SUKABUMI – Sebagian warga Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi menolak pembangunan pusat jajan serba ada (Pujasera) di Lapang Alun-alun Karangtengah.
Alasannya, pembangunan senilai Rp 780 juta tersebut dibangun di atas lahan mempunyai nilai historis dan pusat silaturahmi masyarakat dan keagaaman.
Tak hanya itu, warga juga mempertanyakan mekanisme pembangunan yang ditengarai mengangkangi aturan. Belum adanya surat izin mendirikan bangunan (IMB), salah satunya. Kececewan warga memuncak ketika pembangunan dimulai namun mereka mengaku tidak dilibatkan dengan rencana pembangunan Pujasera itu.
“Kami menolak adanya bangunan berupa kios itu di alun-alun Karangtengah. Sebab, tempat tersebut mempunyai nilai historis. Dan selama ini menjadi pusat silaturahmi warga serta sering digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan,” kata tokoh pemuda Karangtengah, Ris Ris Rizal Apri Perkasa kepada Pos Kota, Selasa (6/12).
Menurut Ris Ris, dengan adanya bangunan puluhan kios tersebut nantinya akan merusak fungsi lapang alun-alun tersebut. Malah Ris Ris mengaku banyak warga yang tidak tahu dengan adanya rencana proyek tersebut.
“Seharusnya disosialisasikan terlebih dahulu dengan warga, jangan asal bangun saja. Terus apakah segala perizinannya sudah dilaksankan,” tanya Ris Ris.
Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah Gerry Iman Sutrisno menjelaskan, proyek senilai Rp 780 juta dari Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoprindagsar) Kabupaten Sukabumi. Gerry membantah rencana pembangunan tersebut sudah disosialisasikan dan mendapat persetujuan warga. Hanya, Gerry mengakui kalau proses perizinan pembangunan sekitar 30 kios tersebut, seperti IMB masih dalam proses.
“Ini bukan pembangunan. Namun kita lakukan penataan dengan cara membangun kios yang diperuntukan untuk warga sini juga. Coba lihat kondisi sekarang, estetikanya sudah kurang karena tidak tertatanya para pedagang,” kilah Gerry.
Ditegaskan Gerry, justru dengan adanya bangunan tersebut akan menggairahkan perekonomian warga sekitar. Pasalnya, bangunan tersebut ke depannya akan menjual berbagai produk, termasuk menjajakan barang atau makanan dari Sukabumi.
“Namun tidak akan menghilangkan nilai historis. Malah bisa menjadi lokasi silaturahmi warga di sini karena sering berinterkasi antar warga,” jelasnya. (sule/dms)
0 komentar:
Posting Komentar