20 Mei 2011

Dasep, Pengrajin UKM Serba Perak

Sukabumi : Pengalaman yang diperoleh selama menjadi kuli pengrajin perak di Jakarta, Dasep (46), Warga Tipar Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi, dijadikannya sebagai guru yang berharga dalam hidupnya. Bukan hanya kerja semata yang dijalaninya, tetapi juga melatih diri dan belajar keterampilan. Alhasil, dirinya piawai dalam hal kerajinan perak. Dengan kemampuan yang diperolehnya, akhirnya dirinya pun meniatkan diri untuk berwirausaha sebagai pengrajin perhiasan perak.
Pada tahun 1986, setelah sekian lama merantau di Jakarta, Dasep kembali ke Sukabumi dan menetap di rumahnya. Ditemani sang istri, Yanti (37), dirinya kemudian menekuni pembuatan perhiasan dari perak. jenis perhiasan yang dibuatnya yaitu liontin, cincin, gelang, kalung, anting, dan sebagainya. Hasil kerajinannya ditawarkan dari rumah ke rumah dan dari instansi ke instansi. Lambat laun, akhirnya banyak orang yang membeli hasil kerajinannya. Bahkan satu persatu dari mereka,  mulai ada yang memesan untuk dibuatkan perhiasan. Mengetahui bahwa Dasep piawai dalam kerajinan perak, Diskoperindagkop Kota Sukabumi pun mengundangnya agar mengikuti setiap pameran perdagangan yang diselenggarakan. "Setelah selama tiga bulan saya berjualan dari instansi ke instansi.  Ketika itu,  diskoprindag meraih saya untuk mengikuti pameran yang diadakan oleh pihak Secapa Polri. Selang dua minggu kemudian, diajak mengikuti pameran ke Metro Trade Center (MTC) Bandung," tuturnya kepada Radar Sukabumi siang kemarin. Dengan tambahan modal yang terkumpul dari hasil penjualan perhiasan perak di setiap pameran, maka pada tahun 2006 Dasep membuka kios di Jalan Otista No. 81 Kota Sukabumi. Ketika itu, dirinya dibantu oleh 12 orang karyawan. "Saat istri saya melahirkan anak ke-3, saya pun menyewa kios. Pembuatan dan pemasaran perhiasan perak dipusatkan di sana," tuturnya.Dasep dikenal sebagai orang yang tidak pelit dengan pengetahuannya. Setiap orang yang ingin bisa membuat perhiasan, dirinya pun mengajarkannya. Bahkan pada tahun 2007, tujuh orang mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Fakultas Seni Rupa dan Desain, belajar di kios Dasep. "Mahasiswa tersebut belajar di sini dalam rangka Kerja Profesi I. Alhamdulillah dengan ketekunannya, pihak Fakultas memberinya nilai A. Sebelumnya nggak mengira bahwa mahasiswa Bandung tersebut mau belajar dengan saya," ungkapnya dengan rendah hati. Saat ini, ayah dari tiga anak ini memiliki enam karyawan. Dalam kegiatan produksinya, setiap hari memerlukan perak seberat 20 gram dan menghasilkan perhiasan rata-rata 6 buah per hari. Adapun harga tiap gramnya Rp8 ribu lima ratus - Rp9 ribu. Harganya berkisar dari Rp65 ribu-Rp1 juta. Adapun omset yang diperoleh dalam setiap bulannya rata-rata Rp4 juta. "Karyawan saya keluar masuk, sekarang tinggal 6 orang. Biasa mereka melihat peluang kerja di tempat lain. Namun saya welcome, andaikan mau kerja di sini lagi. Setiap hari saya bekerja dari pukul 09.00 WIB-pukul 21.00 WIB, kalau karyawan sampai pukul 15.00 WIB. Alhamdulillah, dengan kerja keras dan ketekunan, saya bisa membuka lapangan usaha dan mampu memenuhi kebutuhan sekolah anak," pungkasnya. (*) 
Laporan : Iwan Hermawan, Sukabumi

0 komentar:

Posting Komentar