Kota Sukabumi bukan hanya terkenal dengan wisata kulinernya saja.
Namun kota yang dijuluki Kota Moci inipun kaya akan aneka
ragam kerajinan tangan. Salah satunya pengrajin Perak Bumi.
Bila Anda dan keluarga berwisata ke Kota Sukabumi tidak ada
salahnya untuk singgah sejenak ke Perak Bumi yang berlokasi di Jalan
Otista Kota Sukabumi. Tepatnya diseberang rel Kerata api Sukabumi-
Bandung inilah terdapat tempat pembuatan sekaligus pemasaran aksesoris
khas Kota Sukabumi yang berbahan baku perak yang dikelola langsung
oleh Dasep S Mustakim (48).
Hampir setiap saat tempat ini selalu ramai pengunjung. Disini banyak yang menunggu pesanan berbagai macam bentuk dan corak aksesoris ini. Tidak hanya konsumen yang datang dari pelosok saja, bahkan orang tuanya pun banyak yang menyukainya. Terlihat sejumlah remaja semua usia menghampiri tempat dimana Dasep menyalurkan keahliannya tersebut.
Owner Perak Bumi, Dasep S MUstakim (48) mengaku tak menyangka jika usahanya dibidang perak ini sukses seperti sekarang. Awalnya kegiatannya itu bermula dari keisengan. Namun seiring berjalanannya waktu produk kerajinan tangannya ini bisa tembus ke pasaran lokal ,nasional hingga internasional . Bukan hanya pasar di Jakarta, Bandung dan Bogor saja, tapi karyanya ini sampai nembus ke Malaysia dan Singapura.
“Kami senang karya kami bisa disenangi orang. Karya kami ini sudah langganan meraih berbagai macam penghargaan. Berulang kali karya kami diikutsertakan sebagai peserta di setiap pameran baik yang diselenggarakan Pemkot Sukabumi lewat Diskoperindag ataupun ditingkat nasional, seperti pameran Smesco dan Koperatif di Bandung,”ujarnya kepada Radar Sukabumi.
Februari 2006 lalu menjadi langkah awal Dasep memulai bisnisnya di bidang kerajinan tangan ini dengan nama Perak Bumi yang artinya Perak Sukabumi. Awalnya dia berharap dengan kegiatan ini dia ingin menyatukan seluruh pengrajin perak yang ada di Kota Sukabumi dalam sebuah wadah. Sehingga para pengunjung dan penyuka aksesoris tidak perlu sulit mencarinya.
“Bahkan hal ini bisa menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi,”terangnya.
Berbagai macam bentuk dan corak bisa dihasilkan Dasep. Mulai dari gelang, cincin dan kalung serta berbagai macam aksesoris lainnya. Tidak itu saja, harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
“Harganya sangat terjangkau alias murah. Untuk 1 gramnya Rp 25 ribu,”bebernya.
Saking banyaknya order dan pesanan dari berbagai daerah, Dasep mengaku kewalahan. Karena menurutnya kekurangan tenaga atau karyawan. “Kita sekarang lagi kerepotan. Masalahnya banyaknya pesanan konsumen, tapi tenaga kita kekurangan. Sehingga banyak pesanan yang kita tolak,”tuturnya.
Saat ditanya masalah keutungan yang diperoleh dari karyanya tersebut, Dasep mengaku bahwa keuntungan bersih yang diterima sekitar Rp 5 juta/hari. Kini usahanya mulai berkembang ke aksesoris. Tak tanggung tanggung Dasep sekarang membuka cabang baru di Gg. Harapan Jl. A Yani Kota Sukabumi dan di depan Tiga Dara (samping Ramayana Sukabumi,red) bernama “Atu Asesoris”. “Jadi sekarang bagi penyuka aksesoris berbahan perak dijamin ga bakalan susah nyari lagi. Saya ucapkan banyak terimakasih pada Pemkot Sukabumi terlebih kepada Diskoperindag. Namun ada yang belum terlaksana karena dari dulu saya ingin punya lahan untuk menampung seluruh pengarajin perak se-Kota Sukabumi atau pasar kerajinan perak satu atap seperti di Rawa Besi Jakarta. Saya harap ada bantuan untuk memfasilitasi pelatihan. Untuk menciptakan pengrajin perak yang baru,”pungkasnya. (*)
Hampir setiap saat tempat ini selalu ramai pengunjung. Disini banyak yang menunggu pesanan berbagai macam bentuk dan corak aksesoris ini. Tidak hanya konsumen yang datang dari pelosok saja, bahkan orang tuanya pun banyak yang menyukainya. Terlihat sejumlah remaja semua usia menghampiri tempat dimana Dasep menyalurkan keahliannya tersebut.
Owner Perak Bumi, Dasep S MUstakim (48) mengaku tak menyangka jika usahanya dibidang perak ini sukses seperti sekarang. Awalnya kegiatannya itu bermula dari keisengan. Namun seiring berjalanannya waktu produk kerajinan tangannya ini bisa tembus ke pasaran lokal ,nasional hingga internasional . Bukan hanya pasar di Jakarta, Bandung dan Bogor saja, tapi karyanya ini sampai nembus ke Malaysia dan Singapura.
