18 Januari 2011

Nurhadi, Pengusaha Tempe Sriwedari

Radar Sukabumi -- aktifitasnya sebagai pembuat tempe telah dirintis Nurhadi semenjak masih lajang, sekitar tahun 1977-an. Usahanya tersebut mulai dilakoni ketika merantau ke Jakarta. Kehidupan metropolitan yang keras serta glamor tidak membuat dirinya kerasan tinggal di sana. Hal itu yang "memaksa" dirinya merantau ke Sukabumi. 
Pada tahun 1980, Nurhadi mulai tinggal di daerah Cipelang, dengan mengontrak sebuah rumah. Tempat tinggalnya tersebut dijadikannya pula sebagai tempat untuk memproduksi tempe. Hari ke hari, aktivitasnya sebagai pembuat tempe mulai dikenal banyak orang. Akhirnya, satu persatu dari mereka mulai membeli secara eceran tempe hasil produksi Nurhadi. Hasil usaha Nurhadi mulai meningkat. Terlebih ketika tahun 1989 silam, dirinya mempersunting gadis pujaannya, Yayah Rohaya. 
Beberapa bulan kemudian setelah itu, Nurhadi bersama istrinya pindah ke daerah Kuta Lebak, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh. Dengan hasil usaha yang diperolehnya, dirinya bisa membangun rumah dan pabrik tempe."Alhamdulillah, dengan hasil usahanya Kang Nurhadi bisa membangun rumah dan pabrik ini," papar Yayah sang isteri. Untuk menambah varian jenis produksinya, selain tempe, Nurhadi pun mengembangkan pembuatan tahu dan oncom. Adapun bahan baku dari ketiga jenis penganan tersebut sama, yaitu kacang kedelai. Dirinya membeli bahan baku dari koperasi seharga Rp6 ribu lima ratus per- kilogram-nya. 
"Kami biasa membeli kacang kedelai di koperasi seharga Rp6 ribu lima ratus, kalo di pasar sich lebih murah, Rp6 ribu per-kilogram-nya," tuturnya kepada Radar Sukabumi, kemarin. Dalam sehari, perusahaan Nurhadi membutuhkan kacang kedelai untuk bahan baku produksinya sebanyak seratus lima puluh kilogram. 
Sehubungan dirinya tidak menggunakan kompor gas untuk bahan bakar, melainkan kayu. Maka dibutuhkan kayu bakar dalam seminggu satu truk. "Kami tidak pake kompor gas, takutnya meledak. Kami gunakan kayu yang dibeli dari daerah Jampang," ujar Nurhadi. 
Untuk Pengembangan usahanya, Nurhadi sangat mengharapkan kepada Pemerintah Kota Sukabumi untuk memberikan bantuan usaha. Terlebih saat ini, pengusaha tempe dihadapkan dengan membumbungnya harga kedelai. "Kalau yang datang ke tempat ini sih memang banyak. Bahkan pernah dari dinkes yang mengecek kandungan formalin. Selain itu, yang kami harapkan berupa pinjaman uang untuk usaha. Kalau bank mah, berat bunganya," tambah Nurhadi. 
Dengan dibantu oleh ketiga orang karyawannya, kini Nurhadi mampu meraup omset rata-rata Rp10 juta dalam setiap bulannya. "Alhamdilillah, dengan usaha yang kami tekuni ini telah bi,sa menghidupi keluarga, termasuk menguliahkan kedua anak kami," pungkasnya. (*).

0 komentar:

Posting Komentar