sudah diberikan kepada istri dan anaknya untuk uang belanja dan jajan. "Jadi upal ini sudah dipakai transaksi di mana-mana, termasuk di kampungnya sendiri," tutur Sugoro.
Sementara itu di ruang Reskrim Polsek Palabuhanratu, pengelola Kafe "Pesona", Rosita (42) mengatakan, terbongkarnya kasus peredaran upal itu, bermula ketika kafenya kedatangan tamu sebanyak empat orang, yang salah satunya tersangka, Selasa (22/2) malam pukul 22.00 WIB. Mereka datang ke kafenya sengaja pesan minuman dan karaoke. Setelah selesai, Rabu (23/2) dini hari, mereka membayar minumannya sebesar Rp 2,2 juta, kasir Rp 400.000 dan membayar jasa karyawan Rp 600.000., hingga total yang dibayarkan Rp 3,2 juta.
"Ketika saya pegang uangnya, serasa ada yang beda. Saat itu saya ragu bahwa itu uang asli. Karena penasaran, saya menyuruh karyawan untuk membelanjakan uang itu ke warung sebelah. Ternyata kecurigaan saya benar, uang itu ditolak warung karena uang palsu. Masih penasaran juga, saya belanjakan lagi ke warung lainnya. Ternyata, jawabannya sama. Setelah yakin, malam itu juga saya langsung melaporkan kasus upal ini ke kantor Polsek Palabuhanratu hingga pelakunya ditangkap dan ratusan lembar upalnya disita. Bahkan setelah diperiksa polisi, di dalam tas gendongnya masih banyak upal. Tak hanya rupiah saja, tapi ada juga upal dolar Singapura dan UB," kata Rosita. (A-67/das)***

23 Februari 2011

UKM Subangjaya Dongkrak IPM

Radar Sukabumi --  Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi terus berupaya optimal meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi. Upaya tersebut, menurut Lurah Subangjaya, Asep Koswara, ditempuh melalui berbagai cara dan terobosan, diantaranya melalui peningkatan dan pengembangan berbagai jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Adapun komoditas yang dihasilkan berbagai jenis UKM tersebut, diantaranya permen jahe, sumpia dan benang layangan, serta berbagai jenis penganan dan makanan. Disamping itu, juga telah berdiri peternakan sapi terbesar di Kota Sukabumi, yang memelihara lebih-kurang 150 ekor.
" Dengan luas wilayah mencapai 22.120 hektar, kami terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, khususnya di bidang ekonomi," kata Lurah Subangjaya, Asep Koswara kepada Radar Sukabumi.
Selain mengandalkan potensi UKM dan peternakan, di kelurahan yang dipimpinnya ini juga memiliki potensi pariwisata. Yakni, ada 2 kolam renang wisata , Cibiru dan Tirta Adam. Serta penginapan panghegar.
"Potensi ekonomi di Subangjaya ini seperti pabrik sumpia, permen jahe layang layang, dan peternakan sapi perah terbesar di Kota Sukabumi. Sekarang sedang dirintis untuk diolah hasilnya oleh masyarakat melalui pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga," tutur pria ramah ini. 
Dijelaskan Asep, UKM yang dikelola oleh masyarakat rata-rata dijalankan dengan masih mengandalkan modal sendiri, sekitar Rp 10-15 juta. Sedangkan mengenai pemasaran produk hasil UKM, telah merambah bukan hanya wilayah Sukabumi saja tetapi luar pulau Jawa.
" Munculnya berbagai UKM di wilayah kami, memberikan pengaruh terhadap peningkatan IPM masyarakat sekitar 40-50 persen dalam 10 tahun terakhir ini," ujarnya.
Menurutnya, kelurahan yang dipimpinnya membawahi sekitar 76 RT dan 14 RW dengan jumlah penduduk mencapai 15.000 jiwa atau 4.600 KK, ternyata mempunyai keuntungan tersendiri. Buktinya dengan jumlah penduduk yang banyak dan dilatar belakangi pekerjaan yang beragam tersebut, ternyata lebih dari 1 tahun selama dirinya memimpin sebagai lurah di Subangjaya. Telah terkumpul uang hasil swadaya masyarakat hampir Rp 2 miliar lebih.
Besarnya dana swadaya hasil masyarakat tersebut, diperuntukkan untuk membangun berbagai fasilitas umum. Seperti jalan, gang dan infratsruktur publik lainnya di Kelurahan Subang Jaya. Sedangkan untuk realiasi PBB pada tahun 2010 mencapai 70-80 persen.
" Rencananya di tahun 2011 ini, ditargetkan pencapaian realisasi PBB 100 persen," pungkasnya. (sri)

Perkembangan Ekonomi Kota Lamban

Radar Sukabumi -- Visi Pemerintah Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan jasa terpadu di bidang pendidikan dan kesehatan, memang sudah terbukti dan berjalan dengan baik. Namun dibalik itu semua khusus dibidang ekonomi, nampaknya belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan, khususnya di sektor pengembangan Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM).
Sehingga timbul pertanyaan sudah sejauhmana Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi benar-benar mendorong sektor perekonomian khususnya ekonomi kreatif.
Pengamat Ekonomi dari STIE PASIM Sukabumi, Fajar Laksana mengatakan, perkembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi cukup lamban. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu pertama, belum sepenuhnya pihak perbankan percaya untuk memberikan kucuran kredit kepada UKM. Hal ini ditambah lagi dengan persayaratannya yang begitu rumit. Kedua, pengembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi, belum menyentuh kepada sektor riil dan lebih menyentuh ke konsumtif.
Ketiga, belum adanya Balai Latihan Kerja (BLK) yang tujuannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan khusus sumber daya manusianya, serta membuat suatu alat untuk memproduksi berbagai produk. Keempat, masih lemahnya sisi promosi berbagai produk yang dihasilkan oleh UKM lokal. Sehingga sangat jarang sekali kita bisa menemukan produk buatan lokal di jual atau dipajang di supermarket yang ada di Kota Sukabumi.
" Saat ini berbagai upaya yang dilaksanakan oleh Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi hanya bersifat temporer saja dan tidak berkelanjutan. Sehingga ketika program ini berakhir selama satu tahun ya sudah, lalu membentuk program baru lagi tanpa ada kelanjutan program terdahulunya," ujar Fajar saat ditemui Ponpes Al Fath PASIM Sukabumi, kemarin.
Menurut Fajar, salah satu upaya Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi agar menjadi lebih baik. Diantaranya, antara dinas terkait seperti Diskoperindag, Dinsostek serta Dinas Pertanian harus ada program untuk mengembangkan sektor ekonomi, jangan sampai berjalan sendiri-sendiri.
"Karena ketiga dinas tersebut mempunyai peranan dan pengaruh penting memajukan sektor perekonomian," tegasnya.
Selain itu perlu adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang keharusan bagi supermarket yang ada di Kota Sukabumi, untuk memberikan ruang sekitar 30 persen bagi pemasaran produk lokal hasil olahan para UKM di Kota Sukabumi.
" Bahkan kalau perlu, Pemkot Sukabumi menyediakan dana talangan khusus bagi modal para UKM. Serta perlu adanya Subsidi Bunga bagi para UKM, dimana nantinya dana tersebut dapat membayar bunga kredit yang dipinjam oleh pelaku UKM, sehingga nantinya pelaku UKM hanya membayar pokoknya saja kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin mengatakan, Pemkot Sukabumi dengan dibantu oleh dinas terkait, terus berupaya mendorong pemberdayaan UKM di berbagai sektor.
" Hal tersebut bisa dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Sukabumi yang saat ini sudah mencapai angka 6,14 persen," kata (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya.
Saat ditanya berapa besar anggaran untuk sektor ekonomi di APBD Kota Sukabumi di tahun 2011 ini, dirinya tidak bisa menjelaskan nominalnya. Namun yang jelas, Deden mengakui bahwa dari jumlah APBD Kota Sukabumi tahun 2011 sekitar Rp 580 miliar, hampir sebagian besarnya terpakai untuk belanja tidak langsung (pegawai) di sektor pendidikan dan kesehatan.
" Berdasarkan renstra yang ada, kami akan melakukan pengembangan usaha mikro dan UKM, serta melakukan berbagai pelatihan," ujarnya.(sri)

Koi Sukabumi Pasok Pasar Nasional

Radar Sukabumi-- Meskipun budidaya ikan Koi di Sukabumi belum berkembang dengan pesat, namun Ichwan Hamid seorang Brider (peternak) ikan koi di Kota Sukabumi tidak putus asa untuk terus berupaya mengembangkan budidaya ikan Koi di Kota Sukabumi.
Ditemui di kediamannya di Jalan Pajagalan, Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi beberapa waktu lalu  mengaku sudah bertahun-tahun  menekuni budidaya ikan Koi.
Bahkan saat ini Hamid sudah mempunyai beberapa kolam untuk budidaya ikan Koi, yaitu di daerah Koleberes Kelurahan Dayeuhluhur Kecamatan Warudoyong.
“Budidaya ikan Koi mempunyai kepuasan tersendiri, karena jenis dan corak warna yang beraneka ragam,”  katanya yang sudah menggeluti bisnis ikan koi selama tiga tahun terakhir.
Dijelaskannya, ada beberapa jenis ikan Koi yang dipelihara dirinya. Diantaranya, kohaku ,sanke showa, shiro bekko. Bahkan jika dilihat dari segi materi, budidaya ikan Koi sangat menguntungkan karena ketika panen bisa menghasilkan uang hingga puluhan dan ratusan juta rupiah.
“Rata-rata ikan Koi yang berukuran 5-10 cm saja bisa dijual dengan harga Rp. 20.000/ekor. Satu tahun terakhir ini, bisnis ikan hias khususnya koi mulai menggeliat kembali. Ya Alhamdulillah hasilnya sangat menjanjikan apabila kita menekuninya,” ujarnya.
Menurut Hamid, budidaya ikan Koi sangatlah mudah karena hanya memubutuhkan waktu selama 3 bulan untuk memanen ikan yang berukuran 10 cm.
" Terlebih jika dilihat dari biaya, tergantung keinginan kita sendiri. Karena budidaya ikan Koi juga bisa dilakukan di kolam milik kita sendiri di rumah," tuturnya.
Namun lebih lanjut Hamid mengatakan, saat ini pesanan bibit ikan Koi yang masuk kepada dirinya sangatlah banyak hingga tidak terpenuhi. Bayangkan saja selama 1 bulan dirinya hanya mampu menerima pesanan sebanyak 30.000 ekor, padahal jumlah pesanan lebih dari itu.
“Kebanyakan pesanan datang dari wilayah di luar Sukabumi, seperti Bandung, Jakarta, Cianjur dan lainnya,” terangnya.
Bahkan diungkapkan Hamid, saat ini yang masih menjadi kendala dirinya adalah kurangnya pasokan indukkan ikan Koi yang kwalitasnya utama. Untuk itu dirinya berharap agar Dinas Pertanian Kota Sukabumi dapat membantu dalam hal penyediaan indukkan ikan Koi  dan rencananya dalam waktu dekat ini akan segera direalisasikan. (sri)

22 Februari 2011

BPR Nusamba Siap Perluas Ekpansi

Radar Sukabumi -- PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nusamba Sukaraja berancang- ancang memperluas ekspansi bisnisnya. Pada semester pertama tahun ini, bank perkreditan yang bermarkas di Desa Pasirhalang Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi ini siap melirik kawasan Cianjur.
"Inti program kita memang penetrasi program yang sudah ada. Namun, kita siapkan upaya ekspansi itu sebagai perluasan jaringan kita dalam membantu perkreditan serta tabungan masyarakat," ujar Direktur Utama (Dirut) PT BPR Nusamba Sukaraja, Nina Sundari di sela peringatan ultah ke 21, PT BPR Nusamba kemarin. 
Kepada Radar ia menyebutkan, bukti ekspansi tahap awal tak lebih kerjasama penggelontoran kredit kepada para pedagang di Pasar Warungkondang. Respon mereka, terbilang cukup tinggi.
"Kita juga menawarkan program unggulan kepada mereka yakni tabungan harmoni plus, yang kebetulan diundi setiap BPR ultah. Dan ini merupakan komitmen kami memberdayakan usahawan mikro di Sukabumi maupun Cianjur nantinya," paparnya.
Sementara, dalam puncak peringatan hari jadinya, PT BPR memberikan paket sembako kepada puluhan warga kurang mampu di sekitar kantor. Acara itu, tambah Nina kompak dilakukan di kantor pusat yakni Sukaraja dan enam kantor kas yang tersebar di Kecamatan Palabuhanratu, Parungkuda, Cikembar, Sagaranten, Cisaat dan Warungkiara.    
"Untuk di kita, mereka berasal dari tiga lingkungan RT sekitar kantor," singkat Nina.
Acara ultah juga dirangkai malam tadi. Di mana, PT BPR Nusamba menggelar peringatan maulidan sekaligus pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. "Saya harap PT BPR Nusamba semakin maju dan memperhatikan warga di sekitar kantor," aku Aminah (57), seorang warga penerima bingkisan sembako. (veg)    
 

Omset Boink Naik 30 Persen

Radar Sukabumi -- Boink Outlet di Super Mall Kota Sukabumi, siap bersaing dalam ketatnya kompetisi fashion saat ini. Banyak cara dilakukan pengelola Boink untuk menarik minat masyarakat.
Di tahun 2011 ini, pengelola pun mengadakan diskon untuk mendongkrak penjualan. Hingga kemarin, omset mereka naik 30 persen dan jumlah pengunjung pun meningkat hingga sepuluh persen.
Store Head Boink Outlet Sukabumi, Heny Nurmela mengatakan, mereka selalu membuat program dan even-even besar seperti hari raya dan tahun baru. Mereka biasanya menggelar diskon mulai dari pakaian hingga aksesoris, seperti yang dilakukan saat ini.
" Sekarang, kami beri diskon mulai 10 hingga 20 persen untuk semua jenis barang (all item,red)," ujarnya kepada Radar Sukabumi yang juga menambahkan bahwa mayoritas produk yang ditawarkannya untuk kawula muda Sukabumi Metropolis.
Perempuan ramah ini menjelaskan, barang yang tersedia di Boink di antaranya kaus, jeket, sepatu, tas, kemeja,hingga aksesori seperti jam tangan , kalung, gelang dan dompet KW.
" Untuk semua item, harganya relatif murah dan kualitasnya tetap dijaga. Seminggu sekali pasti ada barang baru," paparnya.
Jumlah pengunjung Boink,sambungnya, meningkat sepuluh persen setelah mengadakan program diskon ini. Omset mereka pun naik 30 persen. "Kami terus mengadakan diskon di tiap even untuk meningkatkan traffic pengunjung dan omset," pungkas Heny sambil tersenyum. (sri)

Pepe, Sukses di Tengah Keterbatasan Fisik

Radar Sukabumi -- Kekurangan fisik yang dimiliki Pepe Sopian (36), tidak menghalanginya untuk berkarya dan mencari nafkah. Siapa sangka, pemuda yang tak memiliki jari kaki dan tangan ini justru memiliki keahlian memperbaiki peralatan elektronik. Bahkan, Pepe juga bisa menyetir.
Terlihat sebuah mobil Avansa silver di pekarangan rumahnya yang menjadi garasi. Padahal lima bulan belakanan Pepe belum memiliki mobil, saat reporter koran ini mengunjunginya. Reporterpun melemparkan salam. Seperti biasa, Pepe yang tidak jauh dari komputernya itu sebagai pengendali master pulsa dan reporterpun disambutnya. Meski sudah tidak lagi membuka servis, namun konsumen tetap mempercayainya bisa membenahi masalah alat komunikasi itu. 
Padahal secara kasat mata, profesi tersebut membutuhkan ketelitian dan peran utama jari tangan. Namun warga asal Kampung Nanggerang, RT 16/01  Kelurahan/Kecamatan Lembursitu ini justru piawai memperbaiki alat elektronik rusak dengan mengandalkan tangan buntungnya itu.
Pepe ahli servis perangkat lunak dan perangkat keras elektronik termasuk handphone. Profesi ini dilakoni selama kurang lebih 15 tahun. Meski usahanya di bidang service elektronik sudah tidak lagi dilakoni. Namun usaha jual beli pulsa terus berkembang. Bukan hanya itu, ia juga bisa mengemudikan mobilmetik meski tanpa dua kaki dan tangan yang lengkap. "Kalau mau rekreasi atau bertamu ke tempat saudara dengan keluarga saya suka membawa mobil itu," akunya seraya dibenarkan ibunya, Uum (61).
 Mobil yang dimilikinya itu pun bukan pemberian cuma-cuma. Ia mendapatkannya itu bekerja keras bergerak di bidang master pulsa selama lima tahun. "Alhamdulillah sekarang saya mengatur uang Rp 150 juta per minggunya," aku Pepe panggilan akrabnya.
Sungguh tak disangka dengan keterbatasan di tubuhnya, namun bisa mengelola uang Rp 600 juta per bulannya hingga memiliki sebuah mobil dari hasil jerih payahnya selama berkarya. "Jika kita ada kemauan pasti bakal ada jalan, yakin Allah pasti akan memberikan asal niat kita yang sungguh-sungguh," tandasnya seraya mengucapkan ingin segera memiiliki pasangan hidup.
Putra kedua dari tiga bersaudara itu juga mudah bergaul. Bukan hanya dengan rekan kerjanya namun dalam bergaul dilingkungannya juga sangat mudah diterima, buktinya sempat turut menjadi panitia Agustusan.
Sementara itu, Uum mengatakan , memiliki anak seperti Pepe bagaikan diberikan anugrah yang terbesar. "Saya bersyukur, anak saya ini meski kekurangan fisik tapi tidak terbatas untuk berkarya. Dan tidak pernah meminta-minta," katanya bangga.(*)   

