Sedapnya Mie Ayam Sehat Warna-Warni WASEGI

Pengen merasakan kelezatan Mie Ayam ini ? Anda dapat merasakannya di Foodcourt Yogya Toserba Sukabumi Lantai 3

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Dinamika Bisnis Anda Bisa Ditampilkan Disini

Dinamika bisnis anda di Sukabumi dapat ditampilkan dalam website ini. Anda dapat mengirimkan informasi bisnis melalui alamat email : redaksi@bisnissukabumi.com

Galeri Online Produk UMKM Sukabumi

Sekarang cari oleh-oleh produk khas Sukabumi semakin mudah dengan telah diluncurkannya galeri/toko online lengkap produk UMKM Sukabumi. Anda bisa mengunjunginya di : www.ProdukSukabumi.com

31 Maret 2011

Melihat Pengrajin Sepatu yang Tetap Bertahan

Sukabumi -- Bisnis selama 12 tahun yang ditekuni Irawan (66) warga Kecamatan Cikole ini membuahkan hasil memuaskan. Kesuksesannya di bidang kerajianan pembuatan sepatu patut dijadikan contoh bagi pegiat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kota Sukabumi. Meski di usianya sudah renta, bapak dari tiga anak ini tetap semangat untuk bertahan menekuni bisnisnya. Kuncinya keuletan dan kesabaran.
 Semenjak tahun 1998, Irawan T mencoba untuk menekuni kerajianan pembuatan sepatu kulit di kios kontrakannya yang terletak di Jalan Alun-alun Kota Sukabumi, depan Mesjid Agung.
Ditemani oleh satu orang karyawannya, dirinya mulai memusatkan perhatiannya untuk berbisnis.Beberapa bulan berjalan, usahanya kian dikenali banyak orang. Kiosnya kemudian diberinya nama "Swadaya". Sampai sekarang kios tempat di mana dia berusaha, tetap berada di lokasi yang sama.
"Kami tetap bertahan selama dua belas tahun di kios ini. Kami tetap ngontrak Dik," tuturnya kepada Radar Sukabumi, saat ditemui di kiosnya kemarin.
Pemesan pun terus berdatangan ke kios Irawan. Tamunya tersebut datang dari Kepolisian Resort Sukabumi Kota, Secapa Polri Sukabumi, bahkan dari berbagai daerah, diantaranya Bandung, Jakarta, bahkan dari Riau. Konsumen merasa puas dengan hasil produksi kios Swadaya, karena model yang didapat sesuai dengan pesanan.
"Saya suka dengan sepatu kulit kios ini, habisnya bisa sesuai keinginan kita modelnya," ujar Obos, salah seorang pelanggan. Bahan baku untuk memproduksi sepatu, seperti kulit dan kalep Irawan biasa mendatangkannya dari Cibaduyut, Bandung. Dengan dibantu empat karyawannya, kini dalam sebulan mampu memproduksi sepatu rata-rata sebanyak lima puluh pasang sesuai dengan pesanan pelanggan. Adapun omzet yang diraup Irawan T dalam sebulan rata-rata mencapai Rp10 juta. "Bersyukur! Penghasilan kami cukup untuk kebutuhan di hari tua, kami pun telah bisa membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," pungkasnya seraya menatap para karyawannya. (*)  

Yomart Terus Berekspansi

SUKABUMI -- Membangun citra dan bersaing secara sehat, bisa jadi alasan mengapa Yogya Mart (Yomart) memilih Sukabumi sebagai target pasarnya di Jawa Barat(Jabar). Tahun ini Yomart terus berekspansi ke pelosok-pelosok daerah di Jabar termasuk Sukabumi. Rencananya pelaku ritel kategori minimarket ini akan menambah 65 gerai Yomart lagi di Jabar.
Legal Franchise Yomart, R Ariefudin Firdaus kepada Radar Sukabumi kemarin mengatakan saat ini minimarket Yomart telah mencapai sekitar 270 gerai yang tersebar di Jabar dan mayoritas  berada di Sukabumi.
"Untuk tahun 2011 ini kami menargetkan 65 Yomart baru bisa dibangun di Jabar, dan tentunya mayoritas di Sukabumi. Dan kami optimis hal itu bisa terwujud,"katanya.
Namun lanjut pria yang akrab disapa Arief ini,seiring maraknya aturan tentang perpasaran, rencana pembukaan gerai baru Yomart tentunya akan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di setiap daerah.
"Pada dasarnya pengusaha ritel mendukung terbitnya aturan tentang perpasaran. Karena bisa berdampak baik terhadap persaingan bisnis walaupun terjadi pengetatan perizinan bagi pembukaan gerai baru,"terangnya.
Selain itu, aturan tentang pasar juga mengakibatkan jarak atau zonasi antar gerai ritel dan antara pasar modern dengan pasar tradisional menjadi lebih tertata.
"Sebelumnya ada kesan persaingan antara peritel kurang teratur yang bisa terlihat dari jarak yang terlalu berdekatan di satu titik, namun dengan adanya aturan kondisi itu bisa diselesaikan," tuturnya.
Saat ditanya bagaimana pandangannya mengingat makin menjamurnya minimarket di semua daerah termasuk di Sukabumi? Legal Franchise Yomart, R Ariefudin Firdaus menjelaskan pengaturan tentang pasar bisa menimbulkan persaingan yang lebih sehat dan tidak saling mematikan.
"Justru dengan banyaknya minimarket itu membuat kami semakin termotivasi untuk lebih memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat atau dengan kata lain kita bersaing sehat,"terangnya.
Seperti diketahui Yomart merupakan perusahaan ritel modern yang bergerak dibidang minimarket. Dengan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, Yomart berkomitmen menjadi perusahaan terbaik tidak hanya skala lokal dan nasional tetapi juga skala global.
"Yomart merupakan bagian dari sebuah kelompok usaha ritel skala nasional yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982. Sebagai pelebaran ekspansi Yomart, khususnya Yomart Grosir kini tersebar di Kota dan Kabupaten Sukabumi,"paparnya.
Menurutnya keberadaan Yomart Grosir merupakan mitra pedagang toko ataupun kios. Dengan hadirnya Yomart Grosir di Sukabumi akan memberikan manfaat keuntungan tersendiri bagi penjual ataupun konsumen.
"Kehadiran Yomart di Sukabumi sebagai pusat belanja grosir, akan memberikan keutungan kepada para pedagang. Sebab secara harga akan lebih menguntungkan jika untuk dijual lagi kepada konsumen,"pungkasnya.(sri)

BRI Dongkrak Pasar Lettu Bakri Sukabumi

SUKABUMI -- Para pedagang Kota Sukabumi kini semakin dimanjakan dengan beragam layanan perbankan. Mereka tidak perlu repot-repot lagi datang ke bank untuk menyetor cicilan atau menabung. Karena, dengan telah dibukanya layanan Teras BRI Pasar Pelita II yang berlokasi di Jalan Lettu Bakri Nomor 14 Kota Sukabumi ini, waktu yang semula dihabiskan para pedagang untuk datang ke bank, sekarang bisa dimanfaatkan untuk tetap berjualan dan meraup keuntungan lebih banyak.
Masriah misalnya, pedagang makanan ringan di pasar tersebut mengaku gembira, dengan hadirnya Teras BRI yang merupakan kepanjangan tangan dari jaringan BRI Unit yang didesain unik dan merakyat. "Layanan inilah yang kami tunggu-tunggu sejak lama. Sebab, yang namanya pedagang seperti saya hampir tidak punya waktu untuk berangkat ke kantor BRI karena harus melayani pelanggan, sayangkan jika kita tinggalkan,"ujarnya polos.
Kepada Radar Sukabumi perempuan berkerudung ini juga menuturkan, strategi BRI dengan membuka kantor layanannya di pasar membawa banyak manfaat. "Dengan adanya Teras BRI dagangan kita laris, uangnyapun bisa langsung ditabungkan dengan cepat lagi. Kan kalau seperti ini semua pihak jadi untung,"katanya.
Teras BRI yang menjadi kepanjangan tangan BRI unit yang ada di segala penjuru Indonesia diharapkan menjadi senjata baru BRI untuk mendorong penyaluran kredit UMKM yang selama ini memang menjadi keahlian BRI.
"Dengan bunga kredit yang lebih kompetitif, layanan perbankan lengkap, dan sentuhan personal penuh kekeluargaan. Kami dari Bank BRI optimis sukses memasuki segmen pasar tradisional,"tutur Pemimpin Cabang (Pimca) BRI Sukabumi M Syafri Rozi.
M Syafri Rozi yang saat itu didampingi Bisnis Mikro BRI Cabang Sukabumi Agus Nurjaman dan Surya Priatna serta Supervisor BRI Cabang sukabumi Herry Purwanto menjelaskan Teras BRI merupakan Unit kerja baru BRI yang ada di tengah tengah pasar dibawah kantor BRI unit yang ada di wilayah kecamatan, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat atau nasabah khususnya yang berada di pasar-pasar tradisional.
Dikatakan pria ramah ini, para pedagang di Pasar Lettu Bakri sangat potensial untuk disentuh oleh produk perbankkan. Terbukti sebanyak 150-250 nasabah menggunakan layanan Teras BRI ini.Kebanyakan dari para pedagang di pasar tersebut, tingkat perekonomiannya sudah sangat baik. Selain itu loyalitas masyarakat terhadap perbankkan khususnya para pedagang di Pasar Lettu Bakri ini terbilang cukup bagus.
"Dari segi jumlah, pedagang di pasar ini jumlahnya cukup banyak,"ujar M Syafri Rozi.
Dengan demikian kata pria berkacamata ini, dibukanya Teras BRI Pasar Pelita II, pelayanan BRI terhadap masyarakat bisa lebih maksimal dan masyarakat yang memerlukan jasa perbankan-pun semakin termudahkan. Selain itu tambah M Syafri Rozi, pelayanan Teras BRI lebih cenderung menggunakan sistem kekeluargaan. "Artinya Teras BRI dibuka dengan sistem kantor yang terbuka serta berada dan menyatu dengan kios-kios yang ada dipasar. Sehingga transaksi antara nasabah dengan petugas BRI juga akan lebih santai dan penuh kekeluargaan,"tuturnya.
Disinggung masalah target M Syafri Rozi mengatakan, target dari Teras BRI adalah melakukan pelayanan terhadap nasabah semaksimal mungkin."Dengan mengupayakan pelayanan yang maksimal tersebut diharapkan masyarakat akan lebih Percaya terhadap BRI, sehingga dari segi jumlah nasabahpun akan terus bertambah,"paparnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari BRI Cabang Sukabumi, hingga akhir Februari 2011, BRI Cabang Sukabumi telah membuka 3 Teras, yakni di Pasar Pelita I, Pasar Cisaat dan Pasar Lettu Bakri (Teras Pasar Pelita II,red). Dana masyarakat yang masuk ke Teras Pasar Pelita I bisa mencapai Rp 1.176 miliar dengan jumlah nasabah penabung sekitar 364 orang. Dan nasabah peminjam sekitar 290 orang, dengan total pinjaman Rp 2.466 miliar. Sedangkan dana yang mampu diserap Teras BRI Cisaat sebagai dana simpanan mencapai Rp 606 juta dari 224 penabung, serta total pinjaman mencapai Rp 1.745 miliar dari 395 peminjam. (sri)

Hadapi Persaingan, Supermall Pertahankan Ruang Pamer

SUKABUMI --  Namanya bisnis pastilah ada persaingan di dalamnya, tak terkecuali persaingan bisnis pusat perbelanjaan. Perkembangan teknologi yang melaju begitu cepat menjadikan semacam sinyal kepada setiap orang untuk mampu mengikuti kemajuan. Artinya, setiap pebisnis harus segera mengupgrade kemampuannya untuk dapat bersaing lebih luas.
Tenant Relation dan Promotion (TRP) Supermall Sukabumi, Deni Ramdani mengatakan untuk mengahadapi persaingan ketat mall di Sukabumi ini, pihaknya selalu konsekuen mempertahankan ruang even baik untuk pameran maupun even yang telah menjadi agenda tetap Supermall Sukabumi.
"Kami selalu berusaha mengadakan acara-acara yang berbeda. Kami pun selalu bekerjasama dengan beberapa event organizer yang sudah berjalan selama ini. Tidak menutup kemungkinan agenda tetap Supermall akan terus bertambah,"katanya saat ditemui Radar Sukabumi.
Didukung fasilitas yang area pameran dan lahan parkir yang luas, hot spot area, keamanan terpadu, serta travelator yang memudahkan pengunjung untuk berkeliling mall dengan trolly inilah yang menurutnya membedakan Supermall dengan mall-mall lain yang ada di Sukabumi.
Selain lengkapnya fasilitas, lanjut Deni, Supermall sendiri juga didukung oleh Super Indo (supermarket,red), ratusan kios yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok, gaya hidup, serta hiburan. Juga konter dan exhibition mulai dari lantai dasar hingga lantai tiga.
"Saya yakin masyarakat akan dapat memilih tempat yang paling nyaman sesuai kenyamanan mereka. Dengan demikian, kami juga punya kelas, konsep dan pelanggan tersendiri," lanjutnya.
Pria ramah ini juga menjelaskan bahwa produk yang ditawarkan Supermall sangat lengkap. Bahkan di tahun 2011 sendiri pihaknya lebih menonjolkan ke produk-produk bermerk. "Dari awal didirikannya Supermall ini kami selalu menampilkan produk yang lengkap atau multi produk bila dibandingkan dengan mall-mall lainnya. Namun, untuk tahun ini kami fokus untuk senantiasa memunculkan produk bermerk yang sudah hadir di kota-kota lainnya di Indonesia salah satunya produk Vanqis. Tentunya meski bermerk, semua produk yang kami tawarkan bisa dijangkau oleh semua kalangan,"tuturnya. 
Maka jangan kaget jika saat ini di lantai dasar Supermall Sukabumi marak dengan beragam pameran. Diantaranya pameran elektronik, kendaraan bermotor, sepatu, sandal, hingga alat rumah tangga yang menawarkan diskon fantastis.
"Ruang pameran yang kami tawarkan cukup ramai peminat, setiap minggu selalu dipakai pameran. Karena konsepnya indor untuk pameran ini kena artinya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan yang menyewanya,"pungkasnya. (sri)

Kacab Bank Mandiri Sudirman Terapkan 4DX

Salah satu kunci keberhasilan Kepala Unit Kerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Sukabumi Sudirman, Ahmad Susilo ternyata tidak lepas dari kemampuannya dalam mengeksekusi strategi yang telah disusun. Yakni dengan mengembangkan program The 4 Disciplines of Execution (4DX).
"Program ini saya terapkan baik untuk lingkungan sendiri maupun di lingkungan kerja. Sebab, dengan 4 DX bisa membantu pencapaian sasaran organisasi maupun perusahaan bahkan pribadi. 4DX terdiri atas empat disiplin yang harus dijalankan secara terus-menerus yaitu fokus pada sasaran paling penting, bertindak berdasarkan lead measure, terus menggunakan papan skor yang menggugah, dab menciptakan irama pertanggungjawaban," tutur pria yang juga hobi bulu tangkis setiap Rabu ini.(sri)

BSM Siap Rayakan HUT Kota Sukabumi

SUKABUMI -- Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sukabumi ke-97 yang jatuh setiap Tanggal 1 April setiap tahunnya disambut baik oleh seluruh elemen masyarakat , tidak terkecuali PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Sukabumi. Rencananya Bank yang kini dipimpin oleh Deddy Suryadi D tersebut akan turut serta memeriahkannya dengan menggelar Senam Sehat BSM With Indosat & Mc Donald's yang dipusatkan di Halaman Parkir Giant Sukabumi Indah Plaza Jalan RE Martadinata Sukabumi pada Minggu(3/4). 
"Sebagai salah satu perbankan yang berlokasi di Kota Sukabumi, kami punya tanggung jawab untuk sama-sama memeriahkannya,"kata  Marketing PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Sukabumi, Hani Yulianti.
Senam bersama tersebut sengaja dipilih BSM, dengan harapan kesehatan masyarakat Kota Sukabumi makin terjaga dan berkualitas. "Artinya di HUT Kota ke-97 ini kami ingin semua masyarakat selalu waspada akan penyakit dan menjaga kesehatannya. Karena dengan begitu Kota Sukabumi menjadi Kota Sehat 2011 ini akan terwujud,"paparnya.
Untuk mewaspadai hal itu, lanjutnya, perlu meningkatkan kesadaran melalui promosi kesehatan yang efektif. "Salah satu promosi kesehatan efektif yang dapat dilakukan adalah membiasakan masyarakat rajin berolahraga. Sebab, olahraga sangat baik untuk kesehatan tubuh," tambahnya.
Lebih lanjut perempuan ramah ini juga menuturkan, dalam kegiatan tersebut BSM juga akan membuka gerai layanan perbankan. Dengan adanya geray tersebut masyarakat bisa membuka rekening BSM secara langsung. "Target kami bisa menjaring sebanyak- banyaknya nasabah baru. Dengan Rp 80 ribu saja, nasabah bisa membuka rekening baru BSM,"terangnya.
Banyak keuntungan yang akan didapat oleh para nasabah BSM. Selain ATM nya bisa digunakan diseluruh ATM bersama dan prima, juga layanannya sangat lengkap. Seperti melayani mikro, gadai emas, penjualan sukuk. "BSM merupakan satu-satunya bank syariah se-Indonesia yang telah melayani penjualan sukuk,"ujarnya.
Menurutnya, peserta yang akan mengikuti senam sehat tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Mereka tinggal datang langsung ke lokasi kegiatan untuk melakukan pendaftaran dari pukul 06.00 WIB-07.00 WIB.
"Selain masyarakat umum, peserta senam sehat ini juga akan diikuti oleh keluarga besar BSM Sukabumi, dan komunitas senam. Semua peserta nantinya kami harap jangan dulu pulang karena banyak doorprize yang akan dibagikan oleh panitia,"pungkasnya.(sri)

