CIKOLE – Rencana pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun ini langsung menuai reaksi dari kalangan pengusaha angkutan darat di Kota Sukabumi. Soalnya, kenaikan harga BBM ini dipastikan akan memberatkan penggiat usaha angkutan umum, termasuk sopir. Itu karena biaya operasional dipastikan akan melonjak sementara peminat angkutan umum belakangan ini semakin menurun.
Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Sukabumi Pepen Suryatna mengatakan kenaikan harga BBM selalu diikuti dengan kenaikan tarif angkutan umum. Imbasnya minat warga untuk menggunakan angkutan umum dipastikan akan semakin menurun. “Padahal biaya operasional tinggi. Belum lagi para sopir yang dikejar target setoran lebih tinggi pula. Ini tentu sangat menyulitkan,” kata Pepen.
Kenaikan harga BBM pada tahun sebelumnya diakui masih menyisakan pilu bagi pengusaha angkutan. Bahkan sejumlah pengusaha angkutan umum, khusus bus terpaksa gulung tikar. Dari 12 pengusaha kini hanya empat pengusaha yang masih beroperasi, akibat tidak proporsionalnya biaya operasional dengan pemasukan. “Kenaikan harga BBM juga berdampak pada kenaikan suku cadang kendaraan sehingga pengusaha bus merasa keberatan,” ungkap Pepen.
Selama ini di Kota Sukabumi, sopir angkot menarik tarif penumpang angkot sebesar Rp 2.000 untuk umum sedangkan pelajar Rp 1.000 yang diberikan subsidi oleh pemerintah. “Dengan kenaikan BBM ini sudah barang tentu akan kami lakukan rapat dan koordinasi dengan pihak Muspida Kota Sukabumi, terutama dengan tarif subsidi bagi penumpang pelajar,” katanya.
Diakui Pepen, saat ini sopir angkot di Kota Sukabumi benar-benar terbelit masalah makin kurangnya penumpang. Jumlah angkot juga semakin banyak, bahkan untuk sejumlah trayek terpaksa diberlakukan dua shift. Misalnya untuk angkot 10 (Jurusan Selabintana-Kota) yang jumlahnya sekitar 160 unit, pengoperasiannya dibagi dua. Yaitu 80 angkot beroperasi mulai Pukul 12.00 WIB sampai pukul 24.00, sementara 80 lainnya baru boleh mulai mencari penumpang pukul 00.01 WIB sampai Pukul 12.00 WIB.
“Penghasilan sopir angkot sekarang ini turun, jika dulu bisa mendapat penghasilan bersih Rp 100 ribu per hari kini sudah syukur kalau bisa bawa pulang ke rumah Rp 50,000 per hari,” pungkasnya. (Radar Sukabumi)
0 komentar:
Posting Komentar