"Penghasilan Sehari-hari Tidak Cukup"

Radar Sukabumi -- Perkotaan biasanya menjadi objek yang sangat diminati Zsebagian orang untuk mengais rezeki. Hal serupa juga dilakukan Bah Oman (50thn). Pria asal Ciaul Kebon Jampang Kel Cisarua Kec Cikole itu terus berjuang mempertahankan hidup dengan mengandalkan penghasilan dari mengayun sepeda setiap hari. Pekerjaan tersebut dilakoni sudah hampir 11 tahun lebih. Menurutnya pengakuannya Bah Oman awalnya seorang buruh tani. Namun, karena maraknya pembangunan sehingga menggeser lahan pertanian yang dulunya dijadikan sebagai lahan mata pencaharian. "Makanya dengan terpaksa beralih profesi,"akunya kepada Radar Sukabumi. Dengan profesinya yang baru hampir sebagian Kota Sukabumi dia kelilingi untuk mengantarkan penumpang sampai ke tempat tujuan. Dengan usianya yang sudah tidak lagi muda. Bah Oman berjuang keras agar mempertahankan hidup dan bisa memnghidupi keluarganya. Pendapatan yang dia hasilkan dari mengayun becak tidak seimbang dengan keringat yang dikucurkan. Bekerja mulai pukul 09.00 sampai pukul 17.00 WIB hanya mendapatkan 20ribu/hari. "Sedangkan  harus mencukupi kebutuhan empat anak dan satu istri,"akunya
Ia mengaku sebenarnya sudah tidak kuat untuk terus mengayuh becak. "Tapi kalau hal ini tidak saya lakukan anak dan istri saya mau dikasih makan apa?," ungkapnya mengeluh dan biasa mangkal di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi. Dengan kondisi hari ini yang serba mahal, pengahasilan Rp20 ribu/hari yang didapat mana bisa mencukupi keperluan sehari-hari. Apalagi terkadang pulang dengan tidak membawa apa-apa.Dia berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib mereka. Sehingga, bisa mendapat kehidupan yang lebih layak.(rp4)

Aqua Dorong Perkembangan Ekonomi Daerah

Bandung (Radar Sukabumi) -Perkembangan ekonomi daerah yang digerakkan oleh harmonisasi industri dan pemberdayaan masyarakat menjadi salahsatu topik hangat dalam diskusi Forum Wartawan Kementerian Perdagangan (FORWARD) di Bandung, (12-13/2) lalu. Dalam diskusi yang dilaksanakan selama dua hari tersebut, Menteri Perdagangan RI Marie Elka Pangestu membuka diskusi dengan menyampaikan pandangannya tentang pentingnya daya saing usaha produk nasional menghadapi persaingan global. Disusul pada hari berikut dengan diskusi “Pentingnya Investasi di Daerah dan Dampaknya Terhadap Pengembangan UKM” bersama sejumlah media nasional dan daerah.
 Diskusi tentang “Pentingnya Investasi di Daerah dan Dampaknya Terhadap  pengembangan UKM” dilaksanakan di Hotel Savoy Homann-Bandung dengan menghadirkan Agus Pambagio (Pemerhati Kebijakan Publik), Gunaryo (Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri), dan salahsatu wakil dari industri Binahidra Logiardi (Senior Manajer CSR Danone Aqua). Agus Pambagio menjabarkan efek investasi di sektor air mineral sebagai salahsatu contoh industri yang berkembang. Disusul dengan paparan Gunaryo mengenai peran Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dapat menjadi penopang ekonomi daerah bila mendapat dukungan kuat dari industri. Sementara itu mewakili industri, Binahidra Logiardi menyampaikan tujuan keberlanjutan dari pemberdayaan masyarakat dan pengembangan UKM yang dilakukan PT Tirta Investama (Danone Aqua) untuk menjadi nilai tambah ekonomi masyarakat di daerah
 Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Danone Aqua mungkin dapat dijadikan salahsatu inspirasi bagi dunia industri. Sebagai salahsatu pelaku industri, PT Tirta Investama, produsen air minum dalam kemasan Aqua melakukan sejumlah pemberdayaan masyarakat dan dukungan pengembangan UKM sebagai bagian dari kegiatan CSR Danone Aqua. Program CSR telah dilakukan Danone Aqua sebelum melakukan investasi di berbagai daerah melalui pembangunan pabriknya. Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan investor yang baru mulai melakukan CSR ketika pabriknya sudah berdiri. “Danone Aqua melakukan kegiatan CSR sejak tahap perencanaan investasi. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan keseriusan itikad baik Danone Aqua terhadap masyarakat untuk turut serta mengembangkan ekonomi masyarakat dan  daerahnya. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat tentang komitmen bisnis kami yang tidak semata melakukan usaha bisnis, tapi juga memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan sosial lingkungan”, jelas Troy Pantouw (Direktur Komunikasi PT Tirta Investama).
 Tujuan peningkatan ekonomi masyarakat menjadi target dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan UKM oleh Danone Aqua. Di wilayah Pasuruan tempat 2 lokasi pabrik Aqua berdiri menjadi salahsatu contoh dimana Tim CSR Danone Aqua bekerjasama dengan LSM membentuk kelompok-kelompok kerja. Salahsatunya kelompok kerja Jati Anom di Desa Karangjati yang mengelola sampah plastik menjadi sebuah kerajinan dan sampah organik menjadi kompos. Ada juga kelompok kerja lainnya dari warga desa yang terdiri dari kaum pria yang melakukan budidaya jamur tiram dan keripik. Contoh lain juga dilaksanakan di Desa Dayurejo dimana CSR Danone Aqua membantu pemberdayaan masyarakat sekitar lewat pengolahan sabun sereh, arang, dan budidaya tanaman kopi. Di daerah Kebon Candi, Danone Aqua juga membantu pertanian organik, peternakan sapi perah dan kambing etawa masyarakat sekitar.
Di luar dukungan pemberdayaan masyarakat di lapangan, beberapa pelatihan kerja berupa motivasi kewirausahaan, teknis kewirausahaan, pemberian bantuan modal awal, alat-alat, bahan baku hingga pendampingan juga dilakukan Danone Aqua dan LSM. Bahkan Danone Aqua bekerjasama dengan UKM di Pasuruan mengembangkan Koperasi bernama “Akar Daun” untuk keberlanjutan dan kemandirian kelompok kerja yang ada. Hal ini memudahkan pengembalian modal kerja sehingga dapat bermanfaat untuk pengembangan usaha masyarakat yang lainnya. Danone Aqua juga secara aktif memberikan media promosi bagi produk UKM tersebut dengan mengikutsertakan mereka dalam sejumlah pameran dalam skala regional.(*/veg)

16 Februari 2011

Disperindag Kota Sukabumi Usulkan Permohonan Subsidi Kedelai

SUKABUMI, (PRLM).- Melonjaknya harga pembelian bahan baku tahu dan tempe berupa kacang kedelai memperoleh perhatian Pemkot Sukabumi. Rencananya Pemkot Sukabumi melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Sukabumi akan mengusulkan bantuan subsidi impor kacang kedelai ke Kementerian Perindusterian pusat di Jakata.
Langka tersebut dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terancamanya puluhan perajin tahu dan tempe yang kolaps. Apalagi saat ini, rata-rata harga bahan baku kacang kedelai impot di pasaran berkisar Rp 7.000/kg. Hal itu menunjukan harga pasaran kacang kedelai masih relatif tinggi.
"Kami telah menyusun surat ke Kementerian Perindustrian pusat guna memperoleh subsidi pengadaan kacang kedelai import. Surat akan segera dilayangkan paling lambat pekan mendatang, " kata Kepala Disperindag Kota Sukabumi, Dudi Fatuljawad kepada "PRLM", Rabu (16/2). (A-162/A-147)***

15 Februari 2011

Warga Keluhkan Ukuran Tahu dan Tempe

SUKABUMI, (PRLM).- Sejumlah ibu rumah tangga khususnya konsumen tahu dan tempe di Kota Sukabumi mengeluh. Pasalnya, akhir-akhir ini, ukuran tahu dan tempe yang dijual di pasaran lokal Sukabumi kian mengecil.
"Memang selama beberapa pekan ini, ukuran produk tahu dan tempe yang dijual di pasaran kian mengecil saja. Padahal harga jual di pasaran tidak jauh berbeda, seperti sebelum-sebelumnya, " kata Ny. Dewi Ratnasari (24) seorang ibu rumah tangga, kepada "PRLM", Selasa (15/2).
Ibu rumah tangga lainnya, Ny. Widya malah khawatir setelah ukuran mengecil, tahu dan tempe bakal dijual dengan harga lebih mahal dari sekarang. Menurut dia, bukan tidak mungkin harga jual tahu dan tempe akan naik. Sebab, bahan baku tahu dan tempe, yakni kacang kedelai harganya belum menujukkan penurunan. ( A-162/A-147)***

