Laporan: Hendi Subrata- Sukabumi
Makanan tradisional yang kini dimodifikasi dengan beragam bahan baku dari beras ketan dan gula aren ini tanpa bahan pengawet memiliki citarasa yang enak dan gurih. Seperti yang digeluti UKM dodol bernama “Aneka Kue Tradisional Ibu Edeh” yang berlokasi di Jl Baros Kota Sukabumi. Bagaimana ceritanya?
Sukabumi dengan suasana alam yang asri dikelilingi pegunungan dan pepohonan rindang, membuat suasana sejuk. Semua ini menjadikan dorongan lahirnya karya-karya baru baik kerajinan tangan,wisata alam termasuk aneka kuliner. Sebut saja dodol buatan Ibu Edeh. UKM satu-satunya di Kota Sukabumi yang membuat aneka kue tradisional berbahan baku beras ketan seperti dodol ini dinamai UKM “Aneka Kue Tradisional Ibu Edeh”. Nama ini diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu Edeh Deryani. Sosok perempuan ramah kelahiran 1959 dengan keuletan , dirinya mengawali usaha ini.
“Berawal dari keisengan, Alhamdulillah hasil karya kami mampu mewakili Sukabumi untuk dipasarkan hingga keliling dunia,”kata Owner “Aneka Kue Tradisional Ibu Edeh, Edeh Deryani kepada Radar Sukabumi. kemarin.
Waktu itu bertepatan dengan perayaan lebaran, sekitar tahun 1997 silam dirinya mencoba membuat sajian untuk tamu tamunya berupa makanan jenis dodol. Tak disangka ternyata makanan ini disukai banyak orang. Tak tanggung-tanggung pesananpun datang silih berganti.
“Kaya iseng-iseng berhadiah. Awalnya saya membuat dodol ini untuk hidangan tamu yang datang ke rumah. Tapi ternyata banyak pesanan,”ujarnya.
Kota dodol layak dilabelkan ke kota sukabumi setelah kehadiran buah karya Edeh Deryani(52), dengan merk dodol ketan Ibu Edeh. Tepat di kawasan Jl. Baros 248 Kelurahan/Kecamatan Baros Kota Sukabumi inilah ribuan dodolpun diproduksi setiap hari. Ditambah ratusan pemesanan datang silih berganti. Maka tak heran jika produk dodol ketan ini mampu menguasai pangsa pasar Sukabumi, baik di pasaran modern, pasar tradisional hingga rumah-rumah warga yang tersebar di Sukabumi, Cianjur dan Bandung.
Animo masyarakat terhadap makanan yang berbahan baku beras ketan tersebut kini makin meningkat. Kondisi ini membuat Edeh Deryani dibantu anak sulungnya Rahmat Yusuf (31) dengan kompak terus berusaha melebarkan usahanya. Tak tanggung tanggung sejak tahun 1999 – 2000 produk dodolnya sampai ke negeri gurun pasir Arab Saudi hingga Amerika Serikat. “Ini sebuah kesuksesan yang luar biasa,”terangnya.
Dodol ketan Ibu Edeh ini tersaji untuk memanjakan para penyuka kuliner aneka rasa. Ada dodol ketan, dodol kacang ijo, dodol strawbery,dodol durian dan dodol nangka hingga dodol susu yang kesemuanya berbahan baku dari beras ketan. Harganya pun cukup terjangkau. Konsumen bisa menikmati makanan ini dengan harga Rp 2 ribu, bisa menikmatai lezatnya rasa dodol ketan buatannya.
“Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada para pelanggan. Sehingga makanan tradisional ini bisa laris terjual,” tambah Rahmat Yusuf.
Untuk bisa menghasilkan sebuah produk yang berkwalitas dan bernilai jual tinggi, apalagi sejenis dodol tidaklah mudah. Namun bagi Edeh Deryani(52) dan putranya Rahmat Yusuf (31) dalam waktu dua hingga tiga jam mampu menyajikan bermacam dodol yang bercitarasa tinggi. “Caranya beras ketan di tepung lalu di campuri santan kelapa kemudian di aduk dalam wajan besar dan dibubuhi gula aren asli, ditambah gula pasir juga ditaburi berbagai macam buah-buahan. Tentunya setelah melewati beberapa tahapan hingga terjadi gumpalan lalu di cetak dan dikemas hingga dipasarkan,”urainya.
Untuk memuluskan proses produksi hingga pemasaran. Edeh Deryani dibantu oleh sekitar 10 pekerja ini menjadikan semua produknya laris terjual, dengan raihan keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Untuk mampu menguasai pasaran berbagai macam strategi Edeh Deryani lakukan salah satunya adalah menjamah sistem penjualan dengan pesanan bingkisan (parcel), dengan corak dan bentuk menarik. Harganyapun terjangkau terbukti pesanan datang silih berganti bahkan dirinya kini membuka cabang bersama putranya di kawasan Jl. Nagrak Cisaat Sukabumi.(*)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar