CISAAT -- Upaya menggali potensi zakat dan infak terus dilakukan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sukabumi. Lembaga pengelola dana umat ini menggandeng para pengusaha yang berhimpun di Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Sukabumi.
Ketua BAZ Kabupaten Sukabumi, Mustafa Kamal mengatakan, diliriknya APINDO, itu merupakan strategi dalam peningkatan potensi zakat dan infak. Sebab selama ini hasil pengumpulan zakat dari kalangan pengusaha belum sepenuhnya terkelola dengan baik."Pengusaha itu pasti punya perusahaan dan buruh. Jadi target kita bukan hanya zakat dari kalangan pengusaha tapi infak dari kalangan buruhpun akan menjadi sasaran,"jelas Mustafa kepada Radar.
Dari persentase jumlah buruh di Kabupaten Sukabumi yang jumlahnya mencapai ribuan. Jelas jika dikelola dengan baik, akan menghasilkan pemasukan signifikan."Untuk buruh kita atur bukan di nisab zakat tapi di atur dalam program gerakan infak. Bayangkan jika satu hari mereka mengumpulkan infak Rp 1000 dikali lima ribu karyawan saja tentu hasilnya menggembirakan,"ungkapnya.
Mustafa mengungkapkan, hasil pengumpulan infak dari buruh, sebenarnya akan dikembalikan kepada buruh sendiri, dengan pengelolaan unit pos pengumpul zakat/infak di tiap perusahaan. "Kita juga sudah melakukan koordinasi dengan koperasi-koperasi yang ada di perusahaan masing-masing. Intinya zakat atau infak yang disetorkan ke BAZ, pada dasarnya akan kembali kepada mereka,"imbuhnya.(wan)
Ketua BAZ Kabupaten Sukabumi, Mustafa Kamal mengatakan, diliriknya APINDO, itu merupakan strategi dalam peningkatan potensi zakat dan infak. Sebab selama ini hasil pengumpulan zakat dari kalangan pengusaha belum sepenuhnya terkelola dengan baik."Pengusaha itu pasti punya perusahaan dan buruh. Jadi target kita bukan hanya zakat dari kalangan pengusaha tapi infak dari kalangan buruhpun akan menjadi sasaran,"jelas Mustafa kepada Radar.
Dari persentase jumlah buruh di Kabupaten Sukabumi yang jumlahnya mencapai ribuan. Jelas jika dikelola dengan baik, akan menghasilkan pemasukan signifikan."Untuk buruh kita atur bukan di nisab zakat tapi di atur dalam program gerakan infak. Bayangkan jika satu hari mereka mengumpulkan infak Rp 1000 dikali lima ribu karyawan saja tentu hasilnya menggembirakan,"ungkapnya.
Mustafa mengungkapkan, hasil pengumpulan infak dari buruh, sebenarnya akan dikembalikan kepada buruh sendiri, dengan pengelolaan unit pos pengumpul zakat/infak di tiap perusahaan. "Kita juga sudah melakukan koordinasi dengan koperasi-koperasi yang ada di perusahaan masing-masing. Intinya zakat atau infak yang disetorkan ke BAZ, pada dasarnya akan kembali kepada mereka,"imbuhnya.(wan)
0 komentar:
Posting Komentar