9 Maret 2011

Ari, Pengusaha Muda Sapu Ijuk dari Gunungpuyuh

Radar Sukabumi -- Dengan kesabaran, keuletan dan jiwa kewirausahaan yang tangguh, Ari Khoerudin (23) warga Babakangarung Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi mampu eksis dalam menggeluti usahanya. Hingga saat ini telah mencapai kesuksesan. Dengan bermodal awal Rp200 ribu, kini usaha sapu ijuk yang ditekununinya mampu meraup jutaan rupiah.
Ari Khoerudin cuma lulusan Sekolah Dasar (SD) Babakangarung. Ia lulus pada tahun 2000 dan sekarang masih lajang ini mulai membuka usahanya. Usahanya tersebut awalnya dijalankan dirinya sendiri. Ketika itu, belum memiliki sejumlah karyawan seperti yang dialami sekarang ini. Pemasarannya pun belum begitu luas, bahkan penghasilannya hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup dirinya saja. Dengan bermodalkan uang Rp200 ribu dirinya mencoba menekuni pembuatan sapu ijuk yang merupakan keahliannya.
Peralatan yang digunakannya pun masih sederhana dan seadanya. Meski dengan keterbatasan yang ada, Ari terus berkreasi dan mengembangkan bisnisnya. Hari-harinya dia habiskan untuk menempa kemampuan dan keterampilannya dalam memproduksi sapu ijuk. Setelah 6 tahun berjalan, usaha yang dirintis Ari tersebut pun mulai meningkat sampai banyak orang yang mulai memesan langsung sapu ijuk ke tempat tinggalnya, hingga akhirnya Ari yang setelah menikah dengan Siti Sarah (18) pun merasa perlu mengajak orang atau tenaga kerja untuk membantu usahanya tersebut. "Banyaknya pesanan yang datang ke rumah,terutama dari luar kota seperti Bandung, kami keteteran. Maka, waktu itu kami putuskan merubah pola pemasaran yang tadinya dijual eceran, menjadi dijual kepada distributor dengan skala banyak,"tuturnya.  Berbagai strategi untuk kemajuan bisnisnya terus ditingkatkan, hingga akhirnya Ari berinisiatif untuk mendirikan beberapa tempat pengolahan bahan baku untuk memproduksi ijuk menjadi sapu. "Dulu lokasi ini masih hutan Dik, Bos Ari membelinya dari warga untuk dijadikan tempat pengolahan ijuk," ungkap Nurdin, salah seorang karyawan sambil membersihkan ijuk-ijuk yang masih kotor dengan alatnya. Upaya untuk pelebaran sayap pun dilakukan oleh Ari dalam bisnisnya. Pada tahun 2008, dia mencoba untuk menambah jenis hasil produksinya, yaitu pembuatan keset ijuk. Namun sampai saat ini pembuatan merk untuk barang produksinya belum dibuat. "Sampai saat ini kami belum menamai perusahaan ini, bahkan merk pun belum, cukuplah kami sebagai pengrajin," ujar Ari sambil membantu pekerjaan karyawannya. Kini Ari Khoerudin telah memiliki karyawan sebanyak 20 orang. "Kami memiliki pegawai 20 orang, mereka orang sini. Bahkan pemudanya juga pada ikut kerja di sini. Maklum mereka pada nganggur," tuturnya kepada Radar Sukabumi seraya menunjukan barang-barang hasil produksinya, kemarin.
Untuk barang hasil produksinya, sekarang sudah merambah sampai ke Bandung, Bekasi, bahkan sampai ke Jepang. Dalam sebulan, usaha yang dikelolanya, rata-rata dapat  memproduksi sapu ijuk sebanyak seribu buah dalam sehari. Adapun mengenai bahan baku didatangkan dari daerah Pejampangan Kabupaten Sukabumi. Saat ini, laba per bulan diperkirakan rata-rata Rp4-5 juta. "Terimakasih pada pegawai kami yang telah membantu usaha ini, hingga bisa menghidupi istri dan membantu penghidupan orang tuakami. Selain itu, kami telah bisa membantu para pemuda di sini untuk menghidupi keluarganya," tambahnya kepada Radar Sukabumi sambil tersenyum bangga, ketika ditemui di tempat kerjanya kemarin. (*)     

3 komentar:

  1. pngen sharing sama pengusaha yg bergerak dalam bidang alat kebersihan, gimana caranya bisa sampe sukses, karena saya sedang mengawali bisnis tersebut....

    BalasHapus
  2. soal sapu ijuk, dan ijuk pada umumnya ada di http://arengabroom.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. saya pengrajin ijin jga cuman nyampe tahap penyisisran saja..saya mau menawarkan barangkali bpk membutuhkan bahan baku dengan sekala banyak bisa saya pasok
    Akmal (085722964595)

    BalasHapus