21 Maret 2011

Geliat Pengrajin Pipa Bakar (Mirip Kerjainan Kayu, Pertama di Sukabumi)

Cisaat -- Kerajinan yang masuk level Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Sukabumi, sepertinya tidak terbatas ragam dan jenisnya. Di Kecamatan Cisaat, kerajinan pipa bakar menjadi salah satu banyaknya kegiatan usaha yang bisa menghasilkan rupiah. Seperti apa kondisinya ?     
Ada banyak pipa paralon di kediaman Ilham Wirahadi Kusumah (40). Dari yang ukurannya masih utuh dan sudah dipecah menjadi beberapa bagian, pipa-pipa itu tersimpan di sekitar rumahnya, Kampung Cibolang Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Hanya saja, pipa yang ia simpan bukan untuk mengalirkan air sebagaimana lazimnya fungsi sebuah pipa. Pipa di rumahnya, justru berfungsi mengalirkan rupiah sebagai penghasilannya kini.
Maklum, pria ramah ini sudah bergelut bertahun-tahun dengan industri kerajinan pipa bakar. Jika dilihat sepintas, hasil karyanya justru seperti karya-karya kerajinan kayu. Sebab, warna dan corak pipa yang ia olah, mirip dengan kerajinan kayu.
Ilham sendiri, mengawali usahanya itu dari keisengan. Berbekal jiwa seni, ia tekun mengubah pipa itu menjadi sebuah karya bernilai jual. Ada banyak produk yang ia mampu hasilkan ketika pipa-pipa tersebut diolah menjadi lentera, lampion, lampu etnik, juga aksesoris seperti gelang atau anting-anting.
"Awalnya memang hobi. Ketika mengamati benda-benda yang bisa digunakan tiap hari, saya terinspirasi bagaimana benda itu bisa digunakan tapi memiliki daya seni yang tinggi," seru Ilham.
Tak sulit menyulap pipa paralon menjadi produk berkualitas. Ilham mengaku, butuh ketelatenan dan kesabaran saat pipa itu akan dibentuk menjadi benda-benda siap pakai. "Bahan bakunya pun, tidak boleh bekas. Harus pipa baru. Itu penting agar tidak ada dampak terhadap konsumen. Coba kalau paralon bekas. Saya tidak mau konsumen terkena penyakit," terangnya.
Selain itu, kesabaran dan ketelatenan saja tak cukup. Butuh kreasi agar waktu masuk proses pembakaran, warna pipa itu memiliki warna yang mencolok bak kerajinan kayu.
"Ketika dibakar di atas suhu 50 derajat, kita butuh kecermatan agar tiap corak itu bisa memiliki seni. Sebab, selain fungsi, warna pipa usai dibakar itu lah yang menjual," bebernya.
Ilham sendiri mengklaim jika usaha pipa paralon bakar itu pertama di Sukabumi. "Kita pelopornya. Sebab, banyak konsumen yang membeli kerajinan saya itu, aneh dan heran duluan. Kata mereka, saya baru melihat kerajinan ini," kata Ilham menirukan ucapan yang sering ia dengar dari konsumennya di berbagai daerah. (*)  
   

 

0 komentar:

Posting Komentar