26 Maret 2011

Dindin Solehudin, Pengusaha Kripset Cikondang

Sukabumi -- Dengan usaha yang dirintisnya, Dindin Solehudin (38) sebagai pengusaha Kripset mampu mengubah penghidupan pribadi dan masyarakat di sekelilingnya. Etos bisnisnya bukan sekadar mengejar profit saja, melainkan juga motivasi sosial. Niatnya adalah menuju penghidupan mandiri, membuka lapangan pekerjaan baru dan pengentasan kemiskinan.  
Dengan bermodalkan pengalaman ketika bekerja sebagai sales, Dindin yang juga alumnus Universitas Terbuka (UT) ini berupaya meningkatkan hasil produksi dan pemasaran kripsetnya. Sebagai hasil industri rumahan, tentunya ia berpikir inovasi agar Kripset yang diolahnya mampu bersaing di pasaran. Selain manajemen karyawan dan peralatan produksi, dibenahi pula cara pengemasan barang dagangannya agar tetap disukai konsumen."Kami pun mulai mempelopori dalam pembuatan lebel Kripset di Kota Sukabumi ini. Setelah mendapat perijinan dari Depkes RI, pada 2009 kami mencantumkan nama 425 pada kemasan produk," katanya kepada Radar Sukabumi saat ditemui di ruang kerjanya. Menggunakan peralatan manual dalam pembuatan Kripset, dirasakan Dindin kurang begitu efektif. Pada 2010, ia mulai melengkapi peralatan produksinya dengan membeli beberapa mesin sugu. "Pabrik kami mulai menggunakan mesin sugu ketika itu,"ujarnya. Kini, pengerjaan pembuatan Kripset Dindin dibantu 50 orang karyawan. Para karyawan merupakan warga sekitar lokasi pengolahan Kripset. "Seiring bertambahnya tempat pembuatan kripset yang tadinya hanya satu lokasi menjadi 3 tempat, maka kami pun terus merekruit tetangga terdekat sebagai pekerja.Hampir 100 % dari mereka warga di sini. Alhamdulillah, dengan hadirnya usaha ini, tingkat kriminal dan pengangguran di Kelurahan Cikondang mulai tertanggulangi," lanjutnya. Kegembiraan pun terlontar dari salah seorang karyawannya, Nunung. "Saya sebagai janda miskin di sini merasa terbantu. Saya sudah satu tahun bekerja, alhamdulillah bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari," tukasnya. Dalam hal produksi. Singkong sebagai bahan baku utama Kripset, dibutuhkan dua hingga tiga ton per hari. Sehubungan banyak perusahaan lainnya yang membutuhkan singkong, selain untuk pembuatan Kripset, tak ayal lagi Dindin kelimpungan dalam pengadaan bahan baku yang satu ini. Belum lagi terjadi persaingan harga beli dan monopoli komoditi di antara pengusaha besar."Ya, kami mengalami kendala untuk mendapatkan singkong. Kami harus bersaing dengan pengusaha kanji, pengusaha kripik lainnya, atau peternak sapi," ujar salah seorang karyawannya, Asep Kusniadi. Setiap harinya, Kripset dikemas hingga mencapai rata-rata 150 bal. Dalam setiap balnya, terdapat 85-90 bungkus kripset ukuran kecil, eceran Rp500. Adapun omset, setiap bulannya mencapai rata-rata Rp200 juta. "Alhamdulillah untuk omset cukup lumayan. Namun untuk pengembangan usaha, kami masih memrlukan banyak modal. Kami membutuhkan mesin canggih guna efisiensi perusahaan," pungkas Dindin. (*)

23 Maret 2011

Bangunan Ruko menjamur di Kota Sukabumi

SUKABUMI -- Sesuai visi dan misi Kota Sukabumi, yakni sebagai pusat pelayanan berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat, dimanfaatkan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Terlihat dengan banyaknya bangunan yang di dirikan untuk dijadikan lahan usaha. Itu juga yang dilakukan pengusaha-pengusaha untuk mendirikan rumah toko (Ruko) yang hampir tersebar disetiap sudut kota. Pembangunan ruko itupun kini marak. Sebut saja, jalan-jalan protokol seperti Bhayangkara, Akhmad Yani, RA Kosasih, RE Martadinata, Sudirman, sudah tampak jelas sekian ruko baru berdiri. Ada yang mendirikan satu area tiga sampai lima ruko.
Dari data yang didapat Radar Sukabumi, sejak 2010 terdapat 85 ruko di Kota Sukabumi. Ruko tersebut terdiri dari bangunan baru, pelebaran dan ruko hasil pengalihan fungsi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) Kota Sukabumi Yoyo Subagyo. Dia mengungkapkan, untuk ruko di Kota Sukabumi memang banyak. " Untuk Ruko di Kota Sukabumi banyak. Ini dikarenakan tidak ada aturan yang melarang atau membatasi jumlah ruko. Tambah lagi, hal tersebut sesuai dengan visi-misi Kota Sukabumi yang ingin menjadikan Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan dalam bidang perdagangan yang berkualitas di Jawa Barat," ungkapnya, kemarin. Selain itu, maraknya ruko bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi. "Sebenarnya dengan pembangunan ruko akan menguntungkan pemerintah daerah sendiri. Karena, meningkatakan sektor PAD," sambungnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi masalah perizinan Yoyo sendiri menandaskan semua ruko di Kota Sukabumi sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). " Sebenarnya untuk pembangunan ruko kita tidak sembarangan, ada pengkajian terlebih dahulu yang dilakukan dan itu bekerjasama dengan dinas-dinas terkait. Seperti Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mengkaji dampak dengan lalu lintas,"jelasnya. Ada lagi dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang mengkaji tata letak bangunan dan kelayakannya.(rp4)

Persaingan Leasing Sukabumi Makin Ketat

SUKABUMI -- Semakin ketatnya persaingan perusahaan leasing yang bergerak dalam pemberian pinjaman dana tunai, menuntut mereka untuk makin kreatif dalam menggaet konsumennya.
Hal tersebut diakui Kepala Cabang Nusantara Surya Cipta Dana (NSC) Finance Sukabumi Febri Ciptohadi. Kepada Radar Sukabumi kemarin, dirinya mengatakan meski perusahaan leasing di Sukabumi makin hari makin menjamur. Tidak menyurutkan semangatnya dalam berbisnis. Malah kondisi tersebut dijadikannya sebagai sebuah motivasi untuk terus memajukan perusahaan yang dipimpinnya.
"Yang penting adalah bagaimana kita bisa terus berinovasi  dan memaksimalkan layanan terhadap konsumen. Serta terus melakukan pendekatan dari segi SDM nya, artinya kita selalu menekankan kepada semua karyawan untuk menjadikan konsumen itu sebagai keluarga," katanya. 
Pria yang merintis Nusantara Surya Cipta Dana Sukabumi sejak tahun 2009 ini optimis bahwa perusahaannya tersebut bisa meraih posisi teratas dalam persaingan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian yang selalu over target. "Alhamdulillah, perusahaan kami selalu nomor satu di Sukabumi. Di tahun pertama (2009,red) pencairan dana kita mencapai Rp 500 juta. Jumlah ini terus naik menjadi Rp 1.8 miliar di 2010 dari target Rp 1 miliar. Sedangkan di 2011 kami mentargetkan pencairan dana sebesar Rp 1.5 miliar," ujarnya.
Saat ditanya bagaimana dengan kondisi pangsa pasar di Sukabumi ? Febri menilai pangsa pasar Sukabumi cukup potensial. "Karena disini masyarakatnya konsumtif dan mata pencaharian mereka mayoritas wiraswasta serta banyaknya usaha kecil menengah(UKM). Dengan begitu otomatis mereka membutuhkan dana, dan NSC Finance siap melayaninya,"tuturnya yang juga menambahkan bahwa setiap harinya ada 300 nasabah baru yang memanfaatkan layanan pendanaan yang diluncurkan perusahannya.   
Menurutnya untuk melayani leasing, PT NSS juga memiliki leasing tersendiri yang dinamakan Nusantara Surya Cipta Dana (NSC) Finance. "Bagi Anda yang membutuhkan dana tunai, kini tak usah bingung lagi, karena sekarang tersedia layanan dari Dana Tunai NSC Finance. Cukup menjaminkan BPKB motor dengan nomor polisi bebas, maka dana yang Anda perlukan segera terealisasi,"tuturnya.
Meski sudah 3 tahun hadir di Sukabumi, NSC Finance yang berlokasi di Jalan Raya Cisaat Sukabumi tersebut siap membantu masyarakat dalam hal pendanaan. Sesuai dengan tagline-nya  Tercepat, Termudah dan Terpercaya (3T), NSC Finance ini akan memberikan solusi keuangan bagi masyarakat Sukabumi.
"Prosesnya cepat, bebas biaya admnistrasi, motor diasuransikan, nomor polisi bebas dan BPKB motor dijamin aman,"paparnya.
Untuk kendaraan yang dijaminkan BPKB-nya bervariasi, sepertri motor Honda, Yamaha, Suzuki ataupun Kawasaki. "Dana yang dipinjamkan nantinya bisa untuk biaya pendidikan, biaya renovasi keperluan rumah, untuk biaya modal usaha, untuk biaya kesehatan keluarga dan lainnya,"imbuhnya.
Dilanjutkannya, dana yang dipinjamkan pun bervariasi tergantung dengan permintaan konsumen. Untuk saat ini pinjaman dana mulai Rp 1 juta sampai Rp 9.5 juta  dengan angsuran mulai dari 6 bulan, 11 bulan, 17 bulan, dan 23 bulan. Namun, apabila mereka mau meminjam dana lebih dari dana Rp 10 juta, bisa dipenuhi tinggal datang ke kantor NSC Finance dan aplikasinya disetujui.
"Selama BPKB dijaminkan, kita mengasuransikan motor tersebut. Jadi di sini banyak sekali manfaat yang didapatkan, selain BPKB aman, motor pun diasuransikan,"pungkasnya.(sri)

Indolakto Diduga Cemari Lingkungan

SUKABUMI - Pencemaran lingkungan oleh pabrik besar di Sukabumi kembali terjadi. Kemarin, warga  Kampung Sindang Palay,  Desa Pasawahan,  Kecamatan Cicurug,  Kabupaten Sukabumi menuding pabrik  Indolakto telah mencemari lingkungan berupa bau tak sedap. Setiap jam  bau anyir keluar dari pabrik penghasil susu dalam kemasan ini.
Meski  mengeluh, warga setempat  tak mampu  berbuat apa pun. Sebelumnya bau tak sedap ini pernah dirasakan warga, namun  bau tersebut hilang kembali. Nah kini, bau limbah pabrik itu muncul lagi. Warga menduga bau itu berasal dari alat pengolahan limbah yang dibangun diluar pabrik.
"Kalau siang saat kondisi cuaca panas, bau anyir menyerabak seisi kampung. Baunya seperti susu basi. Kalau cuma sehari tak masalah, ini mah hampir setiap hari baunya muncul," keluh, Wahyu, warga Kampung Sindangpalaya, RT 05/010
Warga  mengkhawatirkan air yang ada di kawasan dekat pabrk juga tercemar. "Takutnya air minum juga tercemar kang," timpa Arif warga lainya.
Selama terjadinya bau ini, pihak perusahaan tak datang ke warga untuk menjelaskan kondisi yang terjadi di perusahaan. Tak heran, beberapa warga mulai gerah dan bakal bereaksi atas pencemaran  ini.
Lalu apa kata pihak PT Indolakto? Saat  wartawan koran ini mengkonfirmasi dugaan pencemaran ini, pihak perusahaan tak bersedia memberikan jawaban. Hanya petugas keamanan yang menerima wartawan koran ini dan mejelaskan keluhan warga ini sedang diatasi. (dri)
 

22 Maret 2011

Pemberdayaan PKL

 
Keberadaan Pedagang kaki lima / PKL memberikan gambaran dari sisi ekonomi dan sisi sosial. Disatu sisi karena ketiadaan lapangan kerja serta keterbatasan pendidikan, tidak ada yang mau bekerja sebagai PKL, tetapi kondisi  mendorong mereka untuk mencari rejeki bagi keluarganya sebagai PKL,  disisi lain keberadaan PKL ternyata menimbulkan persoalan lain yaitu estetika kota terganggu baik kebersihan maupun ketidakteraturan, alih fungsi  trotoar dan kemacetan. Tentunya kondisi ini perlu disikapi secara arif, artinya pemerintah daerah sebelum melakukan tindakan untuk memberantas PKL harus pula  memberikan solusi agar pengusiran PKL bukan hanya sebagai kegiatan rutin yang berulang tanpa solusi.
****
Permasalahan PKL bukan hanya permasalahan di tingkat kota  tetapi permasalahan di tingkat provinsi maupun nasional. Adanya ketimpangan ekonomi di beberapa kabupaten /desa  mendorong penduduknya  mencari peruntungan ke daerah lain. Semakin banyak PKL yang mengembara ke daerah lain, maka dapat dikatakan daerah asal PKL tersebut tidak memiliki  potensi kehidupan  ekonomi bagi keluarganya , dengan kata lain   pemerintah daerah tersebut belum  dapat menjamin kehidupan ekonomi masyarakatnya. Ini sebetulnya dapat digunakan sebagai indikator bagi  pemerintah baik  tingkat provinsi maupun nasional untuk mengetahui kondisi kabupaten /desa  mana yang tingkat kehidupan masyarakatnya jauh dari sejahtera, sehingga dapat diketahui jenis bantuan yang tepat  agar kondisi daerah tersebut tidak terlalu jauh dengan daerah lain.
****
Ambil contoh kota Bandung, berdasarkan informasi jumlah PKL di Kota Bandung mencapai 100.000 PKL, bisa dibayangkan bagaimana pemerintah kota Bandung menata PKL yang jumlahnya demikian besar dengan lahan yang terbatas. Tetapi apakah ini akan didiamkan, hingga suatu saat tidak ada lagi tempat di kota Bandung  yang tanpa PKL. PKL memang tidak bisa dibiarkan tetapi ada cara bagaimana menata dan membina mereka agar menjadi suatu kekuatan bagi ekonomi  kota Bandung dan juga mendorong daerah lain untuk ikut berfikir bagaimana mendorong ekonominya agar  masyarakatnya tidak perlu mencari nafkah di daerah lain.Tentunya peran provinsi disini menjadi suatu harapan.
****
Langkah awal  yang perlu dilakukan  pemerintah kota Bandung dalam menata PKL adalah melakukan pendataan terhadap PKL di setiap kecamatan dan kelurahan. Ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan kelurahan, sehingga secara menyeluruh dapat dilihat karakteristik PKL di kota Bandung, agar kebijakan penanganannya dapat disesuaikan dengan karakteristik PKL tersebut. Pendataan itu diperlukan agar dapat diketahui ketersebaran PKL dikota Bandung, jenis produk yang dijual dan  asal daerah. Sehingga  akan tergambarkan secara nyata perbandingan PKL asal kota Bandung dan PKL asal daerah lain. Ini memungkinkan pemerintah kota Bandung menetapkan batas jumlah  PKL yang tepat ada di kota Bandung tanpa mempengaruhi estetika kota, lokasi-lokasi mana yang akan dijadikan ruang bagi PKL, dan akankah ada pembagian waktu berjualan dan lain sebagainya . Hal tersebut  dapat menjadi pertimbangan pemerintah kota Bandung dalam   menangani PKL  agar berkontribusi maksimal terhadap pendapatan kota.
****
Langkah berikut yang diperlukan pemerintah kota Bandung setelah pendataan adalah membuat kartu anggota bagi PKL  yang dapat juga berlaku sebagai ijin usaha berikut lokasi tempat usaha. Kartu anggota diberikan kepada PKL yang memenuhi persyaratan misalnya   mampu menjaga kebersihan dan estetika kota, tidak berpindah-pindah dari tempat yang telah ditetapkan ,jenis produk yang didagangkan,  produknya tidak membahayakan, lama berdagang  dan lain lain, disamping itu mereka juga menandatangani kesepakatan  apabila melanggar maka ijin usahanya dicabut. Dengan  semakin berkembangnya usaha dapat pula  diberikan  SIUP dan TDP secara gratis. Persyaratan ini dapat di prioritaskan bagi PKL asal kota Bandung dan bila masih mencukupi dapat menerima  PKL dari kabupaten /desa lain.
****
Penutup
Menata PKL membutuhkan suatu strategi tertentu dengan mempelajari terlebih dahulu karakteristik PKL yang ada,  seperti yang telah dilakukan oleh walikota Solo yang sukses  membujuk PKL  dan membutuhkan waktu  7 bulan berdialog sebelum terjadi  kesepakatan yang saling menguntungkan. Beberapa catatan penulis dalam penataan PKL  yaitu (a) keseriusan dan komitmen pemerintah kota , tidak sporadis, tidak  bisa disuap dan berikan solusi, (b), menghindari tumpang tindih kebijakan (c) berprinsip saling menguntungkan dalam jangka panjang untuk sama-sama membangun kota, kerjasama dan dialog dengan PKL atau melalui Asosiasi Pekerja Pedagang Kaki Lima/APPKL, (d) Pengaturan Tata Ruang  dan menyediakan ruang bagi PKL, (e) Pendataan  (data base) PKL dengan jenis barang yang dijual  dan asal daerah diseluruh kecamatan dan kelurahan, (f) Menerbitkan surat  Ijin Usaha melalui kartu anggota. Ijin usaha  mengatur ijin lokasi berjualan. Ada pembinaan secara periodik untuk kualitas  dan jenis produk yang tepat dijual , agar PKL secara perlahan dapat meningkatkan usahanya menjadi legal, Pembinaan ditekankan  bagi PKL yang berasal dari kota Bandung, dan bagi PKL pendatang bila tidak memiliki Ijin Usaha dipersilahkan untuk kembali ke daerahnya masing-masing (g) Disediakan jalan khusus misalnya jalan  Dalem kaum  yang tidak boleh dilalui kendaraan (car free hours) pada jam-jam tertentu misalnya   jam  16.00-23.00 hanya khusus pejalan kaki , dibuka khusus bagi PKL dan dapat menjadi  tujuan wisata karena merupakan bagian  promosi kota Bandung , lokasi bebas kendaraan dapat diterapkan  di setiap wilayah di kota Bandung dengan ciri khas dari masing-masing daerah, (h) Pengaturan bagi pendatang ditinjau dari jenis  produk dan asal daerah, untuk menentukan dapat   atau tidak berjualan di kota Bandung (i) Law Enforcement bagi yang melanggar (j) Ada kerjasama dengan Pasar-pasar modern, atau Factory Outlet untuk memberi tempat bagi para PKL pada hari-hari tertentu /libur, (k) Menekankan Budaya bersih dan menjaga ketertiban kota .
*) Gurubesar FE.Unpad, Ketua ISEI cabang Bandung koordinator jabar

21 Maret 2011

UKM Tersandung Pasar Bebas

CIKOLE -- Maraknya minimarket di Kota Sukabumi menjadi cermin minimnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Kondisi tersebut seakan-akan pengusaha kecil hanya dijadikan sebuah pelengkap.
Maraknya minimarket memang sudah menjadi sebuah masalah. Ditambah lagi dengan sekarang perhatian pemerintah untuk mengembangkan UKM sendiri kurang maksimal. Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) Kota Sukabumi Yoyo Subagyo sendiri menganggap dengan dibukanya persaingan pasar bebas, mereka kesulitan dalam membendung bertambahnya minimarket.
Iwong salah satu pedagang di Pasar Ciwangi mengungkapkan, semakin hari pendapatannya terus berkurang. "Pedagang kecil seperti kami mana sanggup bersaing dengan minimarket-minimarket yang ada di Kota Sukabumi. Perbandingannya sudah terlalu jauh, mereka dengan kualitas pelayanan mulai dengan infrastruktur dan sebagainya sudah bisa menggilas pedagang-pedagang seperti kami," ujarnya Kepada Radar Sukabumi.
Dia juga menambahkan, modal yang dimiliki tidaklah sebesar modal yang dimiliki para pengusaha besar. "Gambarannya seperti ini, kami memiliki Rp10ribu sementara harus bersaing dengan mereka yang mempunyai uang Rp1 juta. Otomatis kita akan kalah," sambungnya.
Ia menegaskan kondisi ini harus menjadi perhatian semua stakeholder. "Permasalahan ini memang harus jadi perhatian bagi semua stakeholder. Jangan Sampai hanya dibebankan apalagi sampai menyalahkan salah satu pihak saja,"pungkasnya. (rp4)
 

Bisnis Rumah Makan Makin Sengit

SUKABUMI – Masyarakat Jawa Barat (Jabar), khususnya Kota Sukabumi menjadi pasar yang cukup potensial untuk bisnis kuliner. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak rumah makan yang bermunculan di Kota Sukabumi, salah satunya Bumi Abdi Resto and Spa dan menjadi salah satu pilihan paling favorit yang dikunjungi masyarakat.
Rina Marlina, Manager Bumi Abdi Resto and Spa Kota Sukabumi mengakui sekarang ini persaingan bisnis memang sudah makin sengit. Namun sebenarnya masing-masing rumah makan atau restaurant memiliki keunggulan masing-masing, jadi sudah ada pasar masing-masing untuk konsumennya.
Bumi Abdi merupakan salah satu restoran di Kota Sukabumi yang menjadi langganan sejumlah selebritis ibu kota. Sejumlah artis ternama diantaranya Alexa, Anya Dwinov, Lucky Hakim, Dick Doang hingga Reza Artamevia sering menyambangi restoran yang berlokasi di Jalan Suryakencana Kota Sukabumi ini.
"Disini, kami menawarkan resto yang bernuansa alam pedesaan namun berada di dalam kota. Tentunya dengan suasana yang nyaman dan tenang, pengunjung pun merasa betah seperti di rumahnya sendiri,"ujarnya kepada Radar Sukabumi, kemarin.
Menurutnya, upaya lain yang dilakukan agar tetap eksis, salah satunya dengan memberikan penawaran harga yang lebih terjangkau."Harga yang kami tawarkan lebih murah, sehingga masyarakat semua lapisan bisa makan di tempat kami," ucapnya.
Dalam memanjakan konsumennya, manajemen Bumi Abdi juga menyediakan fasilitas lengkap lainnya. Yaitu resto and saung lesehan, salon and spa  modern, live music dan family karaoke.
"Sudah menjadi fitrah semua orang mendambakan tubuh sehat, wajah bersih, fikiran tenang setiap waktu. Dan semua ini bisa didapatkan disini,"tuturnya.
Dengan konsep tersebut, pantas saja sejumlah selebriti merasa betah jika berada disana.
Sementara itu, sebelum dan sesudah manggung di Gelanggang Olah Raga (GOR) Merdeka Kota Sukabumi yang digelar salah satu perusahaan rokok ternama kemarin, Aqi bersama Satrio (gitar/back vokal), Rizki (gitar/back vokal), Jmono (bass), dan Fajar (drum & perkusi) menyempatkan diri untuk makan siang dan malam di tempat ini.
Vokalis Alexa, Aqi mengaku terkesan dengan pelayanan yang diberikan Bumi Abdi Resto and Spa Kota Sukabumi. "Layanannnya ramah banget, menu makanannya sip. Terutama gurame sableng dan sop iga goreng rasrasannya itu mantap sekali enak dan cocok bagi lidah kami, menggugah selera makan. Kalau sudah begini manggung pun jadi tambah semangat,"kagumnya.
Selain gurame sableng dan sop iga goreng rasrasan, ditempat ini Alexa juga mencicipi hidangan unggulan Bumi Abdi Resto and Spa . Diantaranya, zupa Zupp, masakan nusantara, aneka jus buah dan ayam betutu.(sri) 

Geliat Pengrajin Pipa Bakar (Mirip Kerjainan Kayu, Pertama di Sukabumi)

Cisaat -- Kerajinan yang masuk level Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Sukabumi, sepertinya tidak terbatas ragam dan jenisnya. Di Kecamatan Cisaat, kerajinan pipa bakar menjadi salah satu banyaknya kegiatan usaha yang bisa menghasilkan rupiah. Seperti apa kondisinya ?     
Ada banyak pipa paralon di kediaman Ilham Wirahadi Kusumah (40). Dari yang ukurannya masih utuh dan sudah dipecah menjadi beberapa bagian, pipa-pipa itu tersimpan di sekitar rumahnya, Kampung Cibolang Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Hanya saja, pipa yang ia simpan bukan untuk mengalirkan air sebagaimana lazimnya fungsi sebuah pipa. Pipa di rumahnya, justru berfungsi mengalirkan rupiah sebagai penghasilannya kini.
Maklum, pria ramah ini sudah bergelut bertahun-tahun dengan industri kerajinan pipa bakar. Jika dilihat sepintas, hasil karyanya justru seperti karya-karya kerajinan kayu. Sebab, warna dan corak pipa yang ia olah, mirip dengan kerajinan kayu.
Ilham sendiri, mengawali usahanya itu dari keisengan. Berbekal jiwa seni, ia tekun mengubah pipa itu menjadi sebuah karya bernilai jual. Ada banyak produk yang ia mampu hasilkan ketika pipa-pipa tersebut diolah menjadi lentera, lampion, lampu etnik, juga aksesoris seperti gelang atau anting-anting.
"Awalnya memang hobi. Ketika mengamati benda-benda yang bisa digunakan tiap hari, saya terinspirasi bagaimana benda itu bisa digunakan tapi memiliki daya seni yang tinggi," seru Ilham.
Tak sulit menyulap pipa paralon menjadi produk berkualitas. Ilham mengaku, butuh ketelatenan dan kesabaran saat pipa itu akan dibentuk menjadi benda-benda siap pakai. "Bahan bakunya pun, tidak boleh bekas. Harus pipa baru. Itu penting agar tidak ada dampak terhadap konsumen. Coba kalau paralon bekas. Saya tidak mau konsumen terkena penyakit," terangnya.
Selain itu, kesabaran dan ketelatenan saja tak cukup. Butuh kreasi agar waktu masuk proses pembakaran, warna pipa itu memiliki warna yang mencolok bak kerajinan kayu.
"Ketika dibakar di atas suhu 50 derajat, kita butuh kecermatan agar tiap corak itu bisa memiliki seni. Sebab, selain fungsi, warna pipa usai dibakar itu lah yang menjual," bebernya.
Ilham sendiri mengklaim jika usaha pipa paralon bakar itu pertama di Sukabumi. "Kita pelopornya. Sebab, banyak konsumen yang membeli kerajinan saya itu, aneh dan heran duluan. Kata mereka, saya baru melihat kerajinan ini," kata Ilham menirukan ucapan yang sering ia dengar dari konsumennya di berbagai daerah. (*)  
   

 

Waterpark Hadir di Sukabumi

SUKABUMI -- Kehadiran permainan air di sebuah arena bermain atau wisata wahana air kini menjadi tren hiburan. Bermain basah-basahan dengan berenang atau bermain  di atas rangkaian papan seluncur jadi pilihan yang tak bisa ditampik. Tak heran, sejak wahana air Ryzzy Azzahra Waterpark ini diluncurkan seminggu yamng lalu, antusias masyarakat terutama di Sukabumi dan kawasan sekitar tak bisa dilihat sebelah mata.
"Meski baru dibuka, dalam satu hari di hari libur ratusan pengunjung memadati arena air yang kami sediakan di  Rizzy Azzahra Waterpark ini,"kata General Manager (GM) Ryzzy Az-Zahra Waterpark Sukabumi, Yuni Resna Purnama Sari melalui Asisten GM  Ryzzy Az-Zahra Waterpark Sukabumi, Chandra Surya kepada Radar Sukabumi.
Dengan adanya arena ini, lanjut Chandra, masyarakat Sukabumi kini punya tempat rekreasi baru dan lengkap. Fasilitas yang disajikan Rizzy Azzahra Waterpark begitu memikat, tak heran bila wahana air yang berlokasi di Jalan Salabintana KM 6 Karawang Sukabumi ini menjadi salah satu obyek wisata yang paling diminati pelajar dan masyarakat umum.
Menurut pria ramah ini, kawasan Rizzy  Azzahra Waterpark bukan semata wahana air saja. "Kami juga punya arena permainan yang bersifat edukatif, seperti kolam pacu yang cocok bagi para pelajar SD dan SMP yang ingin belajar berenang,"terangnya.
Tidak hanya itu, fasilitas lainnya yang tak kalah menariknya disini adalah  water slide, adrenalin, kolam ember tumpah (waterboom,red), taman bermain anak, delapan tenan food court, mushola dan area parkir yang luas. 
"Karena saat ini masih dalam rangka promosi,pengunjung kami tawarkan harga promosi pula yakni Rp 15 ribu baik dewasa maupun anak-anak hingga tanggal 31 Maret 2011 mendatang. Setelah itu harga normal kembali pada hari biasa dikenakan tarif Rp 17.500 untuk anak-anak dan Rp 20 ribu dewasa. Dan pada hari libur dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak Rp 20 ribu saja,"ujarnya yang juga menambahkan bahwa Rizzy Azzahra Waterpark buka dari pukul 09.00 WIB-16.00 WIB pada hari biasa dan pukul 08.00 WIB-17.00 WIB untuk hari libur.
Untuk memaksimalkan target pengunjung yang datang, manajemen waterpark ini juga menggandeng salah satu provider seluler yakni XL, dimana ada penawaran khusus bagi pengguna XL yang mendapatkan sms khusus tentang Rizzy Azzahra Waterpark. "Program layanan seluler ini kami namakan By One Get One. Artinya, setiap pengunjung yang menunjukkan sms tersebut, maka kami  berikan paket khusus yaitu datang berdua bayar satu karcis saja,"tuturnya.
Sebagai wahana wisata air atau waterpark, Rizzy Azzahra Waterpark juga mengembangkan konsep back to nature. "Jadi, semua wahana yang tersedia di dalamnya itu dilengkapi dengan ornamen alam maupun keanekaragaman laut, seperti ikan dan tumbuhannya,"imbuhnya.
Kendati begitu, faktor keamanan mendapat perhatian penuh. Ramainya pengunjung menunjukkan Rizzy Azzahra Waterpark adalah salah satu pilihan rekreasi bagi masyarakat Sukabumi dan kawasan sekitar. Menyadari hal ini, pihak manajemen ke depan akan terus mengembangkan wahana wisata ini agar mampu memberi rasa nyaman pada pengunjungnya. Terutama mengingat tren wisata air saat ini tengah booming. "Areal disini luasnya sekitar 1.2 hektar, dan di tahun ini kami akan menambah fasilitas lainnya, yaitu kolam arus,"pungkasnya.(sri)
 

20 Maret 2011

Kos-kosan Segera Dipajak

CIKOLE -- Rumah kost di Kota Sukabumi masih terus menjamur. Hal ini mendorong upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli daerah (PAD) Kota Sukabumi.   Dengan hal tersebut, DPRD Kota Sukabumi tengah menyiapkan regulasi untuk penerapan kewajiban membayar pajak bagi pemilik rumah kontrakan atau kost. Meski kebijakan ini belum ada kepastian, namun DPRD kota Sukabumi tengah mempersiapkan agar pajak bagi pemilik kos-kosan diberlakukan.  Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, belum mengetahui apakah sudah ada atau tidak regulasi yang mengatur tentang pajak kost. Namun, legislator asal PKS ini berharap pajak bagi pemilik kos-kosan segera dibuat. "Jika sudah ada, saya berharap segera diberlakukan," katanya.
Ketentuan pemberlakukan  pajak bagi rumah kost itu, merujuk kepada UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. "Penarikan pajak bagi pemilik kost dikenakan bagi pemilik minimal 10 pintu," kata Fachmi.
Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPRD kota Sukabumi, Dedi R Wijaya akan mengundang Tim Anggaran Pemerintah Daertah (TAPD) Kota Sukbumi untuk membahas pembentukan regulasi tentang pajak rumah kotrakan atau rumah kost. "Insya Allah minggu depan kami akan membahas dengan TAPD," kata Dedi seraya mengatakan, dengan pemberlakuan perda pajak rumah kost, diharapkan mampu menambah sumber PAD Kota Sukabumi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Kota Sukabumi, Kostaman menyebutkan dalam pesan singkatnya perda kostan yang diatas 10 pintu sudah masuk ke objek mengenai pelaksaan harus dilahat datanya.
Pantauan Radar Sukabumi rumah kost di Kota Sukabumi semakin menjamur, seperti rumah kost yang berlokasi di Jalan Koperasi hingga mencapai 115 pintu.(ryl)

18 Maret 2011

Deden, Pembuat Alat Peraga TK yang Tembus Mancanegara

Sukabumi -- Awal mula kerajinan pembuatan alat-alat peraga untuk siswa di TK atau SD ini, boleh di bilang cukup unik. Sang pengrajin, Deden S, bisa mempelopori pembuatan alat-alat seperti puzzle, balok atau rambu lalu lintas tiruan ini karena termotivasi besarnya permintaan kerajian tersebut dari beberapa wilayah.
Deden, pria asal Kampung Paledang Desa Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi ini, sempat tidak berpikir menjadi seorang penggelut kerajinan alat-alat peraga yang biasa ditemukan di tingkat pendidikan dasar. Pria 35 tahunan, justru dulu hanyalah seorang aktifis yang duduk di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi perantara produk dalam negeri ke luar negeri.
Lama di Ibukota Jakarta, dan tahu seluk beluk industri yang laku keras tembus ke mancanegara, membuat "otak" bisnis pria bertubuh sedang itu berputar. Kebetulan, di LSM yang ia geluti yakni Yayasan Pengembangan Kerajinan Indonesia (Yayasan Pekerti), ia ditunjuk sebagai motivator. Di situ, para pengusaha kecil yang akan mengembangkan usahanya, ia didik dan ia bina.
"Saya termotivasi ketika ada pengusaha yang membuat puzzle di daerah Jakarta, tak mampu menutup pesanan ke luar negeri. Sambil mengajari cara dia berbisnis dan mengembangkan usahanya, saya juga belajar kepadanya tentang cara-cara membuat kerajinan itu," aku Deden ditemui Radar belum lama ini.      Deden pun berpikir jika kerajinan seperti itu, cocok dibawa dan diolah di tanah kelahirannya Sukabumi. Itu ia dasari ketika, bahan baku pembuatan alat peraga yang didominasi kayu, banyak tersedia di daerah ini. Berbekal kemampuan yang cukup, ia pun balik kanan dari Jakarta.
"Terus terang, industri alat peraga yang diolah di Jakarta saja, bisa tembus ke Jepang dan Inggris. Padahal, Jakarta punya apa. Beli kayu saja mahal. Di sini, kita mencari saja bisa dapat cepat," akunya.
Untuk melegalkan usahanya itu, ia pun mengurus pembuatan CV Binangkit Multi Karya. Perusahaan itu, menjadi tombak usahanya ia geluti sampai sekarang. "Percaya tidak, modal awal waktu itu cuma Rp 4 juta. Jumlah itu, memang besar. Tapi untuk ukuran pembuatan CV, bisa dibayangkan betapa kecilnya," katanya. 
Meski begitu, ia terus berkreasi. Tanya sana sini yang lebih pengalaman, usahanya pun tak sebatas membuat puzzle. Lebih dari itu, produk lainnya seperti geometri, bidang bangunan, kotak pos sampai rambu lalu lintas tiruan, mampu ia produksi. Kebanyakan, pesanan sendiri datang dari sekolah tingkatan dasar seperti TK dan SD.
"Saya lebih mengutama kan kepercayaan. Makanya, kalau bicara omset, usaha ini bisa mencapai Rp 50 juta per bulan. Alhamdulilah, meski paceklik, usaha kami bertahan terus," akunya. 

Warga Kampung Paledang Desa Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi boleh berbangga. Itu ketika salah satu sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) membuat alat peraga taman kanak-kanak (TK) yang tembus mancanegara. Lantas bagaimana geliatnya saat ini.
Radar Sukabumi sengaja datang ke sentra pembuatan alat peraga TK di CV Binangkit Multi Karya, di Desa Cimahi Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi belum lama ini. Wartawan koran ini melihat betapa seriusnya sejumlah pengrajin sedang membuat hasil kerajinan yang siap dijual dan menjadi pesanan. Sengaja bertanya tentang produktivitas serta ketenaran hasil kerajinan di sini yang faktanya sudah disuplay ke mancanegara.
Pimpinan CV Binangkit Multi Karya Persada, Dindin S menyebutkan negara-negara seperti Amerika, Australia, dan Inggris sudah menjadi konsumen tetapnya, di samping pasar lokal.
"Pangsa pasarnya sudah cukup baik,"tuturnya.
Ketika pangsa penjualan meledak sampai mancanegara logikanya daya serap tenaga kerja di usaha tersebut juga baik.
Dindin mengatakan pembuatan fokus usahanya itu dimulai kurang lebih sudah 10 tahun. Alat-alat peraga seperti puzzle, rambu lalu lintas, abacus (bola lima tiang), geometri dan peraga lainnya sudah dihasilkan oleh tangan-tangan terampil para pengrajinnya.
Intensitas produksinya juga cukup banyak. Sehingga, perputaran rupiah dari sektor industri inipun cenderung tinggi.
"Di mana, produksi untuk satu bulkan rata-rata mampumenutup permintaan lima ribu buah alat peraga, maka omzet yang kami capai bisa Rp 50 juta,"sebut Dindin.
Raihan omzet seperti itu cukup menutup kebutuhan produksi termasuk pembiayaan honor pegawai. Yang saat ini sudah diberdayakan sekitar 80 pengrajin dari warga setempat.
"Selain TK, produk kami juga didistribusikan untuk kebutuhan sekolah dasar dan playgroup, "terangnya. (*)

Kawanua Florist Unggulkan Kualitas

SUKABUMI -- Saat ini florist-florist atau toko bunga di Kota Sukabumi semakin menjamur. Bahkan kondisinya semakin bersaing untuk meraih para pelanggan. Berbagai desain pun dilakukan oleh para pemiliknya untuk diunggulkan, guna mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepuasan bagi para pelanggannya, karena bunga kerap menjadi bagian dari setiap seremoni dalam kehidupan manusia.
Seperti halnya Kawanua Florist pelopor fresh flower shop atau toko bunga segar di Kota Sukabumi, tetap bertahan hingga saat ini meski telah hadir florist-florist lainnya di Kota Mochi ini.
Bagian pemasaran Kawanua Florist Sukabumi, Nawa Olivia mengatakan dengan mengandalkan bunga yang masih segar dan hidup atau fresh flower untuk ucapan peresmian, pernikahan, ulang tahun serta duka cita membuat toko bunga yang berlokasi di Jalan Jend. Sudirman 96 Kota Sukabumi ini tetap semakin diminati.
"Dengan menanam keyakinan bekerja harus dengan tulus dan memberikan pelayanan terbaik, sampai saat ini Kawanua Florist telah memiliki banyak pelanggan baik dari Kota Sukabumi maupun luar Kota Sukabumi. Kita punya keyakinan bisnis kerja harus dilakukan dengan tulus dan memberikan pelayanan yang terbaik," katanya saat ditemui Radar Sukabumi, kemarin.
Meski banyak pesaing yang bermunculan di Sukabumi, pihaknya tidak merasa tersaingi. Karena masing-masing toko bunga sudah memiliki pelanggan masing-masin. Yang terpenting, lanjut  gadis berambut panjang ini, tetap mempertahankan kualitas terbaik agar pelanggan tetap memesan bunga di Kawanua Florist ini.
"Kita mendatangkan bunga yang baru dipetik dari perkebunan yang ada di Sukabumi. Tenaga perangkainya pun cukup ahli dibidangnya, sehingga desain kreasi bunga di Kawanua Florist ini tentunya akan berbeda dengan toko bunga lainnya dan tentunya produk bunga kami lebih awet bisa tahan hingga satu mingguan, " terangnya.
Menurutnya untuk memuaskan pelanggan, produk rangkaian bunga yang akan dijual selalu disesuaikan dengan keinginan konsumennya. Bahkan kelebihan yang ditawarkan Kawanua Florist ini, rangkaian bunga yang dipesan bisa diantarkan ke tempat tujuan. "Jadi kami selalu memposisikan konsumen itu adalah raja,"tuturnya.
Supaya kreasi bunga yang didesain semenarik mungkin. Manajemen Kawanua Florist menyediakan bunga papan, bunga meja, bungan tangan dan dekorasi dengan bahan baku bunga segar.
"Paling banyak dipesan Bunga Papan dan Bunga Meja, karena untuk berbagai ucapan mulai dari ucapan ulang tahun, hingga ucapan peresmian,"ujarnya ramah.
Untuk memanjakan pelanggannya, Kawanua Florist menawarkan harga yang cukup terjangkau. Khusus untuk jenis Bunga Meja, ditawarkan mulai dari harga Rp 50 ribu-Rp 300 ribu.
Sementara itu, salah seorang konsumen Lidyawati menyatakan kepuasannya."Bunga yang saya beli disini memang beda ya dengan toko lain. Disini bunganya lebih awet tidak cepat layu dan warna dan jenis bunganya pun sangat kontras dan banyak pilihan. Ya, kalau masalah harga itu terjangkaulah dan lebih murah sesuai dengan bunga yang kita pesan,"pungkasnya.(sri)

BAZ Kabupaten Sukabumi Gandeng APINDO

CISAAT -- Upaya menggali potensi zakat dan infak terus dilakukan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi. Lembaga pengelola dana umat ini menggandeng para pengusaha yang berhimpun di Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Sukabumi.
 Ketua BAZ Kabupaten Sukabumi, Mustafa Kamal mengatakan, diliriknya APINDO, itu merupakan strategi dalam peningkatan potensi zakat dan infak. Sebab selama ini hasil pengumpulan zakat dari kalangan pengusaha belum sepenuhnya terkelola dengan baik."Pengusaha itu pasti punya perusahaan dan buruh. Jadi target kita bukan hanya zakat dari kalangan pengusaha tapi infak dari kalangan buruhpun akan menjadi sasaran,"jelas Mustafa kepada Radar.
 Dari persentase jumlah buruh di Kabupaten Sukabumi yang jumlahnya mencapai ribuan. Jelas jika dikelola dengan baik, akan menghasilkan pemasukan signifikan."Untuk buruh kita atur bukan di nisab zakat tapi di atur dalam program gerakan infak. Bayangkan jika satu hari mereka mengumpulkan infak Rp 1000 dikali lima ribu karyawan saja tentu hasilnya menggembirakan,"ungkapnya.
 Mustafa mengungkapkan, hasil pengumpulan infak dari buruh, sebenarnya akan dikembalikan kepada buruh sendiri, dengan pengelolaan unit pos pengumpul zakat/infak di tiap perusahaan. "Kita juga sudah melakukan koordinasi dengan koperasi-koperasi yang ada di perusahaan masing-masing. Intinya zakat atau infak yang disetorkan ke BAZ, pada dasarnya akan kembali kepada mereka,"imbuhnya.(wan)

9 Maret 2011

Investor Seoul Jajaki Kota Sukabumi

Radar Sukabumi -- Masih banyaknya lahan hijau di Kota Sukabumi yang belum tergarap dengan optimal, membuat salah satu investor dari Seoul, Korea Selatan tertarik untuk mengembangkan kerjasama budidaya tanaman hias Suji dan bunga Kamboja dengan Pemerintah Kota Sukabumi. Sampai saat ini pihak investor sedang melakukan penjajakan dengan Pemerintah Kota Sukabumi.
"Kerjasama ini sebagai bentuk kepedulian mereka bagi warga yang tidak mampu di Kota Sukabumi. Salah satunya dengan melakukan kerjasama di bidang pertanian dan nantinya hasilnya akan di pasarkan di negaranya," kata Walikota Sukabumi Muslikh Abdussyukur kepada Radar Sukabumi.
Dijelaskan Muslikh, selain menggelontorkan dana mereka juga berniat untuk memberikan pelatihan kepada warga. Tentang bagaimana caranya budidaya tanaman hias yang benar. "Kalau di kita tanaman seperti kamboja dan suji tidak terlalu populer, namun di negara mereka mempunyai nilai jual yang tinggi. Nantinya keuntungan hasil penjualan tanaman tersebut sekitar 15 persen untuk warga yang tidak mampu di Kota Sukabumi," ujarnya.
Lebih lanjut Muslikh menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan penjajakan dengan melihat lokasi yang akan digunakan. Salah satunya adalah di Bumi Perkemahan (Buper) Cikundul Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi. Bahkan ternyata mereka juga mempunyai lahan khusus, untuk mengembangkan dua jenis tanaman hias tersebut yang nantinya akan diekspor ke negara mereka.
"Meskipun mereka mempunyai lahan dan melakukan pembudidayaan sendiri, mereka juga membeli dari masyarakat. Namun agar produksi bisa berjalan terus sehingga tidak menghambat ekspor ke negara mereka nantinya, perlu ada keterjaminan stok. Salah satu caranya dengan membina warga, sehingga mempunyai keterampilan,"pungkasnya. (sri)

Pajak Masih Jadi Primadona PAD Kabupaten Sukabumi

Radar Sukabumi -- Pajak air tanah di Kabupaten Sukabumi masih menjadi primadona bagi peningkatan Pendapaan Asli Daerah (PAD) kabupaten  terluas se-pulau Jawa Bali ini. Apalagi setelah pajak air tanah yang sebelumnya dikelola oleh provinsi tapi dengan diberlakukannya UU Nomor 28/2009 tentang pajak dan retribusi daerah dikelola oleh daerah bersangkutan. Bagi hasil dana perimbangannya senilai 70 persen dari pendapatan pajak, sekarang pengelolaannya seratus persen oleh Pemkab Sukabumi, termasuk pajak BPHTB yang sebelumnya dikelola oleh pusat.
Demikian diungkapkan  Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukabumi, Tatang Pujantara di Gedung Negara Pendopo Kabupaten Sukabumi saat mendampingi pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi yang saat itu menerima kunjungan kerja dari anggota DPRD Kota Solok Sumatera Barat.
 Menurut dia, perkiraan kenaikan target PAD tahun depan senilai Rp 120 miliar itu, diantaranya disumbangkan dari penerimaan pajak BPHTB senilai Rp 10 miliar, pajak air tanah Rp 17,5 miliar dan PPJ Rp 14,5 miliar. Dari ketiga jenis penerimaan pajak itu, penerimaan pajak air tanah yang menjadi penyumbang PAD terbesar.
 Apalagi kata Tatang, PAD Pemkab Sukabumi dari penerimaan pajak, diprediksi tiap tahunnya akan meningkat. Hal itu seiring dengan disahkannya raperda (rancangan peraturan daerah) tentang pajak dan retribusi daerah oleh DPRD Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu. Dalam raperda itu, terdapat lima penerimaan pajak dan satu penerimaan retribusi daerah yang bisa menaikan PAD Pemkab Sukabumi.
 "Raperda tentang pajak dan retribusi daerah yang sudah disahkan DPRD dalam paripurna beberapa waktu lalu itu, kini sudah masuk dan sedang dievaluasi oleh provinsi. Minggu depan, mudah-mudahan raperdanya sudah masuk ke kantor Kementerian Keuangan. Sehingga diharapkan, efektif per tanggal 1 Januari 2011 nanti, perda (peraturan daerah) tentang pajak dan retribusi daerah bisa diberlakukan,"bebernya.
 Ia menyebutkan, lima jenis pajak yang terdapat dalam raperda pajak dan retribusi daerah itu, antara lain pajak BPHTB (Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), pajak air tanah, pajak sarang walet, pajak penerangan jalan (PPJ) dan pajak reklame. Sedangkan satu jenis retribusi itu, yakni retribusi pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). "Penerimaan pendapatan dari lima jenis pajak dan satu retribusi ini, dipastikan bisa mendongkrak PAD 2011 nanti. Estimasinya, dari target PAD tahun ini sebesar Rp 96 miliar, tahun depan akan naik drastis menjadi Rp 120 miliar,"kata Tatang.(wan)

Intan Hermina, Melukis di Bahan Kain Dengan Tusuk Gigi

Radar Sukabumi -- Melukis lazimnya menggunakan kuas sebagai alat membentuk objek lukisan di kanvas. Jika alat yang difungsikan sebagai kuas adalah tusuk gigi, sepertinya pelukis bakal kesulitan. Namun tidak demikian bagi Intan Hermina. Ia justru mampu menghasilkan karya lukisan yang lebih indah dan rapih dengan tusuk gigi sebagai kuasnya. 
Gambar King dan Queen (Raja dan ratu, red) pada kartu bridge adalah objek yang dipilih Intan untuk dilukis pada kaos oblong putih sebagai medianya. Ketika penulis menyambanginya di kediamannya di Gang Pelukis, Desa Sukamanah Kecamatan Cisaat. Nama Gang Pelukis ini diketahui hanya kebetulan saja karena ternyata di gang tersebut tidak banyak pelukis, kecuali Intan. Saat itu, lukisan Kingnya sudah hampir rampung. Tampak jelas, Intan tengah menyelesaikan lukisannya. Dengan teliti Ia memindahkan cat ke kaos yang jadi media lukisan itu, menggunakan tusuk gigi.
 Yah, benda yang umumnya digunakan setelah makan itu, justru menjadi alat yang sangat berfungsi bagi Intan. Dengan tusuk gigi ini, dara kelahiran Sukabumi 17 Mei 1985 ini mengaku tusuk gigi sangat membantu ketika dirinya melukis objek-objek yang terstruktur dan presisi. "Atau pas lagi bikin garis-garis, cocok banget pakai tusuk gigi," katanya.
Sebenarnya, tusuk gigi ini lebih sering digunakan melukis pada saat tertentu saja, seperti disebutkan tadi. Namun kadang kala, Intan menyelesaikan satu lukisan full menggunakan tusuk gigi. "Memang butuh waktu agak lama tapi hasilnya bagus. Itu pun ketika saya melukis objek yang kecil atau sederhana saja. Kalau banyak, saya tetap pakai bantuan kuas," tuturnya.
Melukis menggunakan tusuk gigi ini sebenarnya baru beberapa pekan terakhir dilakukan Intan. Inspirasi itu berawal dari prinsipnya selama ini, membuat lukisan yang rapih dan bersih. Dengan kuas pun, diakuinya bisa menghasilkan lukisan seperti itu. "Saya juga tidak tahu persis bagaimana awalnya. Cuma waktu itu, tiba-tiba muncul dalam pikiran saya membayangkan lukisan yang rapih jika menggunakan tusuk gigi. Akhirnya saya mencoba dan ternyata bisa, hasilnya pun memuaskan," katanya.

Karya Putri Sukabumi, Justru Ditampung Pemkot Jakbar
Jika melihat dari lamanya bergelut dengan dunia seni lukis, Intan Hermina bisa disebut pemain anyar. Hobi melukis ini baru sekitar tiga tahun terakhir digelutinya. Namun karyanya sudah ratusan bahkan ribuan. Berbeda dengan pelukis yang melukis di kanvas, Intan justru melukis di baju, tas atau sepatu untuk kemudian dijual.
Selama ini, hobi melukis dimaksimalkan Intan agar menghasilkan uang. Yaitu dengan melukis baju, tas, sepatu, topi dan lainnya. Berbagai hasil karyanya sudah dipasarkan bukan hanya di Sukabumi, tapi hingga ke wilayah Jabodetabek. Termasuk lewat internet dengan memanfaatkan jejaring sosial.
Untuk wilayah Sukabumi, baju dan tas yang bermotif lukisan karya Intan itu dipasarkan di Gerai Dekranasda, Kecamatan Cisaat. Di pusat kerajinan tangan itu, karya Intan yang dipajang ditandai dengan tulisan 'Handmade by Invalenti'. Harganya bervariasi, mulai Rp80 ribu sampai Rp150 ribu. Tergantung jenis dan lukisan di tas atau baju. "Kalau lukisannya agak susah bikinnya, mungkin lebih mahal. Kalau yang sederhana tentu lebih murah," katanya.
Beberapa konsumen yang menginginkan gambar atau lukisan tertentu di bajunya, bisa terlebih dulu memesan. Baik motif maupun ukuran baju/tas serta warna. Lagi-lagi harganya disesuaikan tingkat kesulitan lukisan. "Soal harga saya tidak terlalu mematok standar, relatif. Saya lebih mengedepankan kualitas lukisan. Termasuk memastikan lukisan di baju tidak luntur atau rusak karena dicuci," ujarnya berpromosi.
 Selain dipasarkan di lokalan Sukabumi, produk bermotif lukisan Invalenti juga merambah ke luar daerah bahkan luar pulau Jawa. Pemasarannya via internet. Namun untuk pemesan dari luar ini biasanya dikenakan tambahan ongkos kirim.
Dalam beberapa kesempatan, Intan juga kerap mengikuti pameran potensi daerah. Seperti yang diikuti beberapa bulan lalu di Jakarta. Namun ketika itu bukan membawakan nama Kabupaten Sukabumi karena karya-karya lukisan Intan ternyata justru menarik minat Pemkot Jakarta Barat, sementara dari Pemkab Sukabumi sendiri sejauh ini nihil perhatian. "Itu setelah pihak Dinas Pariwisata Jakbar tertarik melihat karya-karya saya di internet," tuturnya.
Kelebihan Intan melukis baju, tas dan aksesoris lainnya ini memang terbilang langka karena umumnya gambar atau motif di baju hasil percetakan. Hal inilah yang diakui Intan menarik minat Pemkot Jakarta Barat mengajaknya kerja sama dalam pameran potensi daerah itu. "Jadi baju-baju hasil lukisan saya justru menjadi aset atau potensi daerah Jakbar," imbuhnya.(*)

Ari, Pengusaha Muda Sapu Ijuk dari Gunungpuyuh

Radar Sukabumi -- Dengan kesabaran, keuletan dan jiwa kewirausahaan yang tangguh, Ari Khoerudin (23) warga Babakangarung Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi mampu eksis dalam menggeluti usahanya. Hingga saat ini telah mencapai kesuksesan. Dengan bermodal awal Rp200 ribu, kini usaha sapu ijuk yang ditekununinya mampu meraup jutaan rupiah.
Ari Khoerudin cuma lulusan Sekolah Dasar (SD) Babakangarung. Ia lulus pada tahun 2000 dan sekarang masih lajang ini mulai membuka usahanya. Usahanya tersebut awalnya dijalankan dirinya sendiri. Ketika itu, belum memiliki sejumlah karyawan seperti yang dialami sekarang ini. Pemasarannya pun belum begitu luas, bahkan penghasilannya hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup dirinya saja. Dengan bermodalkan uang Rp200 ribu dirinya mencoba menekuni pembuatan sapu ijuk yang merupakan keahliannya.
Peralatan yang digunakannya pun masih sederhana dan seadanya. Meski dengan keterbatasan yang ada, Ari terus berkreasi dan mengembangkan bisnisnya. Hari-harinya dia habiskan untuk menempa kemampuan dan keterampilannya dalam memproduksi sapu ijuk. Setelah 6 tahun berjalan, usaha yang dirintis Ari tersebut pun mulai meningkat sampai banyak orang yang mulai memesan langsung sapu ijuk ke tempat tinggalnya, hingga akhirnya Ari yang setelah menikah dengan Siti Sarah (18) pun merasa perlu mengajak orang atau tenaga kerja untuk membantu usahanya tersebut. "Banyaknya pesanan yang datang ke rumah,terutama dari luar kota seperti Bandung, kami keteteran. Maka, waktu itu kami putuskan merubah pola pemasaran yang tadinya dijual eceran, menjadi dijual kepada distributor dengan skala banyak,"tuturnya.  Berbagai strategi untuk kemajuan bisnisnya terus ditingkatkan, hingga akhirnya Ari berinisiatif untuk mendirikan beberapa tempat pengolahan bahan baku untuk memproduksi ijuk menjadi sapu. "Dulu lokasi ini masih hutan Dik, Bos Ari membelinya dari warga untuk dijadikan tempat pengolahan ijuk," ungkap Nurdin, salah seorang karyawan sambil membersihkan ijuk-ijuk yang masih kotor dengan alatnya. Upaya untuk pelebaran sayap pun dilakukan oleh Ari dalam bisnisnya. Pada tahun 2008, dia mencoba untuk menambah jenis hasil produksinya, yaitu pembuatan keset ijuk. Namun sampai saat ini pembuatan merk untuk barang produksinya belum dibuat. "Sampai saat ini kami belum menamai perusahaan ini, bahkan merk pun belum, cukuplah kami sebagai pengrajin," ujar Ari sambil membantu pekerjaan karyawannya. Kini Ari Khoerudin telah memiliki karyawan sebanyak 20 orang. "Kami memiliki pegawai 20 orang, mereka orang sini. Bahkan pemudanya juga pada ikut kerja di sini. Maklum mereka pada nganggur," tuturnya kepada Radar Sukabumi seraya menunjukan barang-barang hasil produksinya, kemarin.
Untuk barang hasil produksinya, sekarang sudah merambah sampai ke Bandung, Bekasi, bahkan sampai ke Jepang. Dalam sebulan, usaha yang dikelolanya, rata-rata dapat  memproduksi sapu ijuk sebanyak seribu buah dalam sehari. Adapun mengenai bahan baku didatangkan dari daerah Pejampangan Kabupaten Sukabumi. Saat ini, laba per bulan diperkirakan rata-rata Rp4-5 juta. "Terimakasih pada pegawai kami yang telah membantu usaha ini, hingga bisa menghidupi istri dan membantu penghidupan orang tuakami. Selain itu, kami telah bisa membantu para pemuda di sini untuk menghidupi keluarganya," tambahnya kepada Radar Sukabumi sambil tersenyum bangga, ketika ditemui di tempat kerjanya kemarin. (*)     

Lima Karyawan PDAM TBW Dapat Reward

Radar Sukabumi -- Sebanyak lima karyawan Perusahaan Daerah Air Minum  Tirta Bumi Wibawa (TBW) Kota Sukabumi temukan illegal connection (pencurian saluran) air. Kelimanya diberikan  reward oleh PDAM TBW saat apel pagi, kemarin.
Kelima yang mendapatkan reward tersebut yakni, Redi Sukarwan penemu illegal connection di Jalan Pemuda, Kelana Sanjaya penemu kecurangan pemakai air minum di Jalan Selabintana, Asep Rohendi penemu di wilayah pelayanan Tipar, Deni Rustandi penemu di wilayah Kebonjati dan Jalan Siliwangi, Okta Rinaldi penemu illegal connection di Jalan Bhayangkara.
Dirtektur PDAM TBW Kota Sukabumi, Helmi Soetikno mengatakan, pemberian penghargaan adalah sebagai upaya meningkatkan kinerja karyawan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan PDAM TBW. "Siapapun yang menemukan ilegal konection kami akan memberi reward termasuk masyarakat," ujar Helmi. Ia juga mengatakan akan merahasiakan masyarakat yang menginformasikan pelanggaran yang dilakukan orang yang  tidak bertanggungjawab. Dan memang jika ada yang menemukan pelanggaraan harus dilaporkan. "Illegal connection itukan merugikan konsumen yang bayar dan perusahaan yang mengelola. Air tersendat salah satunya gara-gara ada ilegal itu," tandasnya.
Sehingga untuk meningkatkan kualitas air itu meminta masyarakat tidak segan-segan melaporkan setiap temuan yang menyimpang. Ia mengaku akan memberikan hukuman (vanisment) kepala karyawan yang terlibat illegal connection dengan penurunan pangkat dan gaji. "Bila perlu kami akan melakukan pemecatan kepada karyawan nakal," tegasnya.(ryl)