20 Januari 2011

Lensa dan KPDT Latih Buat Tikar Bambu

Gunakan Bahan Baku dari Dalam Sukabumi Upaya Membina Enterpreneur Agar Meningkatkan Perekonomian Warga Membuka usaha tanpa kemampuan dari sumber daya manusia yang berkualitas adalah sebuah kekonyolan. Hal tersebutlah yang menjadi komitmen Direktur Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (LENSA), Daden Sukendar. Untuk itulah dirinya membina sejumlah warga untuk dididik dan dilatih mengenai cara berwiraswasta. Bagaimana Kondisinya. 
ISEP ALISANDY Sukabumi -- Potensi Sumber daya alam yang terdapat di Sukabumi sangatlah beragam untuk dijadikan barang-barang kerajinan. Hal tersebut menjadi sebuah inspirasi tersendiri bagi sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ingin meningkatkan kemampuan daya beli warga Sukabumi yang dapat dikatakan cendrung meningkat setiap tahunnya. Direktur Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa), Daden Sukendar mengatakan Sukabumi merupakan wilayah yang memilki kultur budaya masyarakat yang masih rendah dalam bidang kemampuan pengembangan program usaha. Hal ini m,erupakan hasil usaha dari penelitian yang telah dilakukan Lensa. Sehingga untuk membantu pemerintah Lensa bekerjasama dengan Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) menyelengarakan pendidikan gratis bagi puluhan warga Sukabumi. Baik Kota maupun Kabupaten Sukabumi yang memiliki potensi alam yang dapat diberdayakan dan memiliki nilai jual. Terutama dalam pengelolaan bambu yang banyak dijadikan sebagai bahan baku kerajinan. Dari mulai kursi atap rumah, tikar, karper, tirai dan lainnya. "Kami melakukan pelatihan khusus ini adalah untuk mendidik warga yang ingin belajar dan meningkatkan taraf hidupnya," ujarnya. Program ini ditargetkan bagi warga yang masih merasa kesulitan dalam mengembangkan potensi ekonomi. Lagi pula dengan bekerjasama dengan Kemetrian PDT yang berusaha secara intens dalam menyelengarakan pembangunan baik Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM) warga Indonesia. "Merupakan program kami dalam meningkatkan potensi kedaerahan yang dimiliki," pungkas Tenaga Ahli Deputi Bidang Pengembangan Lembaga Sosial dan Budaya Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia, Ahmad Wari. (***) 

0 komentar:

Posting Komentar