Jabar Tak Masuk Pengembangan Pasar Tradisional

BANDUNG, TRIBUN - Di negara mana pun, keberadaan pasar tradisional menjadi salah satu unsur pengembangan sektor perekonomian. Namun, di tanah air, keberadaan pasar tradisional, sepertinya, kian tergerus oleh kehadiran pasar-pasar modern.
Melihat kondisi itu, perlu adanya langkah-langkah pemerintah untuk tetap menjaga eksistensi pasar tradisional. "Di antaranya, tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp 5-15 miliar untuk mengembangkan pasar-pasar tradisional di 10 kabupaten dan kota tanah air," tandas Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI, Gunaryo, di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika Bandung, belum lama ini.
Sayangnya, di antara ke-10 daerah itu, tidak terdapat nama Jabar. "Ini berkaitan dengan ketersediaan anggaran," kilah Gunaryo. Ada pun ke-10 daerah itu, antara lain, Samosir (Sumatera Utara), Bengkulu, Takalar, kawasan Skow yaitu perbatasan Papua dan Papua Nugini (PNG), Kabupaten Cikia (NTB), Denpasar (Bali), Kabupaten Pacitan, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Klaten.
Di tempat yang sama, seorang pemerhati kebijakan publik, Agus Pambagio, menilai, sampai saat ini, pemerintah belum menerbitkan peraturan yang jelas dan tegas mengenai pasar modern dan tradisional.

"Di antaranya, mengenai lokasi pendirian. Pastinya, hal ini butuh ketegasan dan kejelasan pemerintah. Sedangkan sampai saat ini, soal pasar tradisional dan modern, saya belum melihat adanya ketegasan dan kejelasan pemerintah," pungkas Agus. (win)


Aturan Pasar Modern dan UMKM Segera Terbit
BANDUNG, TRIBUN - Keberadaan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memang berperan penting dalam menunjang sektor ekonomi negara ini. Sayangnya, hingga kini, keberadaan UMKM masih belum tereksplorasi secara maksimal.
Sebaliknya, kehadiran pasar-pasar modern begitu marak. Bahkan, pasar-pasar modern pun berdiri berdekatan dengan pasar tradisional, yang nota bene, didominasi para pelaku UMKM.
Padahal, potensi yang dimiliki para pelaku UMKM sangatlah luar biasa. Melihat kondisi itu, Kementerian Perdagangan RI melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, berencana untuk menerbitkan produk hukum yang berkaitan dengan UMKM, pasar tradisional, dan pasar moderen.
"Bentuknya tidak tercantum dalam Undang Undang, tetapi menjadi dasar bagi kami untuk menerbitkan kebijakan mengenai kelangsungan pelaku UMKM, pasar tradisional, dan pasar moderen agar ketiganya dapat menjalin sinergitas," tandas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI, Gunaryo, dalam Diskusi Forum Wartawan Kementerian Perdagangan (Forward) di Hotel Savoy Homann Bandung, Jalan Asia Afrika Bandung, belum lama ini.
Intinya, jelas Gunaryo, produk hukum itu mendorong pasar modern supaya lebih melibatkan para UMKM. "Untuk itu, perlu adanya pembicaraan dan pembahasan mengenai hal tersebut," sambungnya. Sayangnya, Gunaryo tidak menyebutkan jenis dan kapan terbitnya produk hukum yang berkaitan dengan UMKM, pasar tradisional, dan pasar moderen tersebut, apakah berupa surat atau lainnya. (win)

Jalur Perintis KA Bandung-Sukabumi Siap Dioperasikan

BANDUNG (bisnis-jabar.com) : PT Kereta Api Indonesia (KA) siap mengoperasikan jalur perintis koridor Bandung-Cianjur-Bogor-Sukabumi setelah selesainya pembangunan sarana dan prasarana di beberapa titik oleh Kementerian Perhubungan.
Direktur Komersial PT KA Su ffb listyo Wimbo Hardjito mengemukakan Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan memang sedang menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana kereta api di beberapa titik antara lain rel, rambu-rambu, perbaikan jalur, terowongan, dan lain-lain.
“Kalau sudah selesai pembangunannya oleh pemerintah, kami tentu siap mengoperasikan jalur tersebut,” katanya hari ini.
Dia mengatakan dari sisi bisnis, jalur KA tersebut memang tidak menguntungkan perusahaan. Akan tetapi, rencana beroperasinya KA pada jalur itu akan ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat.
Menurut dia, seluruh beban operasi KA akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, sama halnya dengan angkutan kapal laut perintis.
“Program KA perintis ini di atas KA PSO [public service obligation],” katanya.
Jika jalur KA tersebut terwujud, katanya, akan menjadi satu-satunya KA perintis yang beroperasi di Indonesia.
“Kalau usulannya sudah kami sampaikan, dan itu direspon oleh Kementerian Perhubungan dengan perbaikan terlebih dahulu sarananya,” katanya.(Roberto Purba)

BPR Pasar Sukabumi Ditarget 1,9 Miliar

Radar Sukabumi -- Sebagai upaya meningkatkan modal dasar di tahun 2011 ini, PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sukabumi mengajukan modal dasar kepada Pemerintah Kota Sukabumi sebesar Rp 15 miliar. Nantinya dengan dana sebesar itu, selain diperuntukkan bagi modal dasar juga digunakan untuk membiayai pembangunan gedung baru yang lebih representatif dibandingkan bangunan saat ini.
" Nanti pada tahun 2012, kami berencana membuka kantor cabang pembantu di wilayah kecamatan Cisaat dan Cibadak," kata Direktur BPR Kota Sukabumi Yudi kepada Radar Sukabumi.
Dijelaskan Yudi, pengajuan modal dasar sebesar Rp 15 miliar di tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 5 miliar. Berdasarkan data di tahun 2010, jumlah total kredit yang disalurkan BPR Kota Sukabumi sebesar Rp 17,5 miliar untuk bidang perdagangan, home industri, jasa dan profesi. Dengan presentase sekitar 40 persen kredit disalurkan kepada PNS dan 60 persen untuk umum.
Adapun jumlah nasabah BPR Sukabumi sebanyak 1.050 nasabah, serta nasabah yang menabung sebanyak 500 orang dan deposan 200 orang.
" Kebanyakan nasabah yang meminjam dana, sekitar 10 persen digunakan untuk investasi dan 90 persennya digunakan untuk modal kerja," ujarnya.
Menurut Yudi, saat ini persaingan antara bank untuk menggaet para nasabah begitu gencar dilakukan, baik dengan cara promosi produk maupun langsung jemput bola ke bawah. Sehingga membuat pihaknya juga ikut melakukan berbagai terobosan untuk menarik nasabah baru, salah satunya dengan menurunkan suku bungan setiap peminjaman kredit.
Dimana kredit umum mikro bunganya sebesar 1,8 %, SUP 1,625 % efektif dan KUR 1,833 % efektif. Rata-rata para nasabah mengajukan kredit selama 3-5 tahun, dengan jumlah pinjaman yang diberikan oleh BPR Kota Sukabumi mulai dari Rp. 1-200 juta. Bahkan untuk kredit profesi yang dikucurkan bagi PNS dilingkungan Pemkot Sukabumi pada tahun 2010 sebesar Rp. 6,8 miliar
Saat ditanya berapa laba yang dihasilkan BPR Kota Sukabumi, Yudi menjelaskan untuk tahun 2009 sebesar Rp. 1,5 miliar dan tahun 2010 Rp. 1,7 miliar, sedangkan untuk tahun 2011 ini ditargetkan meraih laba sekitar Rp. 1,9 miliar. (sri)

Melihat Kerjakeras UMKM Boneka Kebonjati (Bonti)

