Sukabumi -- Bisnis selama 12 tahun yang ditekuni Irawan (66) warga Kecamatan Cikole ini membuahkan hasil memuaskan. Kesuksesannya di bidang kerajianan pembuatan sepatu patut dijadikan contoh bagi pegiat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kota Sukabumi. Meski di usianya sudah renta, bapak dari tiga anak ini tetap semangat untuk bertahan menekuni bisnisnya. Kuncinya keuletan dan kesabaran.
Semenjak tahun 1998, Irawan T mencoba untuk menekuni kerajianan pembuatan sepatu kulit di kios kontrakannya yang terletak di Jalan Alun-alun Kota Sukabumi, depan Mesjid Agung.
Ditemani oleh satu orang karyawannya, dirinya mulai memusatkan perhatiannya untuk berbisnis.Beberapa bulan berjalan, usahanya kian dikenali banyak orang. Kiosnya kemudian diberinya nama "Swadaya". Sampai sekarang kios tempat di mana dia berusaha, tetap berada di lokasi yang sama.
"Kami tetap bertahan selama dua belas tahun di kios ini. Kami tetap ngontrak Dik," tuturnya kepada Radar Sukabumi, saat ditemui di kiosnya kemarin.
Pemesan pun terus berdatangan ke kios Irawan. Tamunya tersebut datang dari Kepolisian Resort Sukabumi Kota, Secapa Polri Sukabumi, bahkan dari berbagai daerah, diantaranya Bandung, Jakarta, bahkan dari Riau. Konsumen merasa puas dengan hasil produksi kios Swadaya, karena model yang didapat sesuai dengan pesanan.
"Saya suka dengan sepatu kulit kios ini, habisnya bisa sesuai keinginan kita modelnya," ujar Obos, salah seorang pelanggan. Bahan baku untuk memproduksi sepatu, seperti kulit dan kalep Irawan biasa mendatangkannya dari Cibaduyut, Bandung. Dengan dibantu empat karyawannya, kini dalam sebulan mampu memproduksi sepatu rata-rata sebanyak lima puluh pasang sesuai dengan pesanan pelanggan. Adapun omzet yang diraup Irawan T dalam sebulan rata-rata mencapai Rp10 juta. "Bersyukur! Penghasilan kami cukup untuk kebutuhan di hari tua, kami pun telah bisa membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," pungkasnya seraya menatap para karyawannya. (*)
Ditemani oleh satu orang karyawannya, dirinya mulai memusatkan perhatiannya untuk berbisnis.Beberapa bulan berjalan, usahanya kian dikenali banyak orang. Kiosnya kemudian diberinya nama "Swadaya". Sampai sekarang kios tempat di mana dia berusaha, tetap berada di lokasi yang sama.
"Kami tetap bertahan selama dua belas tahun di kios ini. Kami tetap ngontrak Dik," tuturnya kepada Radar Sukabumi, saat ditemui di kiosnya kemarin.
Pemesan pun terus berdatangan ke kios Irawan. Tamunya tersebut datang dari Kepolisian Resort Sukabumi Kota, Secapa Polri Sukabumi, bahkan dari berbagai daerah, diantaranya Bandung, Jakarta, bahkan dari Riau. Konsumen merasa puas dengan hasil produksi kios Swadaya, karena model yang didapat sesuai dengan pesanan.
"Saya suka dengan sepatu kulit kios ini, habisnya bisa sesuai keinginan kita modelnya," ujar Obos, salah seorang pelanggan. Bahan baku untuk memproduksi sepatu, seperti kulit dan kalep Irawan biasa mendatangkannya dari Cibaduyut, Bandung. Dengan dibantu empat karyawannya, kini dalam sebulan mampu memproduksi sepatu rata-rata sebanyak lima puluh pasang sesuai dengan pesanan pelanggan. Adapun omzet yang diraup Irawan T dalam sebulan rata-rata mencapai Rp10 juta. "Bersyukur! Penghasilan kami cukup untuk kebutuhan di hari tua, kami pun telah bisa membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," pungkasnya seraya menatap para karyawannya. (*)
0 komentar:
Posting Komentar