SUKABUMI - Naiknya harga bahan bakar ditingkat eceran secara beruntun dalam dua bulan terahir, memberikan kontribusi signifikan terhadap terjadinya inflasi di Kota Sukabumi.
Hal tersebut dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Statistik Distribusi BPS Kota Sukabumi, Anita. Menurutnya, ada faktor lain yang menyebabkan inflasi di Kota Mochi ini. Diantaranya, tingginya biaya berobat dan naiknya ongkos transportasi.
“Faktor-faktor diatas menjadikan Kota Sukabumi mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,31% pada Mei 2012,”katanya.
Sesuai dengan misinya BPS Kota Sukabumi sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, kami memberikan informasi yang sangat aktual. Sehingga bisa memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
Dan lagi lanjut Anita, menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan khusunya di Sukabumi Umumnya di Indonesia.
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, merupakan tugas pokok BPS. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kegiatan statistik, juga merupakan salah satu fungsi yang harus dilaksanakan oleh BPS Kota Sukabumi dan lagi BPS memiliki salah satu wewenang yaitu perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
“Sepanjang 2012 (sampai dengan bulan Mei ) di Kota Sukabumi terjadi inflasi sebesar 1,15%,”ujarnya. Menurutnya, kelompok kesehatan menjadi penyumbang inflasi tertinggi, dibanding kelompok pengeluaran lainya, yakni mencapai 3,34%. Sebaliknya kelompok pendidikan,rekreasi dan olahraga mengalami inflasi terendah sebesar 0,03% .
“Secara umum komoditas yang menyumbang inflasi dan deflasi secara dominan pada bulan Mei 2012 tercatat ada 89 barang dan jasa, dalam paket komoditas Kota Sukabumi yang mengalami perubahan harga. Dimana 54 barang dan jasa mengalami kenaikan harga dan 35 lainya mengalami penurunan,”urainya.
Berdasarkan data yang diterima dari Kantor BPS Kota Sukabumi menyebutkan, andil tertinggi disumbangkan oleh bahan bakar rumah tangga (LPG) yakni sebesar 0,073%, kemudian mobil 0,071 % , tarif rumah sakit 0,062 %, jengkol 0.051 %, tarif puskesmas 0,044 %, bawang merah 0,022 %, kue kering bermiyak 0,022 %, rokok kretek 0,015%, teri asin 0,014 %, dan kusen 0,007%. Sedangkan andil deflasi disumbangkan oleh telur ayam ras 0,046%,beras 0, 039%, cabe merah 0,012 %, tomat sayur 0,004%, emas perhiasan 0,004%, bawang putih 0,002%, bensin 0,002%, sepat asin 0,002%.
“Jumlah kota-kota IHK di Indonesia yang mengalami inflasi dan deflasi hampir berimbang, dan hampir seluruh Ibukota Provinsi di pulau Jawa mengalami inflasi di Mei 2012, kecuali Kota Bandung, Ibu Kota Jawa Barat yang mengalami deflasi sebesar 0,23%, Kota Semarang mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,36%,”terangnya.
Secara gabungan di Jawa Barat terjadi inflasi sebesar 0,03 %, diatara tujuh kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tiga kota mengalami deflasi yaitu Kota Depok sebesar 0,40%, Kota Sukabumi 0,31%, dan Kota Cirebon sebesar 0,10%. Sedangkan deflasi dialami oleh Kota Bandung sebesar 0,23 %, Kota Tasikmalaya sebesar 0,008%, Kota Bekasi 0,04% dan kota Bogor 0,03%.
“Sedangkan inflasi tahun kalender (year to date ) Kota Sukabumi yakni bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2012 sebesar 1,15%, sementara inflasi tahun ketahun atau (year on year) “mei 2012 terhadap mei 2011″ di Kota sukabumi sebesar 5,06 % *sumber warta IHK Kota Sukabumi,”pungkasnya. (cr5)
0 komentar:
Posting Komentar