Radar Sukabumi -- Mayoritas masyarakat masih memandang limbah yang dihasilkan dari pabrik, merupakan sampah dan tidak ada nilainya. Padahal jika mereka punya kemampuan untuk mengolahnya, ternyata limbah tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitar.
Seperti yang dilakukan Asep Setiawan. Dengan tangan kreatifnya, warga Kampung Kebonjati Kelurahan Sukakarya Kecamatan warudoyong Kota Sukabumi ini  mampu menyulap limbah pabrik tersebut, menjadi barang berharga dan membantu perekonomian keluarga. 
Banyak hal menarik yang bisa didapat jika jalan-jalan ke Sukabumi. Selain hawanya yang sejuk, tanahnya yang subur, juga masyarakatnya pun ramah. Daerah Sukabumi kini banyak dilirik oleh para investor asing terutama dari Cina. Mereka banyak menanamkan sahamnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, hal ini terlihat dari menjamurnya perusahaan asing dibidang pertekstilan bak jamur di musim penghujan.
Berangkat dari banyaknya perusahaan khususnya di bidang tekstil inilah, yang menyebabkan Asep Setiawan membuka pabrik bernama Boneka Kebonjati (Bonti). Bersama keluarganya, Asep memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari perusahaan tadi. Limbah pabrik berupa sisa potongan-potongan bahan-bahan boneka ternyata disulap Asep Setiawan dan Isterinya Dede Herawati menjadi suatu karya yang menarik dan bisa menghasilkan rupiah.
Buktinya dari olahan tangannya, Asep bisa terus menghasilkan karya kreatif dan inovatif dengan cara mendesain berbagai motif boneka, dompet, sarung bantal, dan juga ikatan rambut. Rumah yang berada di Kampung Kebonjati Kelurahan Sukakarya Kecamatan warudoyong Kota Sukabumi ini ternyata penuh oleh berbagai hasil karya berupa boneka dan berbagai ikatan rambut, dan dompet yang dihasilkannya bersama ke 15 pekerjanya.
Pendiri sekaligus pemilik kerajinan tangan membikin dan desain boneka, Asep Setiawan mengatakan, Pada awal tahu 2002 dirinya hanya belajar otodidak untuk membikin ikatan rambut saja dari limbah pabrik yang didapatnya. Beberapa kali mencobanya membuat pola ikatan rambut sampai dengan berhasilnya satu model, ternyata hasil tersebut disukai konsumen. Satu tahun kemudian Asep mencoba kembali membuat pola mendesain boneka-boneka klasik tapi unik. Mulai dari boneka Kelinci, beruang dan juga serangga yang mempunyai kesan tersendiribagi para penggemar boneka. "Walaupun bahan baku terbatas, tetapi untuk setiap pembikinan boneka tergantung dari besar kecilnya bahan baku yang akan dibuat," ujarnya. (*)

Hiswanamigas Sukabumi Resah

Radar Sukabumi -- Program perpindahan BBM bagi premium subsidi ke pertamax oleh pemerintah pusat, memang baru akan dilaksanakan bulan Maret mendatang. Namun rasa kekhawatiran mulai muncul akan terjadinya penimbunan, hingga sejauhmana kesiapan pengusaha SPBU di daerah-daerah.
Seperti yang diutarakan Wakil Ketua Hiswanamigas Sukabumi, Yudha Sukmanagara. Menurutnya, program serupa baru akan dilakukan untuk di Jawa Barat dan khususnya di Sukabumi bulan Juli mendatang. Namun pihaknya, akan melihat dahulu sejauhmana program tersebut di wilayah Jabodetabek, apakah berjalan dengan baik dan lancar tanpa menimbulkan masalah.
" Kalau di wilayah Jabodetabek berjalan lancar, kami akan mengadopsi program tersebut untuk diterapkan di Sukabumi. Namun apabila tidak lancar, kami akan membatalkan sementara pelaksanan program tersebut," ujarnya kepada Radar Sukabumi saat ditemui usai rapat dengan Sekretaris Daerah (Sekda), Kepolisian, Hiswanamigas, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda di Balaikota Sukabumi, kemarin.
Bahkan menurut Yudha, sebagai antisipasi minimnya modal pengusaha SPBU untuk menerapkan program tersebut. Pihak Hiswanamigas Pusat telah melakukan perjanjian atau MoU dengan pihak perbankan untuk peminjaman modal usaha.
" Nantinya seluruh SPBU wajib menyediakan outlet pertamax tanpa terkecuali. Sehingga pengusaha SPBU mau tidak mau harus memiliki modal sekitar Rp. 200-250 juta. Diantaranya dipergunakan untuk membeli outlet pertamax serta modal kerja,” katanya.
Lebih lanjut Yudha mengatakan, sampai saat ini berdasarkan data yang ada, jumlah SPBU di wilayah Sukabumi mencapai 32 unit SPBU. Namun Dari jumlah tersebut hanya 20 persen yang memiliki outlet pertamax.  Sementara itu jumlah konsumsi pertamax per harinya di wilayah Sukabumi mencapai 10 ton, dengan kisaran harga Rp. 7.900 per liter.
" Untuk di Kota Sukabumi sudah 100 persen SPBU nya menyediakan outlet pertamax, namun untuk wilayah kabupaten baru 50 persen," pungkasnya. (sri)         

Emas, Bikin Feminim dan Modis

Radar Sukabumi -- Untuk menambah kecantikan dan keanggunan seorang wanita Metropolis Sukabumi, gunakanlah aksesoris yang gemerlap seperti emas dan perak. Ini tersedia di berbagai macam toko emas dan perak di Sukabumi mulai anting, gelang, cincin, kalung dan lain sebainya.
Penggunaan emas dan perak untuk menambah kemodisan dan keanggunan agar terlihat lebih percaya diri. Untuk masalah harga tentunya relatif. "Harganya bervariasi. Mulai yang 18 karat Rp310 ribu per gram. 22 karat Rp285 ribu per gram sampai Rp 400 ribu per gram tergantung persen. Juga Rp 370 ribu per gramnya untuk 23 karat, "ujar SPG salah satu toko mas di Sukabumi yang enggan disebutkan namanya, kemarin. 
Sementara apa betul mengenakan emas akan bertambah cantik dan glamour pada diri seorang wanita metropolis Sukabumi? Ini dibuktikan seorang model yang cantik, Rika Faramida. Menurut lajang kelahiran 1992 ini bahwa dirinya sangat percaya diri jika menggunakan emas berlian. "Ya, terasa lebih anggun, lebih feminim dan dewasa,"akunya kepada Radar Sukabumi kemarin.
Sementara itu, jika keberatan membeli emas maka ada alternatif lain untuk membeli perak. Seperti yang tersedia di Toko Perak Indah Jln Kapt Haru Kabir.
Untuk perak rata-rata per gramnya ditawarkan Rp17 ribu. Ini juga dijual dengan berbagai penawaran sama seperti emas. Dengan rupa-rupa yang juga indah. "Bagiku memakai emas maupun perak, akan menambah keanggunan pada diri seorang wanita. Dan juga boleh jadi bukti kelanggengan terhadap pacar kita,"pungkasnya optimis. (rp3)

Terkait BBM, Pemkot Sukabumi Surati Kementrian ESDM

Radar Sukabumi -- Hari ini Pemerintah Kota Sukabumi akan mengirimkan surat kepada Kementrian Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI), terkait rencana pemerintah pusat mengalihkan BBM dari premium ke pertamax.
Nantinya dalam surat tersebut, berisi saran bagi pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali rencana pengalihan BBM ke pertamax.
“ Salah satu pertimbangannya, dikhawatirkan nantinya akan menimbulkan permasalahan, seperti penimbunan BBM,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan Perindustrian (Kadiskoperindag) Kota Sukabumi, Dudi Fathuljawad saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya.
Dijelaskan Dudi, surat tersebut menindaklanjuti hasil rapat antara Pemkot Sukabumi dengan Hiswana Migas, Dinas Perhubungan (Dishub), Organda, Diskoperindag, kepolisian dan pihak terkait lainnya, yang dilaksanakan di ruang rapat Sekda Kota Sukabumi beberapa waktu lalu.
Menurut Dudi, selain mengirimkan surat kepada Kementrian ESDM RI, pihaknya juga akan mengirimkan surat kepada Hiswana Migas. Dan pihaknya akan mengirimkan 3 surat terkait hasil rapat beberapa waktu lalu.
“ Selain melakukan sosialisasi, perlu ada perangkat yang bisa meminimalisasikan berbagai permasalahan yang nantinya akan timul,” tuturnya.
Lebih lanjut Dudi menambahkan, agar program ini berjalan dengan lancar, sejak saat ini perlu dilakukan sosisalisasi secara gencar. Terutama kepada masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait program ini. (sri)

Kebutuhan beras di Sukabumi 40.000 ton per tahun

BANDUNG (bisnis-jabar.com) : Data Pemkot Sukabumi mencatat persediaan beras pada pertengahan Januari 2011 di wilayah itu telah mencapai sekitar 10.000 ton, yang sebagian merupakan impor dari Vietnam.

Tim Pengelola TIC Palabuhanratu Siap Mundur dari Kepengurusan

Foto : Radar Sukabumi from google
SUKABUMI, (PRLM).- Tim Pengelola Tourism Information Center (TP. TIC) Palabuhanratu mengancam akan mundur dari kepengurusan apabila Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparbudpora) Kab. Sukabumi, menaruh ketidakpercayaan terhadap kinerja TP. TIC dalam mengembangkan kepariwisataan di TIC. Apalagi, Disparbudpora cenderung menilai berbagai konsep dan perencanaan yang dibuat TP TIC dinilai salah karena dipandang telah melangkahi kebijakan dan kewenangan dinas. Namun, penilaian itu tanpa didasari dengan alasan yang jelas.
"Seandainya kami dianggap salah dalam mengelola TIC ini, kapan pun kami siap mundur. Tapi sebelum mundur, kami ingin mendengar dulu letak kesalahannya di mana dan alasannya apa? Sebab selama ini, dinas pun tidak pernah memberitahukannya sehingga penilaiannya cenderung subjektif, " kata Sekretaris TP. TIC Palabuhanratu, Yanyan Nuryanto ketika ditemui di Cikakak, Minggu (13/2).
Ia mengatakan, kendati pihak Disparbudpora belum memberitahukan kesalahan kinerja TP.TIC secara gamblang, namun menurut informasi di luaran diduga kesalahannya terkait dengan status TIC sebagai aset pemda. Selain itu juga, berbagai perencanaan dan konsep kepariwisataan yang dibuat TP.TIC, dianggap melangkahi fungsi dan kewenangan dinas.
"Namun, informasi ini baru desas-desus yang kami serap di luaran. Benar tidaknya, tunggu hari Rabu (16/2) nanti. Kami akan menyampaikan pernyataan sikap pengunduran diri sekaligus meminta kejelasan tentang permasalahan ini. Bisa dibilang, kami memaksa dinas untuk mendengarkan paparan kami. Sebab sudah tiga kali kami mengajukan surat permohonan untuk beraudiensi, belum ada tanggapannya," tutur Yanyan.
Terkait dengan masalah TIC sebagai aset pemda, kata dia, diduga dinas mempertanyakan tentang bagi hasil keuntungan dalam pengelolaan TIC, baik berupa pajak maupun retribusi. Apabila dugaan itu benar, keinginan dinas itu dinilai ironis. Sebab dalam perjanjian kontrak kerjasama, sama sekali tidak tercantum mengenai bagi hasil keuntungan dalam pengelolaan TIC.
"Tujuan dan konsep pengelolaan TIC itu bukan komersil, melainkan memanfaatkan sekaligus memungsikan kembali TIC yang sebelumnya terbengkalai yang kondisinya kumuh dan jorok. Ketika gedung TIC ini difungsikan kembali untuk mendorong kemajuan pariwisata Kab. Sukabumi khususnya Palabuhanratu, secara tidak langsung kita sudah membantu program dinas," ujarnya. (A-67/das)***

Jelang Valentin, Pedagang Bunga di Sukabumi Marema

SUKABUMI, (PRLM),-Pembelian bunga menjelang hari valentine melonjak cukup tajam. Para petani bunga di Selabintana, Kecamatan Sukabumi mengaku mengalami keuntungan hingga seratus lima puluh persen. Bahkan lonjakan keuntungan sempat mengalami peningkatan saat imlek lalu.
“Sudah sepekan ini, permintaan bunga dari berbagai jenis meningkat cukup tajam. Biasanya peningkatan tidak hanya saat perayaan imlek saja. Namun meningkat saat perayaan lainnya. Terutama saat lebaran dan natal,” kata salah seorang petani bunga, Idah kepada "PRLM", Senin (14/2). (A-162/kur)***

Penjualan mobil baru di Jabar awal tahun ini di bawah target

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Realisasi penjualan mobil baru pada sejumlah diler di Jabar selama Januari masih di bawah target.
Teguh Nugroho, Kepala Cabang Astra Internasional-Daihatsu Surya Sumantri Bandun ffb g, mengatakan sebagian masyarakat kemungkinan belum memutuskan membeli mobil baru pada awal tahun.
Catatan diler tersebut menyebutkan penjualan di Jabar sepanjang Januari baru mencapai 85% dari target 930 unit mobil dalam satu bulan.
“Penjualan masih di bawah target karena beberapa hal, antara lain masyarakat masih menunda membeli mobil baru,” katanya kepada bisnis-jabar.com, hari ini.
Dia mengatakan tren peningkatan penjualan biasanya baru terlihat pada Februari dan Maret.
Pada periode tersebut, kata dia, masyarakat sudah bisa memutuskan membeli mobil dengan mempertimbangkan kemampuan keuangannya. (MSU)

8 Februari 2011

Pengusaha Jabar hanya akan bayar listrik tarif lama

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pengusaha di Jawa Barat hanya akan membayarkan tagihan pemakaian listrik berdasarkan hitungan lama, tidak membayar tagihan listrik secara penuh setelah pencabutan fasilitas capping 18%.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Dedy Widjaja menge ffb mukakan akan meminta penjelasan PT Perusahaan Listrik Negara sebelum membayar kewajiban pemakaian listrik secara penuh.
“Harus jelas dulu dasar hukumnya apa. Hitung-hitungannya pun bagaimana. Hal itu tentunya harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat seperti di koran,” katanya hari ini.
Dia menuturkan pengusaha sebetulnya bisa menuruti ketentuan penerapan tarif baru asalkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah menyepakati tarif baru tersebut.
Sayangnya, kata dia, PLN tiba-tiba saja sudah menagihkan tagihan pemakaian listrik baru kepada para pengusaha.
“Kalau tidak salah sudah ada yang mendapatkan rekening tagihan yang baru setelah capping dicabut. Tetapi, pengusaha hanya akan membayar berdasarkan tagihan lama,” katanya.
Dedy mengatakan pencabutan capping listrik industri secara otomatis akan mendorong kenaikan biaya produksi. Penaikan biaya produksi tersebut juga akan berujung pada efisiensi perusahaan.(hh)

Dinkes Jabar segera lelangkan 23 proyek kesehatan

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Dinas Kesehatan Jawa Barat segera melelangkan 23 item pengadaan barang dan jasa untuk tahun anggaran 2011.
Seperti dikutip Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Jabar beberapa jenis pekerjaan yang akan dilelangkan be ffb rupa pekerjaan lanjutan renovasi gedung Dinas Kesehatan dan renovasi aula Rp17 miliar, pengadaan alat kesehatan untuk puskesmas rawat inap (poned) Rp35 miliar, pengadaan alat kedokteran penunjang puskesmas poned Rp10 miliar, pengadaan alat kedokteran umum Rp1,4 miliar, dan lain-lain.
Informasi lebih lanjut tentang rincian proyek serta mekanisme lelang, silakan klik alamat ini: www.lpse.jabarpov.go.id

Harga emas diprediksikan naik 20% pada 2011

;kkzaQ
Bisnis Jabar : Harga emas diprediksi naik 20% sebelum akhir 2011 setelah selama bulan lalu mengalami koreksi harga. Kenaikan ini ditandai dengan besarnya nilai investasi investor yang memperkirakan kenaikan harga yakni sebanyak US$102 miliar. ffb
Lima analis yang diperingkat Bloomberg, yang biasa akurat memprediksi harga emas dan perak dalam dua tahun terakhir, menyatakan harga emas berpotensi naik 20% sebelum akhir tahun ini, dan harga perak menanjak 23%.
UBS AG memprediksi permintaan perak dari sektor industri meningkat hingga tertinggi sejak 1990 dan untuk emas mencapai penjualan rekor tertinggi kedua dalam produk exchange traded fund berbasis emas.
Deutsche Bank AG memprediksi bank sentral, pemegang terbesar emas, akan menambah cadangan emas untuk ketiga kalinya pada tahun ini, hal pertama kali terjadi sejak 1970-an.
“Sejumlah investor kembali menanamkan uangnya untuk emas setelah melihat kenaikan harga pada 2010. Jika dilihat secara makro, di seluruh dunia tengah terjadi devaluasi mata uang, inilah yang menyebabkan investor memburu emas,” kata Michael Cuggino, pengelola dana senilai US$10 miliar pada Permanent Portofolio Funds di San Francisco seperti dikutip Bloomberg.
Soros Fund Management LLC, yang mengelola dana sebesar US$27 miliar, tercatat dalam SPDR Gold Trust yang memegang emas terbanyak sejak 15 November 2010. Soros, pemiliknya, menyatakan emas merupakan aset yang bubble dan akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Analis Valbury Asia Futures Erwin mengatakan harga emas melanjutkan apresiasinya di atas US$1.350 setelah kenaikan mingguan pertamanya tahun ini membngkitkan kembali kepercayaan investor untuk mengoleksi logam mulia tersebut. Namun meningkatnya optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global masih terus menekan reli emas.
Sejumlah data ekonomi AS yang berhasil dirilis di atas ekspektasi dalam tahun ini telah menambah minat terhadap aset-aset berisiko, sehingga memicu emas melemah sekitar 5% dalam tahun ini.
“Emas masih bergerak dalam kisaran sempitnya, sembari menunggu kejelasan dari arah kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi. Namun dalam jangka panjang ke depan, prospek emas masih cenderung positif,” kata Erwin.
Dia menambahkan emas mendapat sokongan dari meningkatnya permintaan fisik emas di pasar Asia setelah dibukanya kembali pasar Singapura dan Hong Kong pasca libur Imlek, mekipun China sebagai konsumen emas terbesar kedua dunia masih absen.
Investor masih menunggu langkah pemerintah China selanjutnya dalam menerapkan kebijakan moneter dan ekonominya pasca libur Imlek.
Harga emas untuk pengiriman segera pada perdagangan Selasa naik 0,2% menjadi US$1.351,65 per ounce. Harga di pasar spot ini sudah terpangkas 4,9% tahun ini setelah menyentuh US$1.431,25 per ounce pada 7 Desember.(hh)

Bisakah nasabah loyal terhadap satu bank?

