Radar Sukabumi -- Melukis lazimnya menggunakan kuas sebagai alat membentuk objek lukisan di kanvas. Jika alat yang difungsikan sebagai kuas adalah tusuk gigi, sepertinya pelukis bakal kesulitan. Namun tidak demikian bagi Intan Hermina. Ia justru mampu menghasilkan karya lukisan yang lebih indah dan rapih dengan tusuk gigi sebagai kuasnya.
Gambar King dan Queen (Raja dan ratu, red) pada kartu bridge adalah objek yang dipilih Intan untuk dilukis pada kaos oblong putih sebagai medianya. Ketika penulis menyambanginya di kediamannya di Gang Pelukis, Desa Sukamanah Kecamatan Cisaat. Nama Gang Pelukis ini diketahui hanya kebetulan saja karena ternyata di gang tersebut tidak banyak pelukis, kecuali Intan. Saat itu, lukisan Kingnya sudah hampir rampung. Tampak jelas, Intan tengah menyelesaikan lukisannya. Dengan teliti Ia memindahkan cat ke kaos yang jadi media lukisan itu, menggunakan tusuk gigi.
Yah, benda yang umumnya digunakan setelah makan itu, justru menjadi alat yang sangat berfungsi bagi Intan. Dengan tusuk gigi ini, dara kelahiran Sukabumi 17 Mei 1985 ini mengaku tusuk gigi sangat membantu ketika dirinya melukis objek-objek yang terstruktur dan presisi. "Atau pas lagi bikin garis-garis, cocok banget pakai tusuk gigi," katanya.
Sebenarnya, tusuk gigi ini lebih sering digunakan melukis pada saat tertentu saja, seperti disebutkan tadi. Namun kadang kala, Intan menyelesaikan satu lukisan full menggunakan tusuk gigi. "Memang butuh waktu agak lama tapi hasilnya bagus. Itu pun ketika saya melukis objek yang kecil atau sederhana saja. Kalau banyak, saya tetap pakai bantuan kuas," tuturnya.
Melukis menggunakan tusuk gigi ini sebenarnya baru beberapa pekan terakhir dilakukan Intan. Inspirasi itu berawal dari prinsipnya selama ini, membuat lukisan yang rapih dan bersih. Dengan kuas pun, diakuinya bisa menghasilkan lukisan seperti itu. "Saya juga tidak tahu persis bagaimana awalnya. Cuma waktu itu, tiba-tiba muncul dalam pikiran saya membayangkan lukisan yang rapih jika menggunakan tusuk gigi. Akhirnya saya mencoba dan ternyata bisa, hasilnya pun memuaskan," katanya.
Yah, benda yang umumnya digunakan setelah makan itu, justru menjadi alat yang sangat berfungsi bagi Intan. Dengan tusuk gigi ini, dara kelahiran Sukabumi 17 Mei 1985 ini mengaku tusuk gigi sangat membantu ketika dirinya melukis objek-objek yang terstruktur dan presisi. "Atau pas lagi bikin garis-garis, cocok banget pakai tusuk gigi," katanya.
Sebenarnya, tusuk gigi ini lebih sering digunakan melukis pada saat tertentu saja, seperti disebutkan tadi. Namun kadang kala, Intan menyelesaikan satu lukisan full menggunakan tusuk gigi. "Memang butuh waktu agak lama tapi hasilnya bagus. Itu pun ketika saya melukis objek yang kecil atau sederhana saja. Kalau banyak, saya tetap pakai bantuan kuas," tuturnya.
Melukis menggunakan tusuk gigi ini sebenarnya baru beberapa pekan terakhir dilakukan Intan. Inspirasi itu berawal dari prinsipnya selama ini, membuat lukisan yang rapih dan bersih. Dengan kuas pun, diakuinya bisa menghasilkan lukisan seperti itu. "Saya juga tidak tahu persis bagaimana awalnya. Cuma waktu itu, tiba-tiba muncul dalam pikiran saya membayangkan lukisan yang rapih jika menggunakan tusuk gigi. Akhirnya saya mencoba dan ternyata bisa, hasilnya pun memuaskan," katanya.
Karya Putri Sukabumi, Justru Ditampung Pemkot Jakbar
Jika melihat dari lamanya bergelut dengan dunia seni lukis, Intan Hermina bisa disebut pemain anyar. Hobi melukis ini baru sekitar tiga tahun terakhir digelutinya. Namun karyanya sudah ratusan bahkan ribuan. Berbeda dengan pelukis yang melukis di kanvas, Intan justru melukis di baju, tas atau sepatu untuk kemudian dijual.
Jika melihat dari lamanya bergelut dengan dunia seni lukis, Intan Hermina bisa disebut pemain anyar. Hobi melukis ini baru sekitar tiga tahun terakhir digelutinya. Namun karyanya sudah ratusan bahkan ribuan. Berbeda dengan pelukis yang melukis di kanvas, Intan justru melukis di baju, tas atau sepatu untuk kemudian dijual.
Selama ini, hobi melukis dimaksimalkan Intan agar menghasilkan uang. Yaitu dengan melukis baju, tas, sepatu, topi dan lainnya. Berbagai hasil karyanya sudah dipasarkan bukan hanya di Sukabumi, tapi hingga ke wilayah Jabodetabek. Termasuk lewat internet dengan memanfaatkan jejaring sosial.
Untuk wilayah Sukabumi, baju dan tas yang bermotif lukisan karya Intan itu dipasarkan di Gerai Dekranasda, Kecamatan Cisaat. Di pusat kerajinan tangan itu, karya Intan yang dipajang ditandai dengan tulisan 'Handmade by Invalenti'. Harganya bervariasi, mulai Rp80 ribu sampai Rp150 ribu. Tergantung jenis dan lukisan di tas atau baju. "Kalau lukisannya agak susah bikinnya, mungkin lebih mahal. Kalau yang sederhana tentu lebih murah," katanya.
Beberapa konsumen yang menginginkan gambar atau lukisan tertentu di bajunya, bisa terlebih dulu memesan. Baik motif maupun ukuran baju/tas serta warna. Lagi-lagi harganya disesuaikan tingkat kesulitan lukisan. "Soal harga saya tidak terlalu mematok standar, relatif. Saya lebih mengedepankan kualitas lukisan. Termasuk memastikan lukisan di baju tidak luntur atau rusak karena dicuci," ujarnya berpromosi.
Selain dipasarkan di lokalan Sukabumi, produk bermotif lukisan Invalenti juga merambah ke luar daerah bahkan luar pulau Jawa. Pemasarannya via internet. Namun untuk pemesan dari luar ini biasanya dikenakan tambahan ongkos kirim.
Dalam beberapa kesempatan, Intan juga kerap mengikuti pameran potensi daerah. Seperti yang diikuti beberapa bulan lalu di Jakarta. Namun ketika itu bukan membawakan nama Kabupaten Sukabumi karena karya-karya lukisan Intan ternyata justru menarik minat Pemkot Jakarta Barat, sementara dari Pemkab Sukabumi sendiri sejauh ini nihil perhatian. "Itu setelah pihak Dinas Pariwisata Jakbar tertarik melihat karya-karya saya di internet," tuturnya.
Kelebihan Intan melukis baju, tas dan aksesoris lainnya ini memang terbilang langka karena umumnya gambar atau motif di baju hasil percetakan. Hal inilah yang diakui Intan menarik minat Pemkot Jakarta Barat mengajaknya kerja sama dalam pameran potensi daerah itu. "Jadi baju-baju hasil lukisan saya justru menjadi aset atau potensi daerah Jakbar," imbuhnya.(*)
Untuk wilayah Sukabumi, baju dan tas yang bermotif lukisan karya Intan itu dipasarkan di Gerai Dekranasda, Kecamatan Cisaat. Di pusat kerajinan tangan itu, karya Intan yang dipajang ditandai dengan tulisan 'Handmade by Invalenti'. Harganya bervariasi, mulai Rp80 ribu sampai Rp150 ribu. Tergantung jenis dan lukisan di tas atau baju. "Kalau lukisannya agak susah bikinnya, mungkin lebih mahal. Kalau yang sederhana tentu lebih murah," katanya.
Beberapa konsumen yang menginginkan gambar atau lukisan tertentu di bajunya, bisa terlebih dulu memesan. Baik motif maupun ukuran baju/tas serta warna. Lagi-lagi harganya disesuaikan tingkat kesulitan lukisan. "Soal harga saya tidak terlalu mematok standar, relatif. Saya lebih mengedepankan kualitas lukisan. Termasuk memastikan lukisan di baju tidak luntur atau rusak karena dicuci," ujarnya berpromosi.
Selain dipasarkan di lokalan Sukabumi, produk bermotif lukisan Invalenti juga merambah ke luar daerah bahkan luar pulau Jawa. Pemasarannya via internet. Namun untuk pemesan dari luar ini biasanya dikenakan tambahan ongkos kirim.
Dalam beberapa kesempatan, Intan juga kerap mengikuti pameran potensi daerah. Seperti yang diikuti beberapa bulan lalu di Jakarta. Namun ketika itu bukan membawakan nama Kabupaten Sukabumi karena karya-karya lukisan Intan ternyata justru menarik minat Pemkot Jakarta Barat, sementara dari Pemkab Sukabumi sendiri sejauh ini nihil perhatian. "Itu setelah pihak Dinas Pariwisata Jakbar tertarik melihat karya-karya saya di internet," tuturnya.
Kelebihan Intan melukis baju, tas dan aksesoris lainnya ini memang terbilang langka karena umumnya gambar atau motif di baju hasil percetakan. Hal inilah yang diakui Intan menarik minat Pemkot Jakarta Barat mengajaknya kerja sama dalam pameran potensi daerah itu. "Jadi baju-baju hasil lukisan saya justru menjadi aset atau potensi daerah Jakbar," imbuhnya.(*)
no hp yg bisa dihub untuk memesan baju
BalasHapus@Cakrawanga :
BalasHapusSilahkan hubungi langsung melalui jejaring Sosial Facebook di : @INTAN HERMINA