“Kami senang karya kami bisa disenangi orang. Karya kami ini sudah langganan meraih berbagai macam penghargaan. Berulang kali karya kami diikutsertakan sebagai peserta di setiap pameran baik yang diselenggarakan Pemkot Sukabumi lewat Diskoperindag ataupun ditingkat nasional, seperti pameran Smesco dan Koperatif di Bandung,”ujarnya kepada Radar Sukabumi.
Februari 2006 lalu menjadi langkah awal Dasep memulai bisnisnya di bidang kerajinan tangan ini dengan nama Perak Bumi yang artinya Perak Sukabumi. Awalnya dia berharap dengan kegiatan ini dia ingin menyatukan seluruh pengrajin perak yang ada di Kota Sukabumi dalam sebuah wadah. Sehingga para pengunjung dan penyuka aksesoris tidak perlu sulit mencarinya.
“Bahkan hal ini bisa menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi,”terangnya.
Berbagai macam bentuk dan corak bisa dihasilkan Dasep. Mulai dari gelang, cincin dan kalung serta berbagai macam aksesoris lainnya. Tidak itu saja, harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
“Harganya sangat terjangkau alias murah. Untuk 1 gramnya Rp 25 ribu,”bebernya.
Saking banyaknya order dan pesanan dari berbagai daerah, Dasep mengaku kewalahan. Karena menurutnya kekurangan tenaga atau karyawan. “Kita sekarang lagi kerepotan. Masalahnya banyaknya pesanan konsumen, tapi tenaga kita kekurangan. Sehingga banyak pesanan yang kita tolak,”tuturnya.
Saat ditanya masalah keutungan yang diperoleh dari karyanya tersebut, Dasep mengaku bahwa keuntungan bersih yang diterima sekitar Rp 5 juta/hari. Kini usahanya mulai berkembang ke aksesoris. Tak tanggung tanggung Dasep sekarang membuka cabang baru di Gg. Harapan Jl. A Yani Kota Sukabumi dan di depan Tiga Dara (samping Ramayana Sukabumi,red) bernama “Atu Asesoris”. “Jadi sekarang bagi penyuka aksesoris berbahan perak dijamin ga bakalan susah nyari lagi. Saya ucapkan banyak terimakasih pada Pemkot Sukabumi terlebih kepada Diskoperindag. Namun ada yang belum terlaksana karena dari dulu saya ingin punya lahan untuk menampung seluruh pengarajin perak se-Kota Sukabumi atau pasar kerajinan perak satu atap seperti di Rawa Besi Jakarta. Saya harap ada bantuan untuk memfasilitasi pelatihan. Untuk menciptakan pengrajin perak yang baru,”pungkasnya. (*)
Ingin Bangun Pasar Perak Bumi Satu Atap, Harap Dibantu Pemda
Keutungan yang diperoleh dari pembuatan perak ini cukup fantastis. Pengelolanya bisa meraih keuntungan bersih sekitar Rp 5 juta/hari. Tak hanya itu, usahanya mulai berkembang dengan membuka cabang baru.
Berbagai macam bentuk, corak dan ragam asesoris yang dihasilkan pengrajin asal Kota Sukabumi Perak Bumi sudah tidak diragukan lagi. Terlebih buah karya putra Sukabumi ini mampu menuju pasar Asia mulai dari Malaysia hingga Singapura. Apalagi pasar domestik sepertinya sudah jadi santapan sehari hari.
Hampir tiap hari para penggemar asesoris berbahan baku perak ini terus membanjiri lokasi kerajinan perak yang berlokasi di Jalan Otista Kota Sukabumi.
Dalam perjalanannya, Dasep Mustaqim (48) melihat antusiasme para pecinta perak di Sukabumi cukup tinggi. Lantas dirinya memberanikan diri untuk membuat pusat kerajinan yang ia namakan Perak Bumi.
Dasep pun memiliki cita-cita untuk makin menggencarkan pemasaran produk yang berasal dari perak ini. “Saya ingin menggabungkan seluruh pengrajin perak yang ada di Kota Sukabumi yang kini keberadaannya terpencar pencar. Ada yang di Pasar Pelita, Cisaat hingga Kota Paris,”ujarnya kepada Radar Sukabumi.
Konsep yang dicita-citakannya tersebut tiada lain untuk memanjakan penyuka aksesoris perak. “Saya ingin membangun Pasar Perak Bumi Satu Atap. Artinya seluruh pengrajin aksesoris perak mulai dari penggosok,pengrajin dan para tukang krum berkumpul bersama disebuah tempat pemasaran. Sehingga para penyuka aksesoris ini bisa dengan mudah mencari dan mebeli produk perak yang merupakan khas Kota Sukabumi. Bahkan jika pasar ini benar benar terwujud bisa menaikkan PAD,”katanya.
Para pengrajin perak di Kota Sukabumi ini mencapai 70 orang lebih yang keberadaannya terpisah pisah. Semuanya tersebar di bebagai sudut Kota Sukabumi. “Mayoritas yang diharapkan para pengrajin ini bisa dibantu Pemerintah Kota Sukabumi maupun pusat dalam hal pendanaan. Guna mempertahankan produk perak yang merupakan salah satu khas Kota Moci,”imbuhnya.
Laporan : Hendi Subrata- Radar Sukabumi
0 komentar:
Posting Komentar