Bisnis Jabar -- Bank dengan nasabah layaknya gula dan semut. Setiap ada yang manis, pasti mengundang banyak semut untuk datang.Begitu pula d engan bank, di mana ada potensi, lembaga intermediasi itu pasti ada. Hanya pertanyaannya, seberapa loyalkah nasabah terhadap banknya?
Nasabah biasanya mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih bank, seperti  apa keuntungannya memilih hanya satu bank  hingga layanan dan fasilitas apa yang nasabah dapatkan.
Artinya, membuat nasabah menjadi loyal merupakan pekerjaan berat bagi bank.
Budi Tjahja Halim, Direktur Bisnis Bank Nusantara Parahyangan (BNP) Tbk dalam disertasinya menyatakan sebagian nasabah kredit (debitur) perbankan berprilaku kurang loyal, atau menggunakan jasa lebih dari satu bank.
Dalam disertasi yang berjudul Kreasi Nilai dan Kapabilitas Unik dalam Meningkatkan Nilai Pelanggan Serta Implikasinya pada Loyalitas dan Pangsa Pelanggan, Budi memaparkan loyalitas pelanggan berpengaruh negatif terhadap penciptaan pasar pelanggan.
“Debitur tidak memerlukan program loyalitas karena mereka lebih memperhatikan nilai pelanggan yang diperoleh dari bank,” katanya, Selasa (8/2).
Perbankan bisa menggunakan pola pemasaran silang (cross selling) untuk menciptakan pangsa pelanggan. Caranya antara lain dengan memberikan penambahan plafon kredit.
Dengan pola pemasaran seperti ini debitur bisa memiliki banyak produk di satu bank.
Apabila pangsa pelanggan telah terbentuk maka akan pada akhirnya akan membuahkan loyalitas tinggi.
Budi Halim memulai karir perbankan di Bank Bali pada 1986, mulai dari trainee hingga menjabat Direktur Commersial Banking.
Dari situ, Budi pernah merasakan jabatan strategis di beberapa bank, seperti Bank Mega dan Bank Danamon.Pada 2009, dia diangkat sebagai Direktur Bisnis BNP.
“Saya tetap loyal terhadap profesi sebagai bankir profesional, ujarnya.(hh)

Waralaba Jadi Pembunuh Nomor Satu

Radar Sukabumi -- Efek menjamurnya waralaba modern di Kabupaten Sukabumi semakin memiriskan. Data dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan  Perdagangan (Diskopperindag) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, 60 persen usaha warung sembako grosir atau eceran dinyatakan kolaps alias pailit.
"Hitungan kita memang besarnya seperti itu. Usaha warung kecil bangkrut setelah tidak bisa bersaing dengan beredarnya mini market modern yang kami anggap berdiri sembarangan di setiap tempat," aku Kepala Diskopperindag Kabupaten Sukabumi, Asep Japar kemarin.
 Kepada Radar ia menyebutkan,  jika persoalan ini dibiarkan, bukan mustahil ritel perbelanjaan itu akan terus "membunuh" kelangsungan usaha kecil menengah (UKM) toko grosir milik masyarakat. Sebab, kebanyakan dari mereka kata dia, tidak bisa bersaing harga yang dilepas waralaba. Di sisi lain, penataan penempatan waralaba masih jauh dari konsep tata ruang yang diberlakukan pemerintah.
 "Saya sangat menyesalkan, ketika ada beberapa usaha waralaba yang menerapkan harga jauh di bawah harga pasar tradisional. Ini sangat mematikan pemilik toko biasa. Sebab, konsumen lebih memilih berbelanja dengan harga yang cenderung sangat murah dan di bawah standar," jelasnya.
 Untuk itu, pihaknya saat ini terus mematangkan realisasi adanya peraturan bupati (perbup) yang khusus mengatur pembangunan dan jam operasi waralaba. Sebab selain menjamur hampir di setiap kecamatan dan desa, jam operasi waralaba modern sangat merugikan pemilik toko kecil di sekitarnya. 
 "Saya akan mencoba memberi penegasan dalam perbup itu. Dan mudah- mudahan semua pihak mengerti. Jangan sampai pemda menarik keuntungan dari pajak waralaba tapi di sisi lain pemda membunuh usaha rakyatnya sendiri," tutur pria berkumis itu.
 Kepala Bidang (Kabid) UKM Diskopperindag Kabupaten Sukabumi, Sri Bagiarti menyatakan, secara teknis pihaknya sudah meminta Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi untuk sama-sama memberi pengetatan izin waralaba. Itu dilakukan melalui surat 510/2704/DAG per tanggal 24 November 2010. Sayang, sampai saat ini, BPPT tidak pernah memberikan jawaban untuk mengatur teknis penataan waralaba yang ada.      
 "Kita dalam hal ini hanya dilibatkan dalam kajian teknis di lapangan saja. Soal kewenangan memberikan izin itu ada di BPPT. Jadi dengan begitu, setiap ada masalah menyangkut waralaba, kita lah yang selalu diserang warga duluan," bebernya.(veg)    

Kondisi Home industri Sukabumi, Sejahtera Logam

Radar Sukabumi -- Membuka lahan usaha untuk meningkatkan daya kreatifitas dan membatu tetangga, agar menjadi orang yang produktif adalah harapan besar bagi owner Sejahtera Logam Sukabumi , Fudin Saefudin. Dengan kondisi ekonomi yang semakin pesat akan kebutuhan barang logam, menjadi sebuah solusi bagi Fudin untuk menjalankan usahanya menjadi industri rumahan (home industri,red). 
Memproduksi barang untuk berbagai kebutuhan dengan berbahan baku kuningan, aluminium, seng dan tembaga merupakan sebuah jalan usaha yang dilakukan oleh Sejahtera Logam Sukabumi. Usaha yang mulai dirintis sejak tahun 1992 tersebut, banyak memproduksi barang untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari aksesoris kendaraan hingga kebutuhan rumah tangga. Dalam produksinya perusahaan rumahan yang dikelola Fudin Saefudin, masih berada dibawah lisensi perusahaan besar ternama yang selalu bekerja sama dalam memenuhi pasokan kebutuhan perusahaan rekan bisnisnya. " Sejak berdiri sampai sekarang, kami selalu memperhatikan kualitas. Lagipula jika bersaing dengan harga pasar dengan item yang semakin banyak, mungkin kami akan sulit berproduksi. Sehingga kerjasama dengan perusahaan besar dalam pembuatan produk ini, menjadi pilihan kami agar terus beroperasi," ujar Owner Sejahtera Logam Sukabumi, Fudin Saefudin kepada Radar Sukabumi. Perusahaan yang beralamat di Jalan Suryakencana 1 Desa Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi ini, telah banyak memproduksi barang-barang logam. Seperti, klem tinggi langsung, klem tinggi tutup, klem tinggi oval, klem pendek, klem T belah, amres tangan kursi, klem pojokan, stoper unit, bull spions, tarikan pintu bis, tarikan pintu angkot, mercedes logo 5 inch, strine clem 50-70 cm, suspention clem, pararel groop, t-doze, ring ban bulat, ring ban oval, nap gear, dan step motor. " Biasanya produk yang kami buat adalah hasil pesanan. Sebab, kami sudah menjalin kerjasama khusus dengan perusahaan besar penyedia barang sparepart. Baik dengan industri mobil, motor maupun perusahaan listrik," terangnya. Menurut Fudin, hal itu dilakukan lantaran dirinya masih kewalahan dalam pemasarannya. Salah satunya dalam segi pengurusan ijin yang dapat memakan biaya yang lebih mahal. " Sedangkan untuk produksi under-license (di bawah pengawasan,red) perusahaaan pemesan baranglah yang menanggung pajak maupun pengawasan kontrolnya," tuturnya. Perusahaan yang telah mempekerjakan enam orang pegawainya yang berasal dari warga sekitar tersebut, selalu memperhatikan keselamatan kerja dan pada saat produksi barang dirinya mengupayakan agar tingkat kebisingan tidak mengganggu tetangga disekitarnya. Perusahaan rumahan ini juga embuat corong khusus, agar dapat membuang limbah asap siasa produksi tidak menggangu lingkungan dan warga sekitar. " Untuk limbah barang seperti sisa rautan mesin, kami kumpulkan lalu kami jual dan jika sedang ada waktu senggang kami selalu upayakan untuk meleburnya kembali. Kualitas produk rumahan kami telah diakui perusahaan yang telah meraih International Organization for Standardization (ISO). Hanya dengan kualitas prima, saya yakin perusahaan ini akan berjalan maksimal dalam pengelolaannya," jelasnya. Lagipula untuk memproduksi barang yang berkualitas ISO, home industri Sejahtera Logam banyak memberdayakan siswa lulusan SMK. Selain memproduksi untuk perusahaan besar Sejahtera Logam juga menerima tawaran perorangan. Hal ini dilakukan untuk membantu memenuhi target omset yang telah ditetapkannya. Sebab pada bulan-bulan tertentu penjualan barang logam akan mengalami penurunan seperti yang terjadi di bulan Januari dan Februari. " Saya selalu menerima pesanan pribadi baik yang berbentuk gambar maupun contoh barang. Untuk terus berproduksi, saya juga harus pandai membuat pelanggan nyaman. Untuk pesanan gambar biasanya memerlukan waktu hingga tiga bulan," pungkasnya. (*) 

