8 Februari 2011

Pengunjung Belum Pahami Ekowisata

SUKABUMI, (PRLM).- Masih banyak pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang belum memahami apa dan bagaimana ekowisata. Oleh karenanya pengunjung harus terus diberikan pengetahuan yang memadai tentang ekowisata, apalagi jumlah peminat ekowisata saat ini terus meningkat.
“Banyak yang berpikir Taman Nasional itu seperti taman, sehingga dikira bisa melakukan apa saja. Padahal kan tidak begitu. Sebagian masih menganggap ekowisata itu seperti piknik biasa,” kata Manajer Harian Badan Pengelola Ekowisata Baru Halimun Anwar Munawar saat ditemui di sela-sela latihan panjat pohon (tree climbing) di area Ekowisata Baru Halimun, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Minggu (6/2).
Kurangnya pemahaman ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kelestarian lingkungan di area taman nasional. Padahal saat ini animo masyarakat terhadap ekowisata menunjukkan peningkatan. Selama Januari 2011 saja sudah ada 500 pengunjung yang datang dan bermalam di area Ekowisata baru Halimun. Untuk mengatasi hal itu, pengelola terus menerus menggalakkan sosialisasi mengenai taman nasional. “Minimal mereka tahu Taman Nasional itu bagaimana. Bahwa ada pembangian zona-zona dengan ketentuan tertentu,” ujarnya.
Untuk menjaga agar kelestarian tanaman dan satwa tidak terganggu, pengelola membuat batasan-batasan. Misalnya kegiatan camping di bumi perkemahan maksimal hanya boleh tiga hari dua malam. Kunjungan di air terjun pun dilakukan di jam-jam tertentu. “Bukan kita ingin membatasi, tapi supaya tidak mengganggu satwa yang hidup di sini. Ada jam-jam tertentu hewan-hewan di sini mencari makan dan minum,” tutur Anwar.
Di sela-sela kegiatan camping, pengelola juga memberikan pemahaman-pemahaman terkait pemeliharaan lingkungan di taman nasional. Misalnya saja memperkenalkan pembuatan listrik mikrohidro dengan memanfaatkan aliran sungai di sana. “Karena di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini sumber daya airnya sangat besar, sekitar 4 miliar liter per tahun. Maka itu listrik mikrohidro ini sebagai salah satu cara memanfaatkan lingkungan tanpa merusak,” tutur Anwar. (A-170/A-147)***

0 komentar:

Posting Komentar