8 Oktober 2011

Suksesnya Pengrajin Perak Sukabumi

Kota Sukabumi bukan hanya terkenal  dengan  wisata  kulinernya  saja. Namun  kota  yang  dijuluki Kota  Moci  inipun  kaya  akan  aneka ragam  kerajinan  tangan. Salah satunya pengrajin Perak Bumi.
Bila Anda  dan keluarga berwisata  ke Kota Sukabumi tidak ada salahnya untuk singgah  sejenak  ke Perak Bumi yang berlokasi di Jalan  Otista Kota Sukabumi. Tepatnya diseberang rel Kerata api Sukabumi- Bandung inilah terdapat tempat  pembuatan sekaligus pemasaran aksesoris  khas Kota Sukabumi  yang  berbahan  baku perak yang dikelola langsung oleh Dasep S Mustakim (48).
Hampir setiap saat tempat ini selalu ramai pengunjung. Disini banyak yang menunggu pesanan berbagai macam bentuk dan corak aksesoris ini. Tidak hanya konsumen yang datang dari pelosok saja, bahkan orang tuanya pun banyak yang menyukainya. Terlihat sejumlah remaja semua usia menghampiri tempat dimana Dasep menyalurkan keahliannya tersebut.
Owner Perak Bumi, Dasep S MUstakim (48) mengaku tak menyangka jika  usahanya dibidang  perak ini sukses seperti sekarang. Awalnya kegiatannya itu bermula dari keisengan. Namun  seiring berjalanannya  waktu  produk kerajinan tangannya ini bisa tembus ke pasaran lokal ,nasional hingga internasional . Bukan hanya pasar di Jakarta, Bandung  dan Bogor saja, tapi karyanya ini sampai nembus ke Malaysia dan Singapura.
“Kami senang karya kami bisa disenangi orang. Karya kami ini sudah langganan meraih berbagai macam penghargaan. Berulang kali karya kami diikutsertakan sebagai peserta di setiap pameran baik yang diselenggarakan Pemkot Sukabumi lewat Diskoperindag ataupun ditingkat nasional, seperti pameran Smesco dan  Koperatif di Bandung,”ujarnya kepada Radar Sukabumi.
Februari  2006 lalu menjadi langkah awal Dasep  memulai bisnisnya di bidang kerajinan tangan ini dengan  nama Perak Bumi yang  artinya  Perak  Sukabumi. Awalnya  dia  berharap  dengan kegiatan ini dia ingin menyatukan seluruh pengrajin  perak yang ada di Kota Sukabumi dalam sebuah  wadah. Sehingga para pengunjung dan  penyuka  aksesoris tidak  perlu sulit mencarinya.
“Bahkan  hal ini bisa  menaikan  Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi,”terangnya.
Berbagai macam bentuk dan corak bisa dihasilkan Dasep. Mulai dari gelang, cincin dan kalung serta  berbagai macam aksesoris lainnya. Tidak itu saja, harga yang ditawarkan sangat  terjangkau.
“Harganya sangat terjangkau alias murah. Untuk 1 gramnya Rp 25 ribu,”bebernya.
Saking banyaknya order dan pesanan dari berbagai daerah, Dasep mengaku kewalahan. Karena  menurutnya kekurangan tenaga atau karyawan. “Kita sekarang lagi kerepotan. Masalahnya  banyaknya pesanan konsumen, tapi tenaga kita kekurangan. Sehingga banyak pesanan yang kita tolak,”tuturnya.
Saat ditanya masalah  keutungan  yang diperoleh  dari  karyanya tersebut, Dasep mengaku  bahwa keuntungan bersih yang diterima sekitar Rp 5 juta/hari. Kini usahanya mulai  berkembang ke aksesoris. Tak tanggung tanggung Dasep sekarang membuka cabang baru di Gg. Harapan Jl. A Yani Kota Sukabumi dan  di depan Tiga Dara (samping Ramayana Sukabumi,red) bernama  “Atu Asesoris”. “Jadi sekarang bagi penyuka aksesoris berbahan perak dijamin ga bakalan susah nyari lagi. Saya ucapkan banyak terimakasih pada Pemkot Sukabumi terlebih kepada Diskoperindag. Namun ada yang belum terlaksana karena dari  dulu saya ingin punya lahan untuk menampung  seluruh  pengarajin  perak se-Kota Sukabumi atau pasar kerajinan  perak satu atap seperti di Rawa Besi Jakarta. Saya harap ada bantuan untuk memfasilitasi pelatihan. Untuk menciptakan pengrajin perak yang  baru,”pungkasnya. (*)




Ingin Bangun Pasar Perak Bumi Satu Atap, Harap Dibantu Pemda
Keutungan  yang diperoleh  dari pembuatan perak ini cukup fantastis. Pengelolanya bisa meraih keuntungan bersih sekitar Rp 5 juta/hari. Tak hanya itu, usahanya mulai berkembang dengan membuka cabang baru.
Berbagai macam bentuk, corak dan ragam asesoris yang dihasilkan pengrajin asal Kota Sukabumi Perak Bumi sudah tidak diragukan lagi. Terlebih buah karya putra Sukabumi ini mampu menuju pasar Asia mulai dari Malaysia hingga Singapura. Apalagi pasar domestik sepertinya sudah jadi santapan sehari hari.
Hampir tiap hari para penggemar asesoris berbahan baku perak ini terus membanjiri lokasi kerajinan perak yang berlokasi di Jalan Otista Kota Sukabumi.
Dalam perjalanannya, Dasep Mustaqim (48) melihat antusiasme para pecinta perak di Sukabumi cukup tinggi. Lantas dirinya memberanikan diri untuk membuat pusat kerajinan yang ia namakan Perak Bumi.
Dasep pun memiliki cita-cita untuk makin menggencarkan pemasaran produk yang berasal dari perak ini. “Saya ingin menggabungkan seluruh pengrajin perak yang ada di Kota Sukabumi yang kini keberadaannya terpencar pencar. Ada yang di Pasar Pelita, Cisaat hingga Kota Paris,”ujarnya kepada Radar Sukabumi.
Konsep yang dicita-citakannya tersebut tiada lain untuk memanjakan penyuka aksesoris perak. “Saya ingin membangun Pasar Perak Bumi Satu Atap. Artinya seluruh pengrajin aksesoris perak mulai dari penggosok,pengrajin dan para tukang krum berkumpul bersama disebuah tempat pemasaran. Sehingga para penyuka aksesoris ini bisa dengan mudah mencari dan mebeli produk perak yang merupakan khas Kota Sukabumi. Bahkan jika pasar ini benar benar terwujud bisa menaikkan PAD,”katanya.
Para  pengrajin perak di Kota Sukabumi ini mencapai 70 orang lebih yang keberadaannya terpisah pisah. Semuanya tersebar di bebagai sudut Kota Sukabumi. “Mayoritas yang diharapkan para pengrajin ini bisa dibantu Pemerintah Kota Sukabumi maupun pusat dalam hal pendanaan. Guna mempertahankan produk perak yang merupakan salah satu khas Kota Moci,”imbuhnya.
Laporan : Hendi Subrata- Radar Sukabumi

0 komentar:

Posting Komentar