15 Februari 2011

Melihat Kerjakeras UMKM Boneka Kebonjati (Bonti)

Radar Sukabumi -- Mayoritas masyarakat masih memandang limbah yang dihasilkan dari pabrik, merupakan sampah dan tidak ada nilainya. Padahal jika mereka punya kemampuan untuk mengolahnya, ternyata limbah tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitar.
Seperti yang dilakukan Asep Setiawan. Dengan tangan kreatifnya, warga Kampung Kebonjati Kelurahan Sukakarya Kecamatan warudoyong Kota Sukabumi ini  mampu menyulap limbah pabrik tersebut, menjadi barang berharga dan membantu perekonomian keluarga. 
Banyak hal menarik yang bisa didapat jika jalan-jalan ke Sukabumi. Selain hawanya yang sejuk, tanahnya yang subur, juga masyarakatnya pun ramah. Daerah Sukabumi kini banyak dilirik oleh para investor asing terutama dari Cina. Mereka banyak menanamkan sahamnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, hal ini terlihat dari menjamurnya perusahaan asing dibidang pertekstilan bak jamur di musim penghujan.
Berangkat dari banyaknya perusahaan khususnya di bidang tekstil inilah, yang menyebabkan Asep Setiawan membuka pabrik bernama Boneka Kebonjati (Bonti). Bersama keluarganya, Asep memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari perusahaan tadi. Limbah pabrik berupa sisa potongan-potongan bahan-bahan boneka ternyata disulap Asep Setiawan dan Isterinya Dede Herawati menjadi suatu karya yang menarik dan bisa menghasilkan rupiah.
Buktinya dari olahan tangannya, Asep bisa terus menghasilkan karya kreatif dan inovatif dengan cara mendesain berbagai motif boneka, dompet, sarung bantal, dan juga ikatan rambut. Rumah yang berada di Kampung Kebonjati Kelurahan Sukakarya Kecamatan warudoyong Kota Sukabumi ini ternyata penuh oleh berbagai hasil karya berupa boneka dan berbagai ikatan rambut, dan dompet yang dihasilkannya bersama ke 15 pekerjanya.
Pendiri sekaligus pemilik kerajinan tangan membikin dan desain boneka, Asep Setiawan mengatakan, Pada awal tahu 2002 dirinya hanya belajar otodidak untuk membikin ikatan rambut saja dari limbah pabrik yang didapatnya. Beberapa kali mencobanya membuat pola ikatan rambut sampai dengan berhasilnya satu model, ternyata hasil tersebut disukai konsumen. Satu tahun kemudian Asep mencoba kembali membuat pola mendesain boneka-boneka klasik tapi unik. Mulai dari boneka Kelinci, beruang dan juga serangga yang mempunyai kesan tersendiribagi para penggemar boneka. "Walaupun bahan baku terbatas, tetapi untuk setiap pembikinan boneka tergantung dari besar kecilnya bahan baku yang akan dibuat," ujarnya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar