2 Juli 2012

Melirik “Gurihnya” Bisnis Lele Sangkuriang

Sebuah usaha agro bisnis yang terbilang memiliki prospek dan hasil tinggi dalam dunia perniagaan saat ini salah satunya adalah lele Sangkuriang. Seperti halnya yang tengah dilakukan Andri Setiadi. Usaha tersebut tengah menjadikannnya sebagai pengusaha beromset tinggi setiap bulannya. Seperti apa usaha yang tengah ia jalankan?
Keuletan menjadi modal Andri Setiadi warga Kampung Legoksirna RT03 RW03 Desa Langensari, Parungkuda untuk mengurusi kolam-kolam kecil berukuran 3x3meter yang berisi sejumlah benih ikan berwarna gelap itu. Benih lele sangat rentan dan sensitif. Namun karena keuletan dan ketekunananya mengurus dan memeliharanya dengan teratur, lele kecil itu kini menjadi sebuah mesin produksi yang dapat menghasilkan lembaran-lembaran rupiah yang menjanjikan. 
Di usianya yang masih tergolong muda, ia mampu menjadikan dirinya sebagai seorang usahawan sukses dan profesional. Usaha yang sebelumnya hanya sebagai uji coba dan sampingan itu, kini tengah berkembang hingga menjadi sebuah produsen dan pemasok pasar hingga keluar daerah. “Usaha yang saat ini masih dalam tahap pengembangan ini awaalnya hanya sebagai sampingan, namun karena semakin banyaknya pesanan dan pemasarnnyapun tidak terlalu sulit. Hal itu membuat saya berpikir untuk terus mengembangkannya,”kata Andri, pria kelahiran Padang 1984 ini. 
Sebelumnya, jumlah lele yang dipeliharanya hanya sekitar dua ribu ekor. namun karena sebelumnya memiliki dasar dalam dunia perikanan, ia terus mengembangkannya hingga saat ini ia mampu mengeluarkan sekitar lima sampai enam ribu ekor setiap pekannya. “Lumayan, hanya sedikit buat tabungan,”ujarnya. Selain itu usaha yang tengah ia kembangkan ini tidak hanya pemeliharaan untuk konsumsi, tetapi ia memulainya dari nol atau dari pembibitan sendiri hingga siap jual. “Tidak membutuhkan waktu lama untuk memelihara lele jenis sangkuriang ini, hanya sekitar empat bulan saja dari penetasan hingga panen,”akunya. 
Selain itu, dalam pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan tidak terlalu rumit namun butuh perhatian dan keteraturan ekstra. Seorang pegawai, Hari Sunardi menuturkan, pemeliharaan lele tidaklah terlalu sulit, namun cukup membutuhkan pehatian lebih dan tidak boleh lengah. “Karena itu, usaha ini sangatlah rentan gagal bagi para pengusaha awal,”tuturnya. 
Dari beberapa jenis lele yang ada, jenis lele sangkuriang adalah salah satu jenis komoditi utama pilihan masyarakat umumnya. Selain itu, dalam kandungan rasa dan nilai ekonomi, jenis ini lebih diunggulkan. “Hal itu mungkin yang menjadi pembeda antara lel jenis sangkuriang dan jenis lainnya,” kata Hari. Kemudian daripada itu, segala ukuran yang menjadi klasifikasinya, kesemuanya memiliki harga dan jenis yang berparias dari ukuran yang terkecil, kemudian ukuran 34,38,57,58,68 hingga daging atau ukuran konsumsi berdeda harga dan nilainya. “hal itu tentu tidak terlepas dari kualitas yang diperlihatkan dalam lele itu sendiri, yang mana hal itu tergantung daripada pemeliharaanya,” kata Andri. 
Pemeliharaan lele Sangkuriang tidaklah membutuhkan waktu lama yakni untuk masa perkawinan, sekitar dua pekan dengan jumlah lele jantan dan betina sama dalam satu tempat. “Tentu sebelumnya dipisah terlebih dahulu,” imbuhnya. Kemudia penetasan hany sekitar 1-2 hari, setelah itu proses pemeliharaan ekstra dimulai, sebab saat-saat itu sejak usia sehari hingga ukuran-ukuran tertentu sangat rawan terhadap penyakit dan kematian. ” Rencananya tidak lama lagi akan melakukan penambahan dan pelebaran lokasi penampungan, sebab yang ada saat ini tidak cukup untuk menampung dan memeliharanya,”pungkasnya.(**) 

0 komentar:

Posting Komentar