Radar Sukabumi -- Owner Sejahtera Logam Sukabumi, Fudin Saefudin menjalankan usahanya untuk industri rumahan (home industri,red) dalam penyediaan barang logam. Dalam menjalan roda perusahaan yang dirintisnya sejak tahun 1992 tersebut.
Menjalani usaha dibidang industri logam, memang tidak banyak orang yang ikut berkecimpung dalam bisnis satu ini. Hal tersebut bagi Owner Sejahtera Logam Sukabumi , Fudin Saefudin menjadi sebuah peluang usaha yang bisa dilakoninya bersama keluarga tercinta.
" Ya, bisnis yang kami memproduksi adalah barang untuk berbagai kebutuhan, dengan berbahan baku kuningan, aluminium, seng dan tembaga," kata Owner Sejahtera Logam Sukabumi, Fudin Saefudin.
Lagipula untuk memproduksi barang yang berkualitas ISO, home industri Sejahtera Logam banyak memberdayakan siswa lulusan SMK. Sebab usaha yang dirintis oleh Fudin bersama istri nya ini memang sangat layak, dan dapat dijadikan sebuah tempat untuk mendapatkan produk yang secara pasar distribusi spare part tidak akan ditemukan.
" Saya selalu menerima pesanan pribadi, baik yang berbentuk gambar maupun contoh barang. Untuk terus berproduksi, saya juga harus pandai membuat pelanggan nyaman. Untuk pesanan gambar biasanya memerlukan waktu hingga tiga minggu. Dan untuk pengelolaan admisnitrasi saya selalu dibantu oleh istri tercinta," paparnya.
Hal ini dilakukan Fudin sebagai upaya untuk lebih mengenalkan istrinya, dengan berbagai bisnis yang terus digeluti suaminya selama ini. Pria yang juga sering mengisi pengajian tersebut ternyata memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi, dan sangat mencintai lingkungan. Hal tersebut terbukti dengan pengupayaan agar limbah sisa produksi tidak mencemari lingkungan maupaun menggagu kenyaman tetangganya.
" Tempat saya produksi ini sangatlah padat penduduk, sehingga untuk menjaga keharmonisan bersama tetangga. Keselamatan kerja dan penangan limbah merupakan hal yang penting," ujarnya.
Sebab Sejahtera Logam sebagai perusahaan yang mempekerjakan enam orang pegawai tersebut. Memiliki corong yang tinggi, dan tempat pengumpulan limbah dana alat peleburan limbah aluminium yang lumayan berpotensi jika dikembangkan. Sebab setiap limbah dari sisa-sisa produksi barang tambang yang menjadi barang metal itu, harus melalui pengolahan yang profesional. Bahkan bagi Fudin keselamatan kerja dan pada saat produksi barang dirinya  mengupayakan agar tingkat kebisingan tidak mengganggu tetangga disekitarnya merupakan hal terpenting.
Banyak langkah yang dilakukan karena hasil diskusi berdua, dalam menginovasi sejumlah langkah kerja perusahaan. Untuk masalah limbah barang seperti sisa rautan mesin, dikumpulkan lalu dijual dan jika sedang ada waktu senggang selalu upayakan untuk meleburnya kembali. Hal ini adalah saran dari istri tercintanya. Perusahaan rumahan yang memiliki kualitas produk International Organization for Standardization (ISO), terus berupaya untuk menampilkan produk unggulnya.
"Saya yakin hanya dengan kualitas prima, saya yakin perusahaan ini akan berjalan maksimal dalam pengelolaannya," pungkasnya. (*) 

Butik Sepeda Tawarkan Pusat Belanja Sepeda Modern

Radar Sukabumi -- Bersepeda adalah hal yang sangat menyenangkan, bagi sebagian orang yang menggemari olahraga  mengayuh sepeda. Untuk Butik Sepeda hal tersebut menjadi sebuah peluang bisnis yang dapat dikembangkan dan menawarkan daya tarik tersendiri dalam meningkatkan perekonomian. Bagaimana strategi pemasarannya?
Mencari peluang bisnis yang dapat memberikan keuntungan besar adalah harapan setiap pengusaha, yang selalu giat menggencarkan promosi produknya. Untuk itu, perlu sebuah langkah untuk menentukan target pasar yang hendak dituju.
Manajer Pemasaran Pusat Butik Sepeda, Philip Young mengatakan menjual produk yang berkualitas dengan harga yang lebih sepadan, dibutuhkan tempat pemasaran yang tepat, agar bisa meraup keuntungan maksimal. Hal inilah yang diterapkan Butik sepeda dalam memasarkan produk unggulan di bidang alat olahraga, yang tidak sedikit digemari warga Sukabumi metropolis. Lagipula olahraga yang satu ini tidak menimbulkan polusi dan sering dilakukan di sejumlah kota besar yang peduli terhadap kesehatan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya.
" Menawarkan produk sepeda di Sukabumi, memberi tantangan tersendiri. Selain itu para penguna sepeda di Sukabumi saat ini masih dikatakan minim. Sehingga kami berani menanam modal yang lumayan besar untuk memasarkan sepeda disini," paparnya kepada Radar Sukabumi.
Toko yang beralamat di Jalan A Yani Kota Sukabumi tersebut, menargetkan penjualan sepeda di kalangan pelajar. Sebab, menurutnya dengan menargetkan penjualan bagi para pelajar akan berdampak positif bagi warga Sukabumi dengan membiasakan bersepeda agar meminimalisir tingkat kemacetan dan pencemaran lingkungan.
Selain itu, ada keinginan untuk membentuk komunitas sepeda yang lebih banyak dan beragam disesuaikan dengan hobinya. Philip juga menambahkan target yang dikejar oleh Butik sepeda adalah penerapan dan pengunaan sepeda seperti di negeri Sakura (Jepang,red), yang hampir setiap pelajar mengunakan sepeda sebagai alat transportasi menuju tempat belajar.
" Dengan bersepeda sebenarnya dapat meningkatkan vitalitas dan menuntut lebih disiplin bagi siapapun terutama para penggunanya. Sebab saat seseorang bersepeda akan dituntut untuk lebih menghargai orang lain dalam berkendara," tambahnya.
Sukabumi sebagai kota metropolitan yang dihimpit oleh dua ibukota yang memiliki daya saing lebih kompetitif, dapat menjadi pilihan strategis dalam mengembangkan berbagai usaha seperti penjualan sepeda yang dilakukan Butik Sepeda. Sebab dari hasil analisa Butik Sepeda, kondisi warga sukabumi masih sangat menjaga kearifan lokal terutama dalam mengurangi polusi udara.
" Kami ingin memberikan produk yang menawan dan dapat menjaga kondisi udara Sukabumi agar tidak banyak polusi udara dari ekndaraan bermoto seperti yang terjadi saat ini," pungkasnya. (*)

Pasar Degung Habiskan Rp 851 juta

Radar Sukabumi -- Pembangunan Pasar Degung Kota Sukabumi menghabiskan Rp 851 juta. Dana pembangunan pasar yang berlokasi di wilayah Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi ini berasal dari bantuan Kementerian Koperasi dan UKM RI tahun 2010 .
" Awalnya bantuan ini jumlahnya 1 milyar, namun karena penyerapan di lapangan untuk perbaikan dan peningkatan pasar ini menghabiskan dana Rp 851 juta. Sisanya langsung dikembalikan lagi ke pusat, karena bantuan ini tidak masuk dalam APBD," ujar Walikota Sukabumi Muslikh  Abdussyukur kepada Radar Sukabumi usai meresmikan Pasar Tradisional Degung belum lama ini.