Bermula menjadi seorang penjaja tahu di pasar, kemudian H. Oo (55), warga Jalan Pemuda II Benteng, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, mencoba membuka sendiri industri rumahan dengan produksi tahu. Melalui ketekunannya, industri yang dikelolanya mampu berjalan pesat. Kini mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.
Sampai akhir tahun 1975, H.Oo menjadi seorang pedagang tahu di Pasar Gudang Kota Sukabumi. Ketika itu, dirinya menjajakan dagangan yang dibelinya dari distributor. Hasil usahanya hanya cukup untuk pemenuhan hidup sehari-hari. Sifat H. Oo yang peramah dan mudah bergaul, membuat para konsumen senang mendatangi lapak dan sekaligus membeli tahu.
Dari hari ke hari, pelanggan Oo kian banyak. Tahu yang dijajakannya laku keras, sampai-sampai kekurangan ketersediaan barang. Akhirnya terbesit dalam benak Oo untuk memproduksi tahu sendiri. "Ketika itu, ketersediaan barang habis terus. Kami pun mempunyai ide untuk membuat tahu. Agar kebutuhan pembeli terpenuhi," tutur H.Oo, seraya menunjuk ke tempat pembuatan tahu.
Pada tahun 1976, akhirnya H. Oo menekuni pembuatan tahu berdasarkan pengetahuan yang didapat dari tempat kelahirannya, Cianjur. Ketika itu belum memiliki sejumlah karyawan seperti sekarang ini. Dari proses produksi, distribusi, sampai pemasaran, Oo kerjakan seorang diri. "Capek sich, soalnya dulu dikerjakan oleh seorang diri. Tapi waktu itu masih muda, punya semangat tinggi," paparnya.
Kini H. Oo memiliki karyawan sebanyak lima belas orang. Mereka kebanyakan adalah para tetangganya. Bahkan Boby, putra sulungnya ambil bagian dalam pengelolaan perusahaan. "Ya, Dik. Kami ikut mengelola perusahaan tahu milik bapak ini. Siapa lagi kalau bukan kami, yang mengelola perusahaan ke depan," ujar Boby, sembari memperlihatkan tahu hasilproduksinya.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah kacang kedelai. Oo mendatangkannya dari wilayah Jakarta. "Bahan bakunya kacang kedelai Amerika, kalau di sukabumi nggak ada. Kami ahrus membelinya ke Jakarta," paparnya kepada Radar Sukabumi ketika ditemui di rumahnya, siang kemarin. Untuk harga kacang kedelai, di pasaran sekarang harganya mencapai Rp7 ribu per kilogram. Dalam proses produksi tahu, H. Oo membutuhkan kacang kedelai rata-rata sebanyak enam puluh kwintal per bulan. Hasil produksinya dipasarkan ke wilayah Kota Sukabumi, Cibadak, Batalyon Infanteri 310 Cikembar.
Dalam tiap bulannya, bapak dari enam anak ini, dengan perusahaan tahu yang dikelolanya mampu meraup omset rata-rata Rp75 juta per bulan. "Dalam sebulan penghasilan rata-rata Rp75 juta. Alhamdulillah hasilnya bisa untuk berangkat haji dan menguliahkan 3 orang anak." pungkasnya kepada Radar Sukabumi sembari tersenyum, saat ditemui.(*)
Laporan: JAKA SUSILA
--Radar Sukabumi--
0 komentar:
Posting Komentar