19 April 2011

Geliat Pengusaha Kripset Sukabumi

Rasanya yang Pedas Mampu Merambah Australia
Peluang pasar Keripik Setan (Kripset) yang menjanjikan dan terbuka lebar, membuat Dindin Solehudin (37) mengambil suatu keputusan. Dirinya berhenti dari pekerjaannya sebagai sales (penjaja), untuk beralih menjadi seorang pengusaha kripik setan.Niatnya adalah menuju penghidupan yang mandiri, membuka lapangan pekerjaan baru dan pengentasan kemiskinan.
Memasuki gang di wilayah Jalan Pramuka Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi, Reporter Radar Sukabumi menelusuri tempat pembuatan kripset. Sempat kami kesulitan melewatinya, sehubungan gang tidak bisa dilalui oleh sepeda motor secara lalu lalang. Sepintas mungkin orang tidak akan mengira,di pinggir gang yang sesempit itu akan ditemui  seorang pengusaha sukses. Pengusaha tersebut ternyata adalah Dindin Solehudin atau akrab disapa Dindin, yang kemudian dengan kesahajaannya bertutur tentang petualangannya selama berbisnis. 
Setelah Dindin menikah dengan wanita pujaannya Ria Harmonis,dirinya tidak tinggal diam untuk mencari penghidupan. Ketika itu, tepatnya awal September 2008 didapatilah pekerjaan sebagai sales. Setiap hari ia menjajakan kripik setan, yang diproduksi oleh pabrik milik pengusaha terkemuka di Kota Sukabumi."Kami ketika itu ngampas kripset ke warung-warung yang ada di Kota Sukabumi," tuturnya dalam  mengawali kisahnya. 
Dengan bakat dagang dan kepiawaiannya berkomunikasi, barang yang dijajakan Dindin pun mampu laku terjual."Ya, rata-rata delapan bal laku terjual dalam setiap harinya," lanjutnya. Dindin yang memiliki insting dalam berbisnis, rupanya mulai membaca peluang pasar. "Barang tersebut mulai populer dan mulai disukai oleh para konsumen. Rupanya rasa gurih dan pedasnya yang membuat orang ketagihan," sambungnya. 
Selanjutnya, terbesitlah di benak Dindin untuk membuka usaha sendiri. Selang beberapa bulan kemudian, ia memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai sales. "Kami kemudian memulai untuk memproduksi kripset,ketika itu masih dikerjakan secara manual. Berbeda dengan sekarang, mulai dikerjakan dengan mesin. Namun, alhamdulillah hasil produksi dan penghasilan usaha kian meningkat, " katanya. 
Setelah mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp20 juta, pada 2009  Dindin kemudian merekruit karyawan dan mendirikan pabrik pengolahan kripset. "Di areal tanah milik orang tuanyah, Dindin kemudian mendirikan pabrik," sahut karyawannya, Asep Kusniadi. Dibantu 20 orang karyawan, Dindin mampu memasarkan hasil produksinya ke Bekasi, Tangerang, Jakarta bahkan Australia. "Untuk pemasaran, 90 % ke luar daerah. Sengaja kami mengurangi pemasaran di wilayah Kota Sukabumi, kan kasihan dengan pengusaha setempat. Mereka kan membutuhkan pelanggan," pungkasnya. (*)

2 komentar:

  1. Terima asih banyak atas dimuatnya artikel perusahaan kami.
    Dan sebagai info saja bahwa para penikmat kripset dapat mengunjungi website kami apabila ingn membeli produk kripset 425, di http://425kripset.com

    BalasHapus
  2. Terima kasih infonya, sangat menginspirasi saya.

    BalasHapus