;kkzaQ
Bisnis Jabar : Harga emas diprediksi naik 20% sebelum akhir 2011 setelah selama bulan lalu mengalami koreksi harga. Kenaikan ini ditandai dengan besarnya nilai investasi investor yang memperkirakan kenaikan harga yakni sebanyak US$102 miliar. ffb
Lima analis yang diperingkat Bloomberg, yang biasa akurat memprediksi harga emas dan perak dalam dua tahun terakhir, menyatakan harga emas berpotensi naik 20% sebelum akhir tahun ini, dan harga perak menanjak 23%.
UBS AG memprediksi permintaan perak dari sektor industri meningkat hingga tertinggi sejak 1990 dan untuk emas mencapai penjualan rekor tertinggi kedua dalam produk exchange traded fund berbasis emas.
Deutsche Bank AG memprediksi bank sentral, pemegang terbesar emas, akan menambah cadangan emas untuk ketiga kalinya pada tahun ini, hal pertama kali terjadi sejak 1970-an.
“Sejumlah investor kembali menanamkan uangnya untuk emas setelah melihat kenaikan harga pada 2010. Jika dilihat secara makro, di seluruh dunia tengah terjadi devaluasi mata uang, inilah yang menyebabkan investor memburu emas,” kata Michael Cuggino, pengelola dana senilai US$10 miliar pada Permanent Portofolio Funds di San Francisco seperti dikutip Bloomberg.
Soros Fund Management LLC, yang mengelola dana sebesar US$27 miliar, tercatat dalam SPDR Gold Trust yang memegang emas terbanyak sejak 15 November 2010. Soros, pemiliknya, menyatakan emas merupakan aset yang bubble dan akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Analis Valbury Asia Futures Erwin mengatakan harga emas melanjutkan apresiasinya di atas US$1.350 setelah kenaikan mingguan pertamanya tahun ini membngkitkan kembali kepercayaan investor untuk mengoleksi logam mulia tersebut. Namun meningkatnya optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global masih terus menekan reli emas.
Sejumlah data ekonomi AS yang berhasil dirilis di atas ekspektasi dalam tahun ini telah menambah minat terhadap aset-aset berisiko, sehingga memicu emas melemah sekitar 5% dalam tahun ini.
“Emas masih bergerak dalam kisaran sempitnya, sembari menunggu kejelasan dari arah kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi. Namun dalam jangka panjang ke depan, prospek emas masih cenderung positif,” kata Erwin.
Dia menambahkan emas mendapat sokongan dari meningkatnya permintaan fisik emas di pasar Asia setelah dibukanya kembali pasar Singapura dan Hong Kong pasca libur Imlek, mekipun China sebagai konsumen emas terbesar kedua dunia masih absen.
Investor masih menunggu langkah pemerintah China selanjutnya dalam menerapkan kebijakan moneter dan ekonominya pasca libur Imlek.
Harga emas untuk pengiriman segera pada perdagangan Selasa naik 0,2% menjadi US$1.351,65 per ounce. Harga di pasar spot ini sudah terpangkas 4,9% tahun ini setelah menyentuh US$1.431,25 per ounce pada 7 Desember.(hh)
0 komentar:
Posting Komentar