27 Januari 2011

Pembangunan PLTU Sudah 77 Persen

Radar Sukabumi -- Proyek percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Jabar di Palabuhanratu terus digeber. Itu tak lain karena PLTU berbahan batu bara menargetkan akhir tahun ini minimal bisa beroperasi satu unit pembangkit listrik 'steam drum' berkapasitas 350 Mega Watt (MW).
 "Progress pembangunan PLTU sampai saat ini sudah sekitar 77 persen. Mudah-mudahan satu unit bisa beroperasi akhir tahun ini," ujar Manager PLN proyek PLTU II Jabar, Budi Widi Asmoro saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya, kemarin.
 Ia mengatakan keseluruhan pembangunan proyek PLTU ini ditargetkan bisa selesai sekitar Juli 2012 mendatang. Meskipun jika ditilik dari target awal pembangunan mengalami keterlambatan. Karena, target awal saat dibangun Agustus 2007 silam, semua unit pembangkit bisa beroperasi sekitar pertengahan 2010 lalu.
 "Sebelumnya kita mengalami kendala dalam hal finansial dan persoalan tanah (pembebasan lahan). Kini persoalan itu sudah teratasi. Hanya, cuaca ekstrim dan sering turun hujan menjadi kendala kami saat ini," terangnya.
 Apabila PLTU Palabuhanratu sudah beroperasi 100 persen bisa dipastikan pasokan listrik untuk Jawa dan Bali terpenuhi. Ini juga akan mengantisipasi jika harus melakukan pemadaman listrik bergilir.
 Sekadar diketahui, PLTU Palabuhanratu merupakan PLTU terbesar di Jawa Barat sebagai pemasok dan cadangan listrik untuk pulau Jawa dan Bali dan juga bisa dijadikan cadangan listrik untuk seluruh pulau yang ada di Indonesia. "Semoga pembangunan PLTU Palabuhanratu ini bisa berjalan dengan lancar dan tepat waktu, karena pembangunan ini hasilnya nanti bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat," katanya.
 Dalam waktu dekat, pihak PLTU juga akan mendatangkan alat berat kembali dengan berat mencapai 200 ton lebih yakni Transformator Step Up 150 KV. Trafo sebanyak dua unit itu akan didistribusikan dari Jakarta (berasal dari Cina) melalui jalur transportasi laut. Jika melalui darat, konstruksi jembatan tidak bisa menahan dan dikhawatirkan akan merusak. 
 "Pengiriman trafo tidak melalui dermaga Palabuhanratu (karena tidak mampu menampung alat dengan kapasitas hingga 200 ton) melainkan melalui dermaga PLTU. Meskipun kedalaman kolam dermaga baru dua meter (target pengerukan minus 9 meter), namun sudah bisa dilalui kapal pengangkut alat berat tersebut," pungkasnya.(frd)

0 komentar:

Posting Komentar