Radar Sukabumi -- Visi Pemerintah Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan jasa terpadu di bidang pendidikan dan kesehatan, memang sudah terbukti dan berjalan dengan baik. Namun dibalik itu semua khusus dibidang ekonomi, nampaknya belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan, khususnya di sektor pengembangan Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM).
Sehingga timbul pertanyaan sudah sejauhmana Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi benar-benar mendorong sektor perekonomian khususnya ekonomi kreatif.
Pengamat Ekonomi dari STIE PASIM Sukabumi, Fajar Laksana mengatakan, perkembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi cukup lamban. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu pertama, belum sepenuhnya pihak perbankan percaya untuk memberikan kucuran kredit kepada UKM. Hal ini ditambah lagi dengan persayaratannya yang begitu rumit. Kedua, pengembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi, belum menyentuh kepada sektor riil dan lebih menyentuh ke konsumtif.
Ketiga, belum adanya Balai Latihan Kerja (BLK) yang tujuannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan khusus sumber daya manusianya, serta membuat suatu alat untuk memproduksi berbagai produk. Keempat, masih lemahnya sisi promosi berbagai produk yang dihasilkan oleh UKM lokal. Sehingga sangat jarang sekali kita bisa menemukan produk buatan lokal di jual atau dipajang di supermarket yang ada di Kota Sukabumi.
" Saat ini berbagai upaya yang dilaksanakan oleh Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi hanya bersifat temporer saja dan tidak berkelanjutan. Sehingga ketika program ini berakhir selama satu tahun ya sudah, lalu membentuk program baru lagi tanpa ada kelanjutan program terdahulunya," ujar Fajar saat ditemui Ponpes Al Fath PASIM Sukabumi, kemarin.
Menurut Fajar, salah satu upaya Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi agar menjadi lebih baik. Diantaranya, antara dinas terkait seperti Diskoperindag, Dinsostek serta Dinas Pertanian harus ada program untuk mengembangkan sektor ekonomi, jangan sampai berjalan sendiri-sendiri.
"Karena ketiga dinas tersebut mempunyai peranan dan pengaruh penting memajukan sektor perekonomian," tegasnya.
Selain itu perlu adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang keharusan bagi supermarket yang ada di Kota Sukabumi, untuk memberikan ruang sekitar 30 persen bagi pemasaran produk lokal hasil olahan para UKM di Kota Sukabumi.
" Bahkan kalau perlu, Pemkot Sukabumi menyediakan dana talangan khusus bagi modal para UKM. Serta perlu adanya Subsidi Bunga bagi para UKM, dimana nantinya dana tersebut dapat membayar bunga kredit yang dipinjam oleh pelaku UKM, sehingga nantinya pelaku UKM hanya membayar pokoknya saja kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin mengatakan, Pemkot Sukabumi dengan dibantu oleh dinas terkait, terus berupaya mendorong pemberdayaan UKM di berbagai sektor.
" Hal tersebut bisa dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Sukabumi yang saat ini sudah mencapai angka 6,14 persen," kata (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya.
Saat ditanya berapa besar anggaran untuk sektor ekonomi di APBD Kota Sukabumi di tahun 2011 ini, dirinya tidak bisa menjelaskan nominalnya. Namun yang jelas, Deden mengakui bahwa dari jumlah APBD Kota Sukabumi tahun 2011 sekitar Rp 580 miliar, hampir sebagian besarnya terpakai untuk belanja tidak langsung (pegawai) di sektor pendidikan dan kesehatan.
" Berdasarkan renstra yang ada, kami akan melakukan pengembangan usaha mikro dan UKM, serta melakukan berbagai pelatihan," ujarnya.(sri)
Sehingga timbul pertanyaan sudah sejauhmana Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi benar-benar mendorong sektor perekonomian khususnya ekonomi kreatif.
Pengamat Ekonomi dari STIE PASIM Sukabumi, Fajar Laksana mengatakan, perkembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi cukup lamban. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu pertama, belum sepenuhnya pihak perbankan percaya untuk memberikan kucuran kredit kepada UKM. Hal ini ditambah lagi dengan persayaratannya yang begitu rumit. Kedua, pengembangan sektor ekonomi di Kota Sukabumi, belum menyentuh kepada sektor riil dan lebih menyentuh ke konsumtif.
Ketiga, belum adanya Balai Latihan Kerja (BLK) yang tujuannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan khusus sumber daya manusianya, serta membuat suatu alat untuk memproduksi berbagai produk. Keempat, masih lemahnya sisi promosi berbagai produk yang dihasilkan oleh UKM lokal. Sehingga sangat jarang sekali kita bisa menemukan produk buatan lokal di jual atau dipajang di supermarket yang ada di Kota Sukabumi.
" Saat ini berbagai upaya yang dilaksanakan oleh Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi hanya bersifat temporer saja dan tidak berkelanjutan. Sehingga ketika program ini berakhir selama satu tahun ya sudah, lalu membentuk program baru lagi tanpa ada kelanjutan program terdahulunya," ujar Fajar saat ditemui Ponpes Al Fath PASIM Sukabumi, kemarin.
Menurut Fajar, salah satu upaya Pemkot Sukabumi untuk mengembangkan sektor ekonomi agar menjadi lebih baik. Diantaranya, antara dinas terkait seperti Diskoperindag, Dinsostek serta Dinas Pertanian harus ada program untuk mengembangkan sektor ekonomi, jangan sampai berjalan sendiri-sendiri.
"Karena ketiga dinas tersebut mempunyai peranan dan pengaruh penting memajukan sektor perekonomian," tegasnya.
Selain itu perlu adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang keharusan bagi supermarket yang ada di Kota Sukabumi, untuk memberikan ruang sekitar 30 persen bagi pemasaran produk lokal hasil olahan para UKM di Kota Sukabumi.
" Bahkan kalau perlu, Pemkot Sukabumi menyediakan dana talangan khusus bagi modal para UKM. Serta perlu adanya Subsidi Bunga bagi para UKM, dimana nantinya dana tersebut dapat membayar bunga kredit yang dipinjam oleh pelaku UKM, sehingga nantinya pelaku UKM hanya membayar pokoknya saja kepada pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin mengatakan, Pemkot Sukabumi dengan dibantu oleh dinas terkait, terus berupaya mendorong pemberdayaan UKM di berbagai sektor.
" Hal tersebut bisa dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Sukabumi yang saat ini sudah mencapai angka 6,14 persen," kata (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Pemkot Sukabumi, Deden Solehudin saat ditemui Radar Sukabumi di ruang kerjanya.
Saat ditanya berapa besar anggaran untuk sektor ekonomi di APBD Kota Sukabumi di tahun 2011 ini, dirinya tidak bisa menjelaskan nominalnya. Namun yang jelas, Deden mengakui bahwa dari jumlah APBD Kota Sukabumi tahun 2011 sekitar Rp 580 miliar, hampir sebagian besarnya terpakai untuk belanja tidak langsung (pegawai) di sektor pendidikan dan kesehatan.
" Berdasarkan renstra yang ada, kami akan melakukan pengembangan usaha mikro dan UKM, serta melakukan berbagai pelatihan," ujarnya.(sri)
0 komentar:
Posting Komentar