SUKABUMI - Bisnis kuliner tampaknya menjadi salah satu pilihan untuk menanamkan investasi. Pasalnya, selain terbilang tahan krisis, bisnis kuliner juga tidak mengenal musiman.
Seperti yang dikatakan Asep Nursian. Owner bisnis Mie Bakso Tasik ini mulai membuka usahanya di Sukabumi sejak 9 Desember 2011. Meski baru seminggu melebarkan bisnis usahanya di Sukabumi tepatnya di Jl. Gudang Samping LP3I Sukabumi, ia dan keluarga telah membuka lima cabang usaha yang memiliki brand “Mie Bakso Tasik” di Bandung dan Tasikmalaya.
Kepada Radar Sukabumi, Asep berkisah, saat itu dirinya memang harus merogoh kocek cukup dalam untuk merintis usahanya ini. Namun, kerja kerasnya berbuah manis dan akhirnya dia bisa meraup omzet lumayan. Sebagai contoh meski baru membuka cabang usahanya di Kota Sukabumi ini, sedikitnya 100 porsi telah terjual.
Sebelum mendirikan usaha ini, Asep berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus swasta yang kini berdampingan dengan tempat usahanya. Sekaligus sebagai karyawan di KPP Pratama Sukabumi. Semua pekerjaannya tersebut ia lakoni dengan tekun dan penuh tanggung jawab. Meski jadwalnya padat setiap harinya, pria yang sudah berangkat ke tanah suci Makkah ini tetap mengutamakan tugas pokoknya sebagai seorang karyawan di KPP Pratama Sukabumi dan dosen.
“Meski saat ini saya membuka usaha Mie Bakso Tasik, profesi saya tetap diprioritaskan. Saya hanya memantau saja, karena disini saya sudah memiliki tenaga profesional yang sengaja didatangkan dari Tasik untuk turut serta mengembangkan bisnis kuliner ini,”tegasnya yang juga mengaku potensi bisnis kuliner di Sukabumi cukup potensial apalagi jika tol Bosuci dibuka.
Benar saja, bisnis kuliner yang baru saja ia buka kini terus menggeliat. Setiap hari tempat ini dipenuhi konsumen yang mayoritas dari kalangan mahasiswa. Lantaran tempat usahanya tersebut berada tepat dipinggir kampus tempat dimana ia mengajar. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Hanya Rp 10 ribu untuk Mie Baso Tasik, Rp 15 ribu untuk Mie Bakso Spesial. Jika konsumen ingin menambahkan babat, tahu, pangsit ataupun ceker, tinggal menambahkan uang sebesar Rp2 ribu/buah.
Strategi jitu ia keluarkan untuk menggaet konsumen lebih banyak lagi. Yaitu dengan menyebar kupon beli satu porsi gratis satu porsi ke sejumlah instansi dan perbankan.
“Produk kami terjamin keaslian, kehalalan dan tanpa bahan pengawet. Disini tidak menggunakan borak, mie dan baksonya pun kami buat sendiri, dengan menggunakan daging sapi pilihan tanpa campuran untuk baksonya dan kaldu ayam untuk kuahnya. Penyajiannya juga berbeda. Dalam satu mangkuk mie, kami tambahkan daging ayam cincang, dan yang paling kentara adalah saus yang digunakan adalah saus bawang kami datangkan langsung dari Tasik, karena hanya ada di Tasik harganya pun lumayan mahal,”tuturnya yang juga menambahkan ditempat usahanya juga menyediakan menu mie bakso kuah dan yamien manis /asin.
Sementara itu, sejumlah konsumen seperti Puji Fauziyah dan Rifal mengaku puas dengan produk yang ditawarkan. “Mie bakso disini rasanya jauh berbeda dengan tempat lain. Lebih enak, lezat dan harganya terjangkau. Proses pembuatannya cukup higienis bahkan kita bisa menyaksikannya langsung disini. Pelayanannya pun ramah,”pungkas ke-dua anak muda ini, kemarin. (sri)
Sumber Radar Sukabumi
0 komentar:
Posting Komentar