18 Januari 2011

Penjualan Funiture Sukabumi Meningkat

Radar Sukabumi -- Funiture merupakan salah satu kebutuhan warga Sukabumi untuk menambah kelengkapan isi rumah. Dalam beberapa bulan terakhir, usaha di sektor ini terus menggeliat dengan capaian 20 hingga 70 persen. Penjualan terbesar didominasi perlengkapan dari kayu jati yang dipadu ukiran jepara. Dengan fasilitas yang disediakan layanan kredit dengan mengunakan Adira Finance dan Kredit Plus. 
Pemilik CV Kurnia Mebel di Supermall Sukabumi, Dadang Sholehudin mengatakan, minat masyarakat terhadap furniture jati Jepara terus meningkat. Mengingat, selain memiliki ukiran klasik dan modern, furniture jenis itu memiliki kualitas tahan lama dibandingkan dengan perabot kayu biasa. "Karena banyak masyarakat yang mengambil barang yang kami tawarkan terutama penjulan kayu jati kami optimis dapat memnuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya kepada Radar Sukabumi. 
Dari segi desain, proses pembuatan hingga kualitas produk yang tercipta, ukiran Jepara memang belum ada duanya, karena sebuah karya masterpiece. Tidak ada yang bisa membuat atau meniru ukiran tersebut asli sehingga sama. Produksi mebel dan kerajinan tangan ukiran Jepara masih berjalan baik. Bahkan, pengrajin dan tempat produksi tidak lagi hanya berdomisili di Kota Sukabumi, meskipun aslinya dari Kabupaten Jepara Jawa tengah. 
Bahkan untuk lebih meningkatkan penjualan di kuartal pertama tahun 2011 dadang mengaku telah mengandengn sejulah finance yang menyediakan layanan kredit seperti Kredit Plus dan Adira Finance. "Produk yang ditawarkan cukup beragam terutama yang memiliki desain ukir atau yang berjenis minimalis semua barang yang disediakan pun bisa didapatkan dengan cara menggukana layanan kredit dengan perusahaan yang telah ditentukan," jelasnya. Dengan mengandalkan keterampilan manual, ternyata membuat mebel Jepara yang dikelola CV Kurnia Mebel mempunyai keunggulan. Nilai tambahnya justru karena masih banyaknya sentuhan tangan tersebut. Khususnya pada seni ukir yang terpahat di produk mebel kayu. "Kami justru banyak mendapat orderan untuk barang hasil hand scrap. Lagi pula harga yang ditawarkan relatif terjangkau dari Rp2 juta hingga Rp4 juta," tambahnya yang menyebut dalam sehari, rata-rata dua sampai tiga furniture laku terjual. Dewi Astuti, calon pembeli mengatakan funiture dengan gaya minimalis lebih pas digunakan di Kota Sukabumi. Sebab, iklim sejuk menambah kekuatan dan daya tahan perabotan dari kayu tersebut. "Saya membeli funiture di sini karena tampilannya menarik dan sangat pas dengan kondisi keuangan saya," pungkasnya. (ali)

0 komentar:

